Wednesday, December 26, 2012

__My First Kiss and The Last Kiss - Mini Fanfiction Series [Part 2]__





Title : “ My First Kiss and The Last Kiss – Mini Fanfiction Series [Part 2] “
Author : Shippa
              Facebook : Shippa Kim
              Twitter : @shippa3

Main Cast
·         SHINee’s Key a.k.a Kim Kibum
·         Shippa Kim a.k.a Jung Hyun Hoon

Sub Cast
·         Super Junior’s Yesung a.k.a Kim Jong Woon

Genre : Angst, Hurt, a little bit romance

Length : Series

Rate : PG 15 (+)

Created Picture by : YeHyun Edited
                                 (Cover FF visualisasi Jung Hyun Hoon menggunakan Do Hwe Ji ulzzang)

Disclaimer : Story milik saya, ide ini mengalir murni dari otak saya. Cast yang terdapat dalam story adalah milik saya, dan Key adalah selingkuhan saya dan namja yang membuat saya berpaling sementara dari Yesung, sang suami tercinta. *digaplok berjamaah*. Don’t coppast from anywhere! Kecuali jika saya ijinkan *PD XD*.  Big thanks to my best aditor Sagari Nilamsari (http://www.facebook.com/MonkeyhyukDarl), tanpa dia mana mungkin saya bisa percaya diri untuk posting Mini FF gaje ini ^^ gomapta :D


``````` Happy Reading ````````


                                                                      ==story begin==


Preview POV

            “ kau sudah sadar, Kibum-ah? “

            Seorang lelaki tampan yang lebih tua darinya adalah orang pertama yang dilihat Kibum pagi ini. Kim Jong Woon yang merupakan sahabat baiknya yang bekerja disalah satu rumah sakit ternama ini menunggu Kibum di rumah sakit semalaman.

            “ ah, hyung. Mengapa aku bisa disini. Apa yang terjadi padaku? “ ucapnya sembari memegangi kepalanya yang masih terasa pening dan berat. Ia merasakan tubuhnyapun seolah lemas, karena mungkin ia terlalu banyak memuntahkan cairan itu dari dalam tubuhnya.

            “ kau tak sadarkan diri semalam, dan kebetulan aku tengah melewati jalan tempat kau ditemukan, Kibum-ah. Apa sekarang kondisimu baik – baik saja? kau ini adalah pasienku yang paling nakal! seharusnya kau telah menjalani operasi untuk mengangkat tumor ganas itu. “ Kibum hanya terkekeh dengan wajah yang masih terlihat sangat pucat.

            “ banyak ketakutan yang kurasakan, Hyung. Bagaimana jika nyawaku tak selamat dan aku harus berakhir dimeja operasi? atau jika aku bisa selamat, bagaimana jika pasca operasi nanti aku mengalami kelumpuhan dan kehilangan ingatanku, eoh? “ Jong Woon hanya terkekeh, ia tak pernah menyangka jika lelaki yang ia kenal sejak kecil itu mempunyai pikiran seperti itu.

            “ apa karena gadis itu, Kibum-ah? “ Kibum mengangguk, kedua bola matanya kini menatap nanar jendela rumah sakit.

            “ apa aku sudah boleh pulang, hyung? Bagaimana, apakah eomma dan appa tak tahu hal ini? “ Jong Woon hanya menggeleng, hanya ia dan Kibum yang mengetahui penyakit mematikan itu. 1 tahun lamanya tumor ganas bersarang dikepala Kibum, namun lelaki tampan itu sengaja merahasiakan perihal penyakitnya pada orang tuanya maupun pada kekasihnya Hyun Hoon.

            “ selama kau tak mengijinkan, akan kupastikan jika rahasiamu aman ditanganku, Kibum-ah. Tunggulah sampai infuse mu habis, paling tidak kau beristirahatlah dulu untuk memulihkan tenagamu. “ Kibum hanya mengangguk, lelaki tampan itu kemudian merebahkan kembali tubuhnya ditempat tidur dan kembali terlelap setelah Jong Woon menyuntikan cairan obat tidur kedalam selang Infuse miliknya.

Preview END



```OoO```


            Kibum mengerjapkan kedua kelopak matanya, lelaki tampan itu kini terbangun dari tidurnya setelah Jong Woon memberikan suntikan obat tidur padanya. Ia kemudian bangkit dan merasa jika tubuhnya tak selemas tadi pagi. Ditatapnya sebuah ponsel touch bersarung silicon pink miliknya yang tergeletak tak bernyawa sedari semalam.


            “ aish..mati! “ ucapnya kesal. Ia hanya bisa berdecak kesal, lalu melempar kembali ponsel miliknya pada bed rumah sakit. Lelaki tampan itu menatap sebuah jam dinding yang terpasang pada dinding dihadapannya. Waktu menunjukan pukul 2 sore hari rupanya, ia terperangah mendapati dirinya tertidur selama itu dan Jong Woon tak membangunkannya.

            “ Kibum-ah, kau sudah bangun. “ seorang lelaki tampan berperawakan sama dengannya memasuki kamar yang ia tempati selama dirumah sakit, lelaki itu adalah Kim Jong Woon yang merupakan sahabat sekaligus teman satu apartement dengannya. kibum hanya mengangguk, kemudian ia mendudukkan kembali tubuhnya dibed.

            “ mengapa hyung tak membangunkan aku? “ ucapnya sembari menerima sebuah nampan berisi bubur dan beberapa potongan buah dan segelas susu didalamnya.

            “ kau kuberi obat tidur, mana mungkin akan terbangun jika obat tidur yang kusuntikan masih bereaksi dalam tubuhmu. Lagipula kau memang seharusnya beristirahat total, paling tidak 2 hari kedepan, Kibum-ah. “ Kibum menggelengkan kepalanya lembut sembari memasukan satu sendok bubur kedalam mulutnya.

            “ sudah kubilang, aku sudah merasa baik – baik saja, Jong Woon hyung. Untuk apa aku harus berlama – lama disini, eoh. kau tahu bukan, mana bisa aku membayar tagihan rumah sakit ini? “ Jong Woon hanya terkekeh, lelaki tampan itu kemudian berjalan kearah jendela lalu membukanya dan memberi kesempatan pada sinar matahari pagi masuk kedalam ruangan bercat putih itu.

            “ pasienku yang nakal itu hanya kau, Kibum-ah. Sejak kapan kau mengkhawatirkan biaya rumah sakit, eoh! aku sudah pernah bilang padamu, urusan biaya rumah sakit kau tak perlu khawatir, aku yang akan menanggung semua biaya rumah sakit itu. “ ucap Jong Woon gemas.

            “ shirreo! Mana mungkin soal biaya rumah sakit saja, aku harus membebankannya padamu, hyung. Lagipula yang merasakan sakit tidaknya itu aku, bukan kau. Arraseo! “ Jong Woon memang selalu mengalah jika sifat keras kepala Kibum mulai muncul.

            “ terserah kau sajalah. “ ucapnya.

            “ hyung, apa aku sudah boleh pulang? “ Jong Woon berjalan mendekati Kibum dan duduk disampingnya. Ia hanya diam tak menjawab ucapan yang dilontarkan Kibum padanya, sepertinya ada sesuatu yang ingin Jong Woon katakan pada Kibum.

            “ ada yang ingin aku katakan padamu, Kibum-ah. Ini mengenai penyakitmu? “ ucap lelaki tampan itu dengan sedikit menghembuskan nafasnya yang terasa berat.

            “ waeyo, apakah usiaku tidak akan lama lagi, hyung? Aku sudah menduganya! “ ucap Kibum mencoba menebak apa yang akan diucapkan Jong Woon padanya.

            “ lakukan operasi, Kibum-ah. Karena hanya itu cara agar kau bisa pulih kembali! “ Jong Woon meremas bahu Kibum begitu kuat, membuat Kibum terlihat sedikit meringis kesakitan.

            Berpuluh – puluh kali Jong Woon berusaha membujuk Kibum agar melakukan operasi pengangkatan tumor yang bersarang diotaknya, berpuluh – puluh kali pula lelaki tampan itu selalu menolak dengan alasan yang sama.

            “ shirreo, hyung. Aku tidak mau melakukan itu jika akan membuatku kehilangan memori ingatanku. “ Kibum kembali menolak, ia berusaha mencari cara agar Jong Woon tak selalu memaksanya untuk melakukan operasi itu padanya.

            “ kita ke Amerika, Kibum-ah. Kita lakukan operasi itu disana, aku yang akan membiayai operasimu disana. Kau akan pulih, kau tidak akan mengalami kelumpuhan, kalaupun kau kehilangan ingatanmu, itu tak akan permanen, Kibum-ah?? “ ucap Jong Woon berusaha meyakinkan lelaki tampan disampingnya itu.

            “ entahlah, hyung. Aku ingin pulang, bisakah kau mengantarku keapartement sekarang? “ ucapan itu yang mengakhiri usaha keras Jong Woon yang terus membujuknya. Jong Woon hanya mengangguk dan menyerah atas usahanya membujuk Kibum.

            “ urusan kita belum selesai, Kibum-ah. Kita lanjutkan ini nanti, setelah aku pulang bekerja. “ Kibum hanya menyeringai, kemudian keduanya kini melangkahkan kakinya meninggalkan rumah sakit.




```OoO```


            Ucapan Jong Woon masih terngiang ditelinganya, Kibum masih duduk terdiam setibanya diapartement setelah Jong Woon mengantarnya. Lelaki itu masih berfikir keras tentang tawaran Jong Woon dirumah sakit tadi. Kibum kembali menatap nanar sinar lampur temaram dikamarnya itu, kemudian ia meraih sebuah bingkai foto berisi potret gadis cantik yang telah 5 bulan ini bersamanya, memberikan banyak kebahagiaan dan memberikan banyak harapan untuk bisa bertahan hidup lebih lama baginya.

            “ jika bukan kau, mungkin aku tidak akan bertahan hingga saat ini, Hoon nunna. “ ucap Kibum parau, ia kini menelungkupkan wajah tampannya dikedua kakinya.

            Hari sudah hampir malam, ia bahkan lupa untuk mengganti pakaian yang ia kenakan sedari kemarin. Kibum melangkahkan kakinya menuju kamar mandi bermaksud untuk menyegarkan tubuhnya kembali dengan mandi.
.
.
.
.
            “ Kibum-ah, apa kau didalam? “ ucap seseorang dari luar kamarnya. Rupanya Jong Woon yang berteriak memanggilnya itu, Kibum menyembulkan kepalanya yang telah basah oleh air kemudian ia beranjak meraba handuk yang tersampir disamping wastafel.

            “ nde, hyung. Masuklah. “ ucapnya yang kemudian membuka pintu kamar mandi dan sudah mendapati Jong Woon tengah duduk dibed miliknya.

            “ bagaimana keadaanmu, apakah sudah tidak merasa lemas, Kibum-ah? “ Kibum hanya mengangguk sembari memakai piyama tidurnya.

            “ seperti yang kau lihat, hyung. Aku bahkan lebih baik dari sebelumnya, jadi apakah aku masih harus melakukan operasi itu? “ ucapnya kemudian ia duduk disamping Jong Woo yang memandanginya cemas.

            “ kumohon, turuti perintahku kali ini, Kibum-ah. Ini demi kebaikanmu juga, ini demi kesembuhanmu! “ Jong Woon kembali meremas bahu Kibum, ia terus menatap lelaki yang lebih muda darinya itu dan berharap jika ucapan iya terlontar dari bibir Kibum.

            “ jika kedatangan hyung kekamarku hanya untuk memaksaku melakukan itu, sebaiknya kau keluar saja, hyung. Aku lelah dan ingin sekali beristirahat, mian. “ Jong Woon kini menyerah dan mengikuti kemauan Kibum, ia melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar Kibum dan sesaat melirik kembali lelaki tampan yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya itu.

            “ aku tidak akan menyerah memaksamu untuk melakukan operasi itu, Kibum-ah. “ ucap Jong Woon sebelum menutup kembali pintu kamar Kibum.




```OoO```


            Hyun Hoon  pagi – pagi sekali sudah bersiap – siap mematut dirinya didepan meja rias, gadis cantik itu kini tengah memoles dirinya dengan sapuan makeup natural. Ia terlihat sangat cantik dengan dress polkadot dan sebuah cardigan berwarna putih yang dikenakannya itu. gadis itu kemudian memilih sepatu flat shoes berwarna putih untuk menyempurnakan penampilannya.

            Hari ini memang bukan waktunya ia berangkat kekampus, tapi hari ini Hyun Hoon akan pergi kesebuah toko buku bersama Kibum untuk mencari beberapa buku yang ia perlukan untuk tugas akhirnya. Hyun Hoon meraih sebuah tas berwarna jingga lalu melangkahkan kakinya keluar kamar.

            “ eoh, Kibummie. “ ucapnya, manakala ia mendapati kekasihnya itu tengah duduk menunggunya diruang tamu. Kibum hanya tersenyum lalu bangkit dari duduknya ketika melihat Hyun Hoon yang terkejut melihatnya.

            “ yak! Mengapa melihatku seperti itu, eoh. aku tahu jika aku sangat tampan, nunna. “ goda Kibum pada kekasihnya itu.

            “ aish..percaya dirimu sangat tinggi sekali, Kim Kibum-ssi. Cha..sebaiknya kita berangkat. “ Kibum hanya mengangguk, lalu keduanya kini berjalan berdampingan.

            Hyun Hoon dan Kibum masih berjalan sembari berpegangan tangan menuju sebuah halte bus yang akan mereka gunakan. Hyun Hoon memang menyuruh Kibum memakai mobil miliknya, namun Kibum menolaknya halus dengan alasan ia ingin lebih lama bersama Hyun Hoon jika menggunakan kendaraan umum.

            “ duduklah. “ ucap Kibum pada Hyun Hoon, keduanya kini telah berada dalam bus yang akan membawa mereka ketempat tujuan. Hyun Hoon terus memerhatikan wajah tampan kekasihnya itu. Ada yang tampak berbeda dari Kibum saat ini, Kibum terlihat sangat pucat dari biasanya. Kemudian gadis cantik itu kini menempelkan punggung tangannya kedahi Kibum dan memastikan jika kekasihnya itu baik – baik saja.

            “ waeyo, nunna? “ Hyun Hoon hanya menggeleng.

            “ aniya, Kibummie. Aku hanya merasa kau sedikit lebih pucat dari biasanya, tapi kau tidak demam. “ Jawab Hyun Hoon membuat lelaki tampannya itu tersenyum nanar.

            “ aku baik – baik saja, nunna. Mungkin semalam aku tidur terlalu larut jadi wajahku agak terlihat pucat sekarang. “ sangkalnya.

            “ memangnya kau mengerjakan apa, Kibummie. Mengapa tidurmu bisa selarut itu? “ 

            “ aku hanya membantu sedikit pekerjaan Jong Woon hyung, nunna. Kasian sekali dia, pekerjaan dirumah sakit membuatnya sedikit sekali beristirahat, tak ada salahnya jika aku membantu meringankan pekerjaannya semalam. “ Hyun Hoon hanya mengangguk, kemudian gadis cantik itu kembali duduk sembari menatap sepanjang jalanan kota yang terlihat indah dengan pemandangan pepohonan rindang disekitarnya. Kibum menggenggam lengan Hyun Hoon erat dan membuat gadis cantik itu sedikit terkejut.

            “ sudah sampai, kajja.. “





```OoO```


            Keduanya kini telah berada didalam toko buku, Hyun Hoon mulai mencari beberapa buku yang akan ia butuhkan untuk tugas akhirnya. Sementara Kibum, lelaki tampan itu mengitari deretan buku – buku tentang kesehatan dan pilihannya kini jatuh pada sebuah buku mengenai beberapa penyakit ganas yang mematikan dan salah satu yang berhasil mencuri perhatiannya adalah tentang penyakit tumor otak.

            “ buku apa itu, Kibummie? “ ucap Hyun Hoon.

            “ eoh, ini. buku tentang penyakit tumor otak, nunna. “ Hyun Hoon merasa heran pada kekasihnya itu, gadis cantik itu hanya memandang bingung lelaki tampan dihadapannya. Ia tak pernah menyangka jika Kibum menyukai buku – buku seperti itu yang jelas – jelas tidak sesuai dengan jurusan yang diambilnya sekarang.

            “ untuk apa buku itu, kita bukan kuliah dijurusan kedokteran, Kibummie. “ Kibum hanya tersenyum.

            “ buku ini akan aku beli untuk Jong Woon hyung, nunna. “ Hyun Hoon hanya mengangguk walau sejujurnya ia masih merasa bingung dengan ucapan Kibum.

            “ ya sudah, aku akan membayar ini lebih dulu. “ Hyun Hoon meninggalkan Kibum yang masih berkutat dengan buku ditangannya itu.

            Merasa cukup puas berada didalam toko buku selama 1 jam, Kibum dan Hyun Hoon kini berjalan menuju sebuah kedai kecil disebrang jalan.

            “ kau mau pesan apa, nunna? “ tanya Kibum.

            “ aku hanya ingin minum, Kibummie. Sepertinya segelas jus melon bisa menyegarkan tenggorokanku. “ Kibum terkekeh mendengar ucapan Hyun Hoon, kemudian lelaki tampan itu menuju meja kasir untuk memesan minuman.

            “ tolong 2 jus melonnya diantarkan ke meja 12. “ ucap Kibum.

            “ aigoo! “ ketika hendak berjalan menuju tempat duduknya, lelaki tampan itu kembali merasakan sakit dikepalanya. Ditengah kesakitannya itu, samar – samar Kibum menatap sendu punggung Hyun Hoon. dengan langkah terhuyung, Kibum melangkahkan kakinya menuju sebuah toilet dan kembali memuntahkan cairan asam yang cukup banyak dimulutnya, seolah sesuatu tengah mengaduk – aduk semua isi perut dan otaknya sekarang.

            “ kau harus kuat, Kibum-ah. “ ucapnya lemah. Kibum kini mendudukan tubuhnya begitu saja dilantai toilet, tubuhnya begitu lemah seakan ia tak memiliki tenaga untuk menopang tubuhnya bangkit. Ia mencoba memejamkan sejenak kelopak matanya dan berharap jika rasa sakit yang menyerangnya itu hilang.

           
_TBC_

KYA!!! JEDERRRR…makin kacau saja ini alurnya u.u bagaimana kelanjutan kisah Hyun Hoon dan Kibum? Kibum, bagaimana keadaannya sekarang? apa yang akan terjadi pada lelaki tampan itu? Kita tunggu saja lanjutan MINI FF gaje bin ajaib karya dari author abal – abal yang mencoba berkarya dengan karyanya yang masih amatiran ini T___T
Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih buat yeorobun yang sudah menyempatkan diri ber RCL ria meramaikan dan memberi kritik serta saran yang membangun untuk karya saya ini. Saya meminta maaf yang sebesar – besarnya jika karya saya ini masih buruk dari kenyataannya, inilah kekurangan saya yang terus saya perbaiki dan semoga kedepannya karya saya ini semakin lebih baik dan lebih baik lagi. Gomapseumnida untuk RCL nya yeorobun :*
*Kiss 1 by 1 XD

No comments:

Post a Comment