Title
: “ My First Kiss and The Last Kiss – Mini Fanfiction Series [Part 2] “
Author
: Shippa
Facebook : Shippa Kim
Twitter : @shippa3
Main
Cast
·
SHINee’s Key a.k.a Kim Kibum
·
Shippa Kim a.k.a Jung Hyun Hoon
Sub
Cast
·
Super Junior’s Yesung a.k.a Kim Jong
Woon
Genre
: Angst, Hurt, a little bit romance
Length
: Series
Rate
: PG 15 (+)
Created
Picture by : YeHyun Edited
(Cover FF visualisasi Jung Hyun Hoon
menggunakan Do Hwe Ji ulzzang)
Disclaimer
: Story milik saya, ide ini mengalir murni dari otak saya. Cast yang terdapat
dalam story adalah milik saya, dan Key adalah selingkuhan saya dan namja yang
membuat saya berpaling sementara dari Yesung, sang suami tercinta. *digaplok
berjamaah*. Don’t coppast from anywhere! Kecuali jika saya ijinkan *PD XD*. Big thanks to my best aditor Sagari Nilamsari (http://www.facebook.com/MonkeyhyukDarl),
tanpa dia mana mungkin saya bisa percaya diri untuk posting Mini FF gaje ini ^^
gomapta :D
``````` Happy Reading ````````
==story
begin==
Preview
POV
“
kau sudah sadar, Kibum-ah? “
Seorang
lelaki tampan yang lebih tua darinya adalah orang pertama yang dilihat Kibum
pagi ini. Kim Jong Woon yang merupakan sahabat baiknya yang bekerja disalah
satu rumah sakit ternama ini menunggu Kibum di rumah sakit semalaman.
“
ah, hyung. Mengapa aku bisa disini. Apa yang terjadi padaku? “ ucapnya sembari
memegangi kepalanya yang masih terasa pening dan berat. Ia merasakan
tubuhnyapun seolah lemas, karena mungkin ia terlalu banyak memuntahkan cairan
itu dari dalam tubuhnya.
“
kau tak sadarkan diri semalam, dan kebetulan aku tengah melewati jalan tempat
kau ditemukan, Kibum-ah. Apa sekarang kondisimu baik – baik saja? kau ini
adalah pasienku yang paling nakal! seharusnya kau telah menjalani operasi untuk
mengangkat tumor ganas itu. “ Kibum hanya terkekeh dengan wajah yang masih
terlihat sangat pucat.
“
banyak ketakutan yang kurasakan, Hyung. Bagaimana jika nyawaku tak selamat dan
aku harus berakhir dimeja operasi? atau jika aku bisa selamat, bagaimana jika
pasca operasi nanti aku mengalami kelumpuhan dan kehilangan ingatanku, eoh? “
Jong Woon hanya terkekeh, ia tak pernah menyangka jika lelaki yang ia kenal
sejak kecil itu mempunyai pikiran seperti itu.
“
apa karena gadis itu, Kibum-ah? “ Kibum mengangguk, kedua bola matanya kini
menatap nanar jendela rumah sakit.
“
apa aku sudah boleh pulang, hyung? Bagaimana, apakah eomma dan appa tak tahu
hal ini? “ Jong Woon hanya menggeleng, hanya ia dan Kibum yang mengetahui
penyakit mematikan itu. 1 tahun lamanya tumor ganas bersarang dikepala Kibum,
namun lelaki tampan itu sengaja merahasiakan perihal penyakitnya pada orang
tuanya maupun pada kekasihnya Hyun Hoon.
“
selama kau tak mengijinkan, akan kupastikan jika rahasiamu aman ditanganku,
Kibum-ah. Tunggulah sampai infuse mu habis, paling tidak kau beristirahatlah
dulu untuk memulihkan tenagamu. “ Kibum hanya mengangguk, lelaki tampan itu
kemudian merebahkan kembali tubuhnya ditempat tidur dan kembali terlelap
setelah Jong Woon menyuntikan cairan obat tidur kedalam selang Infuse miliknya.
Preview
END
```OoO```
Kibum mengerjapkan kedua kelopak
matanya, lelaki tampan itu kini terbangun dari tidurnya setelah Jong Woon memberikan
suntikan obat tidur padanya. Ia kemudian bangkit dan merasa jika tubuhnya tak
selemas tadi pagi. Ditatapnya sebuah ponsel touch bersarung silicon pink
miliknya yang tergeletak tak bernyawa sedari semalam.
“ aish..mati! “ ucapnya kesal. Ia
hanya bisa berdecak kesal, lalu melempar kembali ponsel miliknya pada bed rumah
sakit. Lelaki tampan itu menatap sebuah jam dinding yang terpasang pada dinding
dihadapannya. Waktu menunjukan pukul 2 sore hari rupanya, ia terperangah
mendapati dirinya tertidur selama itu dan Jong Woon tak membangunkannya.
“ Kibum-ah, kau sudah bangun. “
seorang lelaki tampan berperawakan sama dengannya memasuki kamar yang ia
tempati selama dirumah sakit, lelaki itu adalah Kim Jong Woon yang merupakan
sahabat sekaligus teman satu apartement dengannya. kibum hanya mengangguk,
kemudian ia mendudukkan kembali tubuhnya dibed.
“ mengapa hyung tak membangunkan
aku? “ ucapnya sembari menerima sebuah nampan berisi bubur dan beberapa
potongan buah dan segelas susu didalamnya.
“ kau kuberi obat tidur, mana mungkin
akan terbangun jika obat tidur yang kusuntikan masih bereaksi dalam tubuhmu.
Lagipula kau memang seharusnya beristirahat total, paling tidak 2 hari kedepan,
Kibum-ah. “ Kibum menggelengkan kepalanya lembut sembari memasukan satu sendok
bubur kedalam mulutnya.
“ sudah kubilang, aku sudah merasa
baik – baik saja, Jong Woon hyung. Untuk apa aku harus berlama – lama disini,
eoh. kau tahu bukan, mana bisa aku membayar tagihan rumah sakit ini? “ Jong
Woon hanya terkekeh, lelaki tampan itu kemudian berjalan kearah jendela lalu
membukanya dan memberi kesempatan pada sinar matahari pagi masuk kedalam
ruangan bercat putih itu.
“ pasienku yang nakal itu hanya kau,
Kibum-ah. Sejak kapan kau mengkhawatirkan biaya rumah sakit, eoh! aku sudah
pernah bilang padamu, urusan biaya rumah sakit kau tak perlu khawatir, aku yang
akan menanggung semua biaya rumah sakit itu. “ ucap Jong Woon gemas.
“ shirreo! Mana mungkin soal biaya
rumah sakit saja, aku harus membebankannya padamu, hyung. Lagipula yang
merasakan sakit tidaknya itu aku, bukan kau. Arraseo! “ Jong Woon memang selalu
mengalah jika sifat keras kepala Kibum mulai muncul.
“ terserah kau sajalah. “ ucapnya.
“ hyung, apa aku sudah boleh pulang?
“ Jong Woon berjalan mendekati Kibum dan duduk disampingnya. Ia hanya diam tak
menjawab ucapan yang dilontarkan Kibum padanya, sepertinya ada sesuatu yang
ingin Jong Woon katakan pada Kibum.
“ ada yang ingin aku katakan padamu,
Kibum-ah. Ini mengenai penyakitmu? “ ucap lelaki tampan itu dengan sedikit
menghembuskan nafasnya yang terasa berat.
“ waeyo, apakah usiaku tidak akan
lama lagi, hyung? Aku sudah menduganya! “ ucap Kibum mencoba menebak apa yang
akan diucapkan Jong Woon padanya.
“ lakukan operasi, Kibum-ah. Karena
hanya itu cara agar kau bisa pulih kembali! “ Jong Woon meremas bahu Kibum
begitu kuat, membuat Kibum terlihat sedikit meringis kesakitan.
Berpuluh – puluh kali Jong Woon
berusaha membujuk Kibum agar melakukan operasi pengangkatan tumor yang
bersarang diotaknya, berpuluh – puluh kali pula lelaki tampan itu selalu
menolak dengan alasan yang sama.
“ shirreo, hyung. Aku tidak mau
melakukan itu jika akan membuatku kehilangan memori ingatanku. “ Kibum kembali
menolak, ia berusaha mencari cara agar Jong Woon tak selalu memaksanya untuk
melakukan operasi itu padanya.
“ kita ke Amerika, Kibum-ah. Kita
lakukan operasi itu disana, aku yang akan membiayai operasimu disana. Kau akan
pulih, kau tidak akan mengalami kelumpuhan, kalaupun kau kehilangan ingatanmu,
itu tak akan permanen, Kibum-ah?? “ ucap Jong Woon berusaha meyakinkan lelaki
tampan disampingnya itu.
“ entahlah, hyung. Aku ingin pulang,
bisakah kau mengantarku keapartement sekarang? “ ucapan itu yang mengakhiri
usaha keras Jong Woon yang terus membujuknya. Jong Woon hanya mengangguk dan
menyerah atas usahanya membujuk Kibum.
“ urusan kita belum selesai,
Kibum-ah. Kita lanjutkan ini nanti, setelah aku pulang bekerja. “ Kibum hanya
menyeringai, kemudian keduanya kini melangkahkan kakinya meninggalkan rumah
sakit.
```OoO```
Ucapan Jong Woon masih terngiang
ditelinganya, Kibum masih duduk terdiam setibanya diapartement setelah Jong
Woon mengantarnya. Lelaki itu masih berfikir keras tentang tawaran Jong Woon
dirumah sakit tadi. Kibum kembali menatap nanar sinar lampur temaram dikamarnya
itu, kemudian ia meraih sebuah bingkai foto berisi potret gadis cantik yang
telah 5 bulan ini bersamanya, memberikan banyak kebahagiaan dan memberikan
banyak harapan untuk bisa bertahan hidup lebih lama baginya.
“ jika bukan kau, mungkin aku tidak
akan bertahan hingga saat ini, Hoon nunna. “ ucap Kibum parau, ia kini
menelungkupkan wajah tampannya dikedua kakinya.
Hari sudah hampir malam, ia bahkan
lupa untuk mengganti pakaian yang ia kenakan sedari kemarin. Kibum melangkahkan
kakinya menuju kamar mandi bermaksud untuk menyegarkan tubuhnya kembali dengan
mandi.
.
.
.
.
“ Kibum-ah, apa kau didalam? “ ucap
seseorang dari luar kamarnya. Rupanya Jong Woon yang berteriak memanggilnya
itu, Kibum menyembulkan kepalanya yang telah basah oleh air kemudian ia
beranjak meraba handuk yang tersampir disamping wastafel.
“ nde, hyung. Masuklah. “ ucapnya
yang kemudian membuka pintu kamar mandi dan sudah mendapati Jong Woon tengah
duduk dibed miliknya.
“ bagaimana keadaanmu, apakah sudah
tidak merasa lemas, Kibum-ah? “ Kibum hanya mengangguk sembari memakai piyama
tidurnya.
“ seperti yang kau lihat, hyung. Aku
bahkan lebih baik dari sebelumnya, jadi apakah aku masih harus melakukan
operasi itu? “ ucapnya kemudian ia duduk disamping Jong Woo yang memandanginya
cemas.
“ kumohon, turuti perintahku kali
ini, Kibum-ah. Ini demi kebaikanmu juga, ini demi kesembuhanmu! “ Jong Woon
kembali meremas bahu Kibum, ia terus menatap lelaki yang lebih muda darinya itu
dan berharap jika ucapan iya terlontar dari bibir Kibum.
“ jika kedatangan hyung kekamarku
hanya untuk memaksaku melakukan itu, sebaiknya kau keluar saja, hyung. Aku
lelah dan ingin sekali beristirahat, mian. “ Jong Woon kini menyerah dan
mengikuti kemauan Kibum, ia melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar Kibum
dan sesaat melirik kembali lelaki tampan yang sudah ia anggap seperti adik
kandungnya itu.
“ aku tidak akan menyerah memaksamu
untuk melakukan operasi itu, Kibum-ah. “ ucap Jong Woon sebelum menutup kembali
pintu kamar Kibum.
```OoO```
Hyun Hoon pagi – pagi sekali sudah bersiap – siap
mematut dirinya didepan meja rias, gadis cantik itu kini tengah memoles dirinya
dengan sapuan makeup natural. Ia terlihat sangat cantik dengan dress polkadot
dan sebuah cardigan berwarna putih yang dikenakannya itu. gadis itu kemudian
memilih sepatu flat shoes berwarna putih untuk menyempurnakan penampilannya.
Hari ini memang bukan waktunya ia
berangkat kekampus, tapi hari ini Hyun Hoon akan pergi kesebuah toko buku
bersama Kibum untuk mencari beberapa buku yang ia perlukan untuk tugas
akhirnya. Hyun Hoon meraih sebuah tas berwarna jingga lalu melangkahkan kakinya
keluar kamar.
“ eoh, Kibummie. “ ucapnya, manakala
ia mendapati kekasihnya itu tengah duduk menunggunya diruang tamu. Kibum hanya
tersenyum lalu bangkit dari duduknya ketika melihat Hyun Hoon yang terkejut
melihatnya.
“ yak! Mengapa melihatku seperti
itu, eoh. aku tahu jika aku sangat tampan, nunna. “ goda Kibum pada kekasihnya
itu.
“ aish..percaya dirimu sangat tinggi
sekali, Kim Kibum-ssi. Cha..sebaiknya kita berangkat. “ Kibum hanya mengangguk,
lalu keduanya kini berjalan berdampingan.
Hyun Hoon dan Kibum masih berjalan
sembari berpegangan tangan menuju sebuah halte bus yang akan mereka gunakan.
Hyun Hoon memang menyuruh Kibum memakai mobil miliknya, namun Kibum menolaknya
halus dengan alasan ia ingin lebih lama bersama Hyun Hoon jika menggunakan
kendaraan umum.
“ duduklah. “ ucap Kibum pada Hyun
Hoon, keduanya kini telah berada dalam bus yang akan membawa mereka ketempat
tujuan. Hyun Hoon terus memerhatikan wajah tampan kekasihnya itu. Ada yang
tampak berbeda dari Kibum saat ini, Kibum terlihat sangat pucat dari biasanya.
Kemudian gadis cantik itu kini menempelkan punggung tangannya kedahi Kibum dan
memastikan jika kekasihnya itu baik – baik saja.
“ waeyo, nunna? “ Hyun Hoon hanya
menggeleng.
“ aniya, Kibummie. Aku hanya merasa
kau sedikit lebih pucat dari biasanya, tapi kau tidak demam. “ Jawab Hyun Hoon
membuat lelaki tampannya itu tersenyum nanar.
“ aku baik – baik saja, nunna.
Mungkin semalam aku tidur terlalu larut jadi wajahku agak terlihat pucat
sekarang. “ sangkalnya.
“ memangnya kau mengerjakan apa,
Kibummie. Mengapa tidurmu bisa selarut itu? “
“ aku hanya membantu sedikit
pekerjaan Jong Woon hyung, nunna. Kasian sekali dia, pekerjaan dirumah sakit
membuatnya sedikit sekali beristirahat, tak ada salahnya jika aku membantu
meringankan pekerjaannya semalam. “ Hyun Hoon hanya mengangguk, kemudian gadis
cantik itu kembali duduk sembari menatap sepanjang jalanan kota yang terlihat
indah dengan pemandangan pepohonan rindang disekitarnya. Kibum menggenggam
lengan Hyun Hoon erat dan membuat gadis cantik itu sedikit terkejut.
“ sudah sampai, kajja.. “
```OoO```
Keduanya kini telah berada didalam
toko buku, Hyun Hoon mulai mencari beberapa buku yang akan ia butuhkan untuk
tugas akhirnya. Sementara Kibum, lelaki tampan itu mengitari deretan buku –
buku tentang kesehatan dan pilihannya kini jatuh pada sebuah buku mengenai
beberapa penyakit ganas yang mematikan dan salah satu yang berhasil mencuri
perhatiannya adalah tentang penyakit tumor otak.
“ buku apa itu, Kibummie? “ ucap
Hyun Hoon.
“ eoh, ini. buku tentang penyakit
tumor otak, nunna. “ Hyun Hoon merasa heran pada kekasihnya itu, gadis cantik
itu hanya memandang bingung lelaki tampan dihadapannya. Ia tak pernah menyangka
jika Kibum menyukai buku – buku seperti itu yang jelas – jelas tidak sesuai
dengan jurusan yang diambilnya sekarang.
“ untuk apa buku itu, kita bukan
kuliah dijurusan kedokteran, Kibummie. “ Kibum hanya tersenyum.
“ buku ini akan aku beli untuk Jong
Woon hyung, nunna. “ Hyun Hoon hanya mengangguk walau sejujurnya ia masih
merasa bingung dengan ucapan Kibum.
“ ya sudah, aku akan membayar ini
lebih dulu. “ Hyun Hoon meninggalkan Kibum yang masih berkutat dengan buku
ditangannya itu.
Merasa cukup puas berada didalam
toko buku selama 1 jam, Kibum dan Hyun Hoon kini berjalan menuju sebuah kedai
kecil disebrang jalan.
“ kau mau pesan apa, nunna? “ tanya
Kibum.
“ aku hanya ingin minum, Kibummie.
Sepertinya segelas jus melon bisa menyegarkan tenggorokanku. “ Kibum terkekeh
mendengar ucapan Hyun Hoon, kemudian lelaki tampan itu menuju meja kasir untuk
memesan minuman.
“ tolong 2 jus melonnya diantarkan
ke meja 12. “ ucap Kibum.
“ aigoo! “ ketika hendak berjalan
menuju tempat duduknya, lelaki tampan itu kembali merasakan sakit dikepalanya.
Ditengah kesakitannya itu, samar – samar Kibum menatap sendu punggung Hyun
Hoon. dengan langkah terhuyung, Kibum melangkahkan kakinya menuju sebuah toilet
dan kembali memuntahkan cairan asam yang cukup banyak dimulutnya, seolah
sesuatu tengah mengaduk – aduk semua isi perut dan otaknya sekarang.
“ kau harus kuat, Kibum-ah. “
ucapnya lemah. Kibum kini mendudukan tubuhnya begitu saja dilantai toilet,
tubuhnya begitu lemah seakan ia tak memiliki tenaga untuk menopang tubuhnya
bangkit. Ia mencoba memejamkan sejenak kelopak matanya dan berharap jika rasa sakit
yang menyerangnya itu hilang.
_TBC_
KYA!!!
JEDERRRR…makin kacau saja ini alurnya u.u bagaimana kelanjutan kisah Hyun Hoon
dan Kibum? Kibum, bagaimana keadaannya sekarang? apa yang akan terjadi pada
lelaki tampan itu? Kita tunggu saja lanjutan MINI FF gaje bin ajaib karya dari
author abal – abal yang mencoba berkarya dengan karyanya yang masih amatiran
ini T___T
Sebelumnya
saya mengucapkan banyak terima kasih buat yeorobun yang sudah menyempatkan diri
ber RCL ria meramaikan dan memberi kritik serta saran yang membangun untuk
karya saya ini. Saya meminta maaf yang sebesar – besarnya jika karya saya ini
masih buruk dari kenyataannya, inilah kekurangan saya yang terus saya perbaiki
dan semoga kedepannya karya saya ini semakin lebih baik dan lebih baik lagi.
Gomapseumnida untuk RCL nya yeorobun :*
*Kiss
1 by 1 XD
No comments:
Post a Comment