Title
: “ My First Kiss and The Last Kiss – Mini Fanfiction Series [Part 3] “
Author
: Shippa
Facebook : Shippa Kim
Twitter : @shippa3
Main
Cast
·
SHINee’s Key a.k.a Kim Kibum
·
Shippa Kim a.k.a Jung Hyun Hoon
Sub
Cast
·
Super Junior’s Yesung a.k.a Kim Jong
Woon
Genre
: Angst, Hurt, a little bit romance
Length
: Series
Rate
: PG 15 (+)
Created
Picture by : YeHyun Edited
(Cover FF visualisasi Jung Hyun Hoon
menggunakan ulzzang)
Disclaimer
: Story milik saya, ide ini mengalir murni dari otak saya. Cast yang terdapat
dalam story adalah milik saya, dan Key adalah selingkuhan saya dan namja yang
membuat saya berpaling sementara dari Yesung, sang suami tercinta. *digaplok
berjamaah*. Don’t coppast from anywhere! Kecuali jika saya ijinkan *PD XD*. Big thanks to my best aditor Sagari
Nilamsari, tanpa dia mana mungkin saya bisa percaya diri untuk posting Mini FF
gaje ini ^^ gomapta :D
```````
Happy Reading ````````
==story
begin==
Preview
POV
Keduanya
kini telah berada didalam toko buku, Hyun Hoon mulai mencari beberapa buku yang
akan ia butuhkan untuk tugas akhirnya. Sementara Kibum, lelaki tampan itu
mengitari deretan buku – buku tentang kesehatan dan pilihannya kini jatuh pada
sebuah buku mengenai beberapa penyakit ganas yang mematikan dan salah satu yang
berhasil mencuri perhatiannya adalah tentang penyakit tumor otak.
“
eoh, ini. buku tentang penyakit tumor otak, nunna. “ Hyun Hoon merasa heran
pada kekasihnya itu, gadis cantik itu hanya memandang bingung lelaki tampan
dihadapannya. Ia tak pernah menyangka jika Kibum menyukai buku – buku seperti
itu yang jelas – jelas tidak sesuai dengan jurusan yang diambilnya sekarang.
“
untuk apa buku itu, kita bukan kuliah dijurusan kedokteran, Kibummie. “ Kibum
hanya tersenyum.
“
buku ini akan aku beli untuk Jong Woon hyung, nunna. “ Hyun Hoon hanya
mengangguk walau sejujurnya ia masih merasa bingung dengan ucapan Kibum.
“
ya sudah, aku akan membayar ini lebih dulu. “ Hyun Hoon meninggalkan Kibum yang
masih berkutat dengan buku ditangannya itu.
Merasa
cukup puas berada didalam toko buku selama 1 jam, Kibum dan Hyun Hoon kini
berjalan menuju sebuah kedai kecil disebrang jalan.
“
kau mau pesan apa, nunna? “ tanya Kibum.
“
aku hanya ingin minum, Kibummie. Sepertinya segelas jus melon bisa menyegarkan
tenggorokanku. “ Kibum terkekeh mendengar ucapan Hyun Hoon, kemudian lelaki
tampan itu menuju meja kasir untuk memesan minuman.
“
tolong 2 jus melonnya diantarkan ke meja 12. “ ucap Kibum.
“
aigoo! “ ketika hendak berjalan menuju tempat duduknya, lelaki tampan itu
kembali merasakan sakit dikepalanya. Ditengah kesakitannya itu, samar – samar
Kibum menatap sendu punggung Hyun Hoon. dengan langkah terhuyung, Kibum
melangkahkan kakinya menuju sebuah toilet dan kembali memuntahkan cairan asam
yang cukup banyak dimulutnya, seolah sesuatu tengah mengaduk – aduk semua isi
perut dan otaknya sekarang.
“
kau harus kuat, Kibum-ah. “ ucapnya lemah. Kibum kini mendudukan tubuhnya
begitu saja dilantai toilet, tubuhnya begitu lemah seakan ia tak memiliki
tenaga untuk menopang tubuhnya bangkit. Ia mencoba memejamkan sejenak kelopak
matanya dan berharap jika rasa sakit yang menyerangnya itu hilang.
Preview
END
```OoO```
Sejak kejadian dikedai itu, Hyun
Hoon tak pernah bertemu dengan lelaki tampannya lagi. Kibum menghilang tanpa
meninggalkan pesan apapun padanya, bahkan kedua orang tua dan kerabatnya pun
seolah menyembunyikan keberadaan lelaki tampannya itu. Sore itu tepat sebulan
setelah kepergian Kibum, Hyun Hoon bermaksud menemui Jong Woon dirumah sakit,
karena hanya lelaki itu yang menjadi tempat tujuan terakhirnya sekarang. ia
kini tiba didepan ruang praktek Jong Woon dirumah sakit, walau tampak ragu
namun ia mengerahkan keberaniannya untuk menemui lelaki tampan itu.
~Tokk..Tokk..Tokk~
“ masuklah..” Hyun Hoon membuka knop
pintu dan mendapati lelaki tampan itu tengah duduk santai diruang kerjanya
dengan membaca sebuah buku. Jong Woon terperangah, ia tersentak kaget jika saat
ini Hyun Hoon lah yang berada dihadapannya.
“ Hyun Hoon-sshi? “ ucap lelaki itu
gugup. Hyun Hoon perlahan masuk dan menutup kembali pintu.
“ lama tidak bertemu, Jong
Woon-sshi. “ ucapnya datar, gadis cantik itu hanya mengulurkan lengannya lembut
pada lelaki tampan dihadapannya.
“ apa yang bisa aku bantu dan
lakukan untukmu? “ seolah Jong Woon mengetahui maksud kedatangannya.
“ duduklah. “ timpal Jong Woon.
“ sepertinya kau mengetahui maksud
kedatanganku kemari, Jong Woon-sshi? “ Jong Woon hanya mengangguk dan lelaki
tampan itu kemudian berjalan meninggalkan Hyun Hoon menuju meja kerja dan
hendak mengambil sesuatu didalam laci.
“ mana mungkin aku tidak tahu maksud
kedatanganmu kemari, bahkan sebelum kau kemaripun aku berniat menemuimu. “ Hyun
Hoon menolehkan pandangannya pada lelaki yang kini berjalan kearahnya itu, sesekali
gadis cantik nampak mengerutkan dahinya.
“ ini, bukalah? “ pinta Jong Woon
sembari memberikan sebuah amplop berwarna cokelat itu pada Hyun Hoon.
Gadis cantik itu hanya terdiam
ketika memandangi amplop berisi potret seorang lelaki yang begitu ia kenal.
Manic mata indahnya nampak berkaca – kaca manakala potret yang dilihatnya
adalah Kibum, lelaki tampannya itu terlihat mengurus bahkan masih ada beberapa
selang yang menancap menyakiti tubuh mungilnya. Tak kuasa menahan desakan yang
bergejolak dalam hatinya, kini Hyun Hoon meraung menangis sembari memeluk
potret Kibum ditangannya. Hatinya bahkan kini lebih sakit dibandingkan ketika
ia mendapati Kibum menghilang dan tak pernah memberikan kabar bahkan ucapan
perpisahan padanya.
“ beginilah kondisi Kibum saat ini,
Hyun Hoon-sshi.” Ucap Jong Woon.
Flashback
POV
kibum
mengerahkan seluruh tenaganya, walau tubuhnya masih terasa begitu lemah, namun
ia tetap berusaha bangkit dengan memegangi ujung wastafel sebagai tumpuannya
untuk berdiri. Lelaki tampan itu kemudian menatap sendu wajahnya yang makin
terlihat pucat didepan cermin. Dengan tangan yang bergetar ia berusaha merogoh
sebuah ponsel disaku celananya.
“
hyung, bisakah kau datang kekedai tempat biasa? Jeball..” ucapnya parau.
Sementara
seseorang disebrang telepon nampak terdengar cemas. Jong Woon, lelaki yang saat
ini tengah dihubungi Kibum.
“
baiklah, aku akan kesana, Kibum-ah. Pastikan jika kau bisa bertahan sampai aku
datang. “ namun sayangnya ucapan Jong Woon tak bisa ia penuhi, kesadarannya
semakin sedikit. Kini, lelaki tampan itu kembali tersungkur dan tergeletak tak
sadarkan diri ditoilet.
Sementara
Hyun Hoon, gadis cantik itu hampir mati bosan menunggu Kibum yang tak kunjung
kembali setelah selesai memesan dua jus melon. Bahkan semua pelayan didalam
kedaipun tak mengetahui kemana perginya kekasihnya itu.
“
Kibummie, eodiya?? “ ucapnya kesal. Ia memang tak pernah suka menunggu terlalu
lama. Dengan sangat kesal, Hyun Hoon kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan
kedai dan menitipkan pesan pada pelayan dikedai itu untuk disampaikan pada
Kibum kekasihnya.
Jong
Woon memarkirkan mobil silver miliknya begitu saja didepan kedai yang Kibum
maksud, bahkan ia tak sadar jika Hyun Hoon berjalan tepat dihadapannya. Lelaki
tampan itu terlalu cemas memikirkan kondisi Kibum saat ini, ia berlari masuk
kedalam kedai dan menuju kesebuah toilet yang berada dibelakang kedai.
“
Kibum-ah???” teriak Jong Woon manakala ia mendapati tubuh Kibum tengah tergolek
tak sadarkan diri.
“ Kibum-ah, bisakah kau mendengarku?? “ ucap
Jong Woon, lelaki tampan itu segera bangkit dan berlari mencari pertolongan
diluar.
“
bisakah kalian bantu aku? temanku, ia tak sadarkan diri didalam toilet?? “
teriak Jong Woon yang kemudian mendapat beberapa bantuan dari pelayan kedai.
Sebelum
pergi membawa Kibum kerumah sakit, seorang pelayan kedai memberikan selembar
pesan pada Jong Woon. Lelaki tampan itupun kemudian meraih selembar kertas itu
dan membacanya.
“
aku pasti akan membuat Kibummu sehat kembali, Hyun Hoon-sshi. “ janji Jong Woon
setelah membaca surat yang ternyata dari Hyun Hoon untuk Kibum.
Flashback
END
Hyun Hoon tak bisa menahan tangisnya
setelah ia tahu jika kekasihnya Kibum menyimpan rasa sakit itu dan
menyembunyikan semua kesakitannya itu sejak lama. Hatinya kini terasa terkoyak
mengetahui Kibum masih tak sadarkan diri pasca operasi pengangkatan tumor
otaknya.
“ bisakah kau membawaku kesana, Jong
Woon-sshi? Jeball? “ pinta Hyun Hoon pada Jong Woon.
“ tentu, Hyun Hoon-sshi. Semoga
kedatanganmu lah yang bisa menyembuhkan Kibum dan menyadarkannya dari koma.
Kapan kita akan berangkat? “
“ secepatnya, Jong Woon-sshi. “
```OoO```
Hyun Hoon dan Jong Woon berangkat ke
Amerika dengan menggunakan penerbangan pagi. Keduanya hanya duduk terdiam
selama dipesawat, Hyun Hoon lebih banyak berkutat dengan lamunannya dan Jong
Woon lebih memilih untuk mendengarkan lantunan music dari i-pod miliknya.
Sesampainya di Amerika, keduanya
segera menuju rumah sakit tempat Kibum dirawat selama ini. Hyun Hoon masih
terdiam, ia merasa belum siap melihat kondisi kekasihnya sekarang. Sesaat sebelum
memasuki ruangan tempat Kibum dirawat, Hyun Hoon menghentikan langkahnya. Jong
Woon hanya mengangguk berusaha meyakinkan Hyun Hoon dan kembali berjalan mendahului
gadis cantik itu.
Gadis cantik itu kembali
melangkahkan kakinya setelah cukup lama terdiam didepan pintu. Dengan ragu,
kini Hyun Hoon membuka knop pintu dan segera mendapati tubuh kekasihnya itu
hanya tergolek lemah dibed rumah sakit dengan beberapa selang menancap
ditubuhnya. Satu selang dimasukkan kekerongkongan untuk membantunya bernapas,
satu lagi dihidung, satu lagi dinadi untuk membantu Kibum selalu cukup cairan,
satu lagi dikantong kemih untuk mengeluarkan air seninya, beberapa selang dipasang
juga didada Kibum untuk merekam denyut jantung dan satu lagi dijari untuk
merekam denyut nadi.
Hyun Hoon masih membatu, ia hanya
menutup bibir mungil dan menangis tanpa bersuara. Hatinya bagai teriris sebuah
pedang tajam seorang algojo ketika menyaksikan penderitaan ini yang harus
dialami oleh lelaki tampan yang ia kenal periang itu. kini yang terlihat hanya
wajah pucat dan mata indahnya seolah tertutup selotip keras agar Kibum lebih
lama tertidur. Tak ada eyesmile khas dari kekasihnya itu yang ia rindukan
selama sebulan ini, Kibum lebih memilih bungkam dan sepertinya ia lebih memilih
untuk tetap terjaga sekalipun Hyun Hoon telah berada dekat dengannya sekarang.
“ Kibummie, apakah kau terlalu marah
padaku, sehingga kau menghukumku seperti ini? “ ucap Hyun Hoon ketika ia
memperdekat langkahnya dengan Kibum. Gadis cantik itu kemudian meraih tangan
Kibum yang terasa dingin. Ia kembali tersedu, gadis cantik itu kembali menangis
sembari menelungkupkan wajahnya dan tetap menggenggam tangan Kibum erat.
“ kau tenanglah, Hyun Hoon-sshi.
Menurut dokter yang menangani Kibum, ia termasuk salah satu pasien yang
mempunyai harapan hidup paling kuat. “ Jong Woon mengusap lembut bahu gadis
cantik disampingnya itu.
“ bagaimana aku bisa tenang, Jong
Woon-sshi. Aku merasa menjadi orang paling bodoh disini, bahkan aku tidak
pernah mengetahui Kibum menderita penyakit terkutuk itu! “ ujar Hyun Hoon
dengan nada setengah berteriak.
“ jika saja Kibum mau melakukan
operasi ini lebih awal mungkin resikonya tak akan sebesar ini, tapi kau tahu
sifat keras kepala dari kekasihmu itu kan? Kibum lebih memilih bertahan dengan
penyakit tumor otaknya daripada harus
kehilangan memori ingatannya, Hyun Hoon-sshi. “ Hyun Hoon semakin merasakan
sakit disekitar ulu hatinya.
“ nappeun namja, mengapa kau lebih
memilih mempertahankan memori ingatanmu dibandingkan kesembuhanmu, Kibummie? “
gadis itu kembali menatap lekat lelaki yang kini terlihat tanpa rambut
dihadapannya itu.
“ berjuanglah untuk kesembuhanmu,
Kibummie. Berjuanglah? “ bisik Hyun Hoon ditelinga Kibum sebelum ia pergi.
Waktu besuk memang telah selesai, setelah jam besuk selesai pasien hanya boleh
didampingi oleh dokter dan beberapa suster yang merawatnya saja, selebihnya
Hyun Hoon dan Jong Woon hanya bisa berharap jika Kibum bisa sembuh meskipun
berbagai kemungkinan akan dialami Kibum pasca operasi nanti.
~Drrttttttt~
Deringan ringtone membuyarkan
lamunan gadis cantik itu, ia segera mengecek ponsel berwarna merah dalam
genggamannya itu. sebuah pesan nampak tertera dilayar ponselnya sekarang, pesan
dari sang eomma untuknya. Gadis cantik itu terduduk lemah dikoridor rumah sakit
setelah membaca pesan dari sang eomma. Manic matanya hanya menatap kosong
dinding dihadapannya, ia bahkan tak bisa menangis dan seolah kelenjar
airmatanya tak bisa mempasok bulir – bulir bening itu lagi untuk terjatuh. Dua
kabar buruk diterimanya secara bersamaan, seolah Tuhan terlalu menyayangi gadis
mungil ini.
“ appa!! “ teriaknya setelah
beberapa saat.
_TBC_
Kyaa!!
JEDERR, lagi dan lagi TBC dech ah..kekekekekek, bagaimana kelanjutan kisah
Kibum dan Hyun Hoon? kabar buruk apa yang diterima Hyun Hoon dari sang eomma?
Lalu, apakah Kibum akan segera sadar dan pulih kembali? Jangan pernah bosan
nunggu kelanjutannya ya di My First Kiss and The Last Kiss 4 XD
Gomapta
yeorobun yang udah setia RCL dimini FF gaje buatan author abal – abal ini.
semua TYPO yang bertebaran disetiap alur ceritanya adalah murni kesalahan saya.
Saya tunggu kritik serta saran yang membangun untuk karya saya kedepannya dan
harap maklum jika FF ini masih jauh dari kata Menarik. Saya masih author abal –
abal yang menghasilkan karya amatir, so..silahkan tinggal komentar yang benar –
benar membangun untuk FF ini. *bow :D
No comments:
Post a Comment