Wednesday, January 2, 2013

__My First Kiss and The Last Kiss - Mini Fanfiction [Part 3]__




Title : “ My First Kiss and The Last Kiss – Mini Fanfiction Series [Part 3] “
Author : Shippa
              Facebook : Shippa Kim
              Twitter : @shippa3

Main Cast
·         SHINee’s Key a.k.a Kim Kibum
·         Shippa Kim a.k.a Jung Hyun Hoon

Sub Cast
·         Super Junior’s Yesung a.k.a Kim Jong Woon

Genre : Angst, Hurt, a little bit romance

Length : Series

Rate : PG 15 (+)

Created Picture by : YeHyun Edited
                                 (Cover FF visualisasi Jung Hyun Hoon menggunakan ulzzang)

Disclaimer : Story milik saya, ide ini mengalir murni dari otak saya. Cast yang terdapat dalam story adalah milik saya, dan Key adalah selingkuhan saya dan namja yang membuat saya berpaling sementara dari Yesung, sang suami tercinta. *digaplok berjamaah*. Don’t coppast from anywhere! Kecuali jika saya ijinkan *PD XD*.  Big thanks to my best aditor Sagari Nilamsari, tanpa dia mana mungkin saya bisa percaya diri untuk posting Mini FF gaje ini ^^ gomapta :D

``````` Happy Reading ````````


                                                                        ==story begin==

Preview POV


                        Keduanya kini telah berada didalam toko buku, Hyun Hoon mulai mencari beberapa buku yang akan ia butuhkan untuk tugas akhirnya. Sementara Kibum, lelaki tampan itu mengitari deretan buku – buku tentang kesehatan dan pilihannya kini jatuh pada sebuah buku mengenai beberapa penyakit ganas yang mematikan dan salah satu yang berhasil mencuri perhatiannya adalah tentang penyakit tumor otak.

            “ buku apa itu, Kibummie? “ ucap Hyun Hoon.

            “ eoh, ini. buku tentang penyakit tumor otak, nunna. “ Hyun Hoon merasa heran pada kekasihnya itu, gadis cantik itu hanya memandang bingung lelaki tampan dihadapannya. Ia tak pernah menyangka jika Kibum menyukai buku – buku seperti itu yang jelas – jelas tidak sesuai dengan jurusan yang diambilnya sekarang.

            “ untuk apa buku itu, kita bukan kuliah dijurusan kedokteran, Kibummie. “ Kibum hanya tersenyum.

            “ buku ini akan aku beli untuk Jong Woon hyung, nunna. “ Hyun Hoon hanya mengangguk walau sejujurnya ia masih merasa bingung dengan ucapan Kibum.

            “ ya sudah, aku akan membayar ini lebih dulu. “ Hyun Hoon meninggalkan Kibum yang masih berkutat dengan buku ditangannya itu.

            Merasa cukup puas berada didalam toko buku selama 1 jam, Kibum dan Hyun Hoon kini berjalan menuju sebuah kedai kecil disebrang jalan.

            “ kau mau pesan apa, nunna? “ tanya Kibum.

            “ aku hanya ingin minum, Kibummie. Sepertinya segelas jus melon bisa menyegarkan tenggorokanku. “ Kibum terkekeh mendengar ucapan Hyun Hoon, kemudian lelaki tampan itu menuju meja kasir untuk memesan minuman.

            “ tolong 2 jus melonnya diantarkan ke meja 12. “ ucap Kibum.

            “ aigoo! “ ketika hendak berjalan menuju tempat duduknya, lelaki tampan itu kembali merasakan sakit dikepalanya. Ditengah kesakitannya itu, samar – samar Kibum menatap sendu punggung Hyun Hoon. dengan langkah terhuyung, Kibum melangkahkan kakinya menuju sebuah toilet dan kembali memuntahkan cairan asam yang cukup banyak dimulutnya, seolah sesuatu tengah mengaduk – aduk semua isi perut dan otaknya sekarang.

            “ kau harus kuat, Kibum-ah. “ ucapnya lemah. Kibum kini mendudukan tubuhnya begitu saja dilantai toilet, tubuhnya begitu lemah seakan ia tak memiliki tenaga untuk menopang tubuhnya bangkit. Ia mencoba memejamkan sejenak kelopak matanya dan berharap jika rasa sakit yang menyerangnya itu hilang.

Preview END



```OoO```


            Sejak kejadian dikedai itu, Hyun Hoon tak pernah bertemu dengan lelaki tampannya lagi. Kibum menghilang tanpa meninggalkan pesan apapun padanya, bahkan kedua orang tua dan kerabatnya pun seolah menyembunyikan keberadaan lelaki tampannya itu. Sore itu tepat sebulan setelah kepergian Kibum, Hyun Hoon bermaksud menemui Jong Woon dirumah sakit, karena hanya lelaki itu yang menjadi tempat tujuan terakhirnya sekarang. ia kini tiba didepan ruang praktek Jong Woon dirumah sakit, walau tampak ragu namun ia mengerahkan keberaniannya untuk menemui lelaki tampan itu.

~Tokk..Tokk..Tokk~

            “ masuklah..” Hyun Hoon membuka knop pintu dan mendapati lelaki tampan itu tengah duduk santai diruang kerjanya dengan membaca sebuah buku. Jong Woon terperangah, ia tersentak kaget jika saat ini Hyun Hoon lah yang berada dihadapannya.

            “ Hyun Hoon-sshi? “ ucap lelaki itu gugup. Hyun Hoon perlahan masuk dan menutup kembali pintu.

            “ lama tidak bertemu, Jong Woon-sshi. “ ucapnya datar, gadis cantik itu hanya mengulurkan lengannya lembut pada lelaki tampan dihadapannya.

            “ apa yang bisa aku bantu dan lakukan untukmu? “ seolah Jong Woon mengetahui maksud kedatangannya.

            “ duduklah. “ timpal Jong Woon.

            “ sepertinya kau mengetahui maksud kedatanganku kemari, Jong Woon-sshi? “ Jong Woon hanya mengangguk dan lelaki tampan itu kemudian berjalan meninggalkan Hyun Hoon menuju meja kerja dan hendak mengambil sesuatu didalam laci.

            “ mana mungkin aku tidak tahu maksud kedatanganmu kemari, bahkan sebelum kau kemaripun aku berniat menemuimu. “ Hyun Hoon menolehkan pandangannya pada lelaki yang kini berjalan kearahnya itu, sesekali gadis cantik nampak mengerutkan dahinya.

            “ ini, bukalah? “ pinta Jong Woon sembari memberikan sebuah amplop berwarna cokelat itu pada Hyun Hoon.

            Gadis cantik itu hanya terdiam ketika memandangi amplop berisi potret seorang lelaki yang begitu ia kenal. Manic mata indahnya nampak berkaca – kaca manakala potret yang dilihatnya adalah Kibum, lelaki tampannya itu terlihat mengurus bahkan masih ada beberapa selang yang menancap menyakiti tubuh mungilnya. Tak kuasa menahan desakan yang bergejolak dalam hatinya, kini Hyun Hoon meraung menangis sembari memeluk potret Kibum ditangannya. Hatinya bahkan kini lebih sakit dibandingkan ketika ia mendapati Kibum menghilang dan tak pernah memberikan kabar bahkan ucapan perpisahan padanya.

            “ beginilah kondisi Kibum saat ini, Hyun Hoon-sshi.” Ucap Jong Woon.



Flashback POV


            kibum mengerahkan seluruh tenaganya, walau tubuhnya masih terasa begitu lemah, namun ia tetap berusaha bangkit dengan memegangi ujung wastafel sebagai tumpuannya untuk berdiri. Lelaki tampan itu kemudian menatap sendu wajahnya yang makin terlihat pucat didepan cermin. Dengan tangan yang bergetar ia berusaha merogoh sebuah ponsel disaku celananya.

            “ hyung, bisakah kau datang kekedai tempat biasa? Jeball..” ucapnya parau.

            Sementara seseorang disebrang telepon nampak terdengar cemas. Jong Woon, lelaki yang saat ini tengah dihubungi Kibum.

            “ baiklah, aku akan kesana, Kibum-ah. Pastikan jika kau bisa bertahan sampai aku datang. “ namun sayangnya ucapan Jong Woon tak bisa ia penuhi, kesadarannya semakin sedikit. Kini, lelaki tampan itu kembali tersungkur dan tergeletak tak sadarkan diri ditoilet.

            Sementara Hyun Hoon, gadis cantik itu hampir mati bosan menunggu Kibum yang tak kunjung kembali setelah selesai memesan dua jus melon. Bahkan semua pelayan didalam kedaipun tak mengetahui kemana perginya kekasihnya itu.

            “ Kibummie, eodiya?? “ ucapnya kesal. Ia memang tak pernah suka menunggu terlalu lama. Dengan sangat kesal, Hyun Hoon kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan kedai dan menitipkan pesan pada pelayan dikedai itu untuk disampaikan pada Kibum kekasihnya.

            Jong Woon memarkirkan mobil silver miliknya begitu saja didepan kedai yang Kibum maksud, bahkan ia tak sadar jika Hyun Hoon berjalan tepat dihadapannya. Lelaki tampan itu terlalu cemas memikirkan kondisi Kibum saat ini, ia berlari masuk kedalam kedai dan menuju kesebuah toilet yang berada dibelakang kedai.

            “ Kibum-ah???” teriak Jong Woon manakala ia mendapati tubuh Kibum tengah tergolek tak sadarkan diri.

              Kibum-ah, bisakah kau mendengarku?? “ ucap Jong Woon, lelaki tampan itu segera bangkit dan berlari mencari pertolongan diluar.

            “ bisakah kalian bantu aku? temanku, ia tak sadarkan diri didalam toilet?? “ teriak Jong Woon yang kemudian mendapat beberapa bantuan dari pelayan kedai.

            Sebelum pergi membawa Kibum kerumah sakit, seorang pelayan kedai memberikan selembar pesan pada Jong Woon. Lelaki tampan itupun kemudian meraih selembar kertas itu dan membacanya.

            “ aku pasti akan membuat Kibummu sehat kembali, Hyun Hoon-sshi. “ janji Jong Woon setelah membaca surat yang ternyata dari Hyun Hoon untuk Kibum.


Flashback END

           
            Hyun Hoon tak bisa menahan tangisnya setelah ia tahu jika kekasihnya Kibum menyimpan rasa sakit itu dan menyembunyikan semua kesakitannya itu sejak lama. Hatinya kini terasa terkoyak mengetahui Kibum masih tak sadarkan diri pasca operasi pengangkatan tumor otaknya.

            “ bisakah kau membawaku kesana, Jong Woon-sshi? Jeball? “ pinta Hyun Hoon pada Jong Woon.

            “ tentu, Hyun Hoon-sshi. Semoga kedatanganmu lah yang bisa menyembuhkan Kibum dan menyadarkannya dari koma. Kapan kita akan berangkat? “

            “ secepatnya, Jong Woon-sshi. “






```OoO```



            Hyun Hoon dan Jong Woon berangkat ke Amerika dengan menggunakan penerbangan pagi. Keduanya hanya duduk terdiam selama dipesawat, Hyun Hoon lebih banyak berkutat dengan lamunannya dan Jong Woon lebih memilih untuk mendengarkan lantunan music dari i-pod miliknya.

            Sesampainya di Amerika, keduanya segera menuju rumah sakit tempat Kibum dirawat selama ini. Hyun Hoon masih terdiam, ia merasa belum siap melihat kondisi kekasihnya sekarang. Sesaat sebelum memasuki ruangan tempat Kibum dirawat, Hyun Hoon menghentikan langkahnya. Jong Woon hanya mengangguk berusaha meyakinkan Hyun Hoon dan kembali berjalan mendahului gadis cantik itu.

            Gadis cantik itu kembali melangkahkan kakinya setelah cukup lama terdiam didepan pintu. Dengan ragu, kini Hyun Hoon membuka knop pintu dan segera mendapati tubuh kekasihnya itu hanya tergolek lemah dibed rumah sakit dengan beberapa selang menancap ditubuhnya. Satu selang dimasukkan kekerongkongan untuk membantunya bernapas, satu lagi dihidung, satu lagi dinadi untuk membantu Kibum selalu cukup cairan, satu lagi dikantong kemih untuk mengeluarkan air seninya, beberapa selang dipasang juga didada Kibum untuk merekam denyut jantung dan satu lagi dijari untuk merekam denyut nadi.

            Hyun Hoon masih membatu, ia hanya menutup bibir mungil dan menangis tanpa bersuara. Hatinya bagai teriris sebuah pedang tajam seorang algojo ketika menyaksikan penderitaan ini yang harus dialami oleh lelaki tampan yang ia kenal periang itu. kini yang terlihat hanya wajah pucat dan mata indahnya seolah tertutup selotip keras agar Kibum lebih lama tertidur. Tak ada eyesmile khas dari kekasihnya itu yang ia rindukan selama sebulan ini, Kibum lebih memilih bungkam dan sepertinya ia lebih memilih untuk tetap terjaga sekalipun Hyun Hoon telah berada dekat dengannya sekarang.

            “ Kibummie, apakah kau terlalu marah padaku, sehingga kau menghukumku seperti ini? “ ucap Hyun Hoon ketika ia memperdekat langkahnya dengan Kibum. Gadis cantik itu kemudian meraih tangan Kibum yang terasa dingin. Ia kembali tersedu, gadis cantik itu kembali menangis sembari menelungkupkan wajahnya dan tetap menggenggam tangan Kibum erat.

            “ kau tenanglah, Hyun Hoon-sshi. Menurut dokter yang menangani Kibum, ia termasuk salah satu pasien yang mempunyai harapan hidup paling kuat. “ Jong Woon mengusap lembut bahu gadis cantik disampingnya itu.

            “ bagaimana aku bisa tenang, Jong Woon-sshi. Aku merasa menjadi orang paling bodoh disini, bahkan aku tidak pernah mengetahui Kibum menderita penyakit terkutuk itu! “ ujar Hyun Hoon dengan nada setengah berteriak.

            “ jika saja Kibum mau melakukan operasi ini lebih awal mungkin resikonya tak akan sebesar ini, tapi kau tahu sifat keras kepala dari kekasihmu itu kan? Kibum lebih memilih bertahan dengan penyakit tumor otaknya  daripada harus kehilangan memori ingatannya, Hyun Hoon-sshi. “ Hyun Hoon semakin merasakan sakit disekitar ulu hatinya.

            “ nappeun namja, mengapa kau lebih memilih mempertahankan memori ingatanmu dibandingkan kesembuhanmu, Kibummie? “ gadis itu kembali menatap lekat lelaki yang kini terlihat tanpa rambut dihadapannya itu.

            “ berjuanglah untuk kesembuhanmu, Kibummie. Berjuanglah? “ bisik Hyun Hoon ditelinga Kibum sebelum ia pergi. Waktu besuk memang telah selesai, setelah jam besuk selesai pasien hanya boleh didampingi oleh dokter dan beberapa suster yang merawatnya saja, selebihnya Hyun Hoon dan Jong Woon hanya bisa berharap jika Kibum bisa sembuh meskipun berbagai kemungkinan akan dialami Kibum pasca operasi nanti.

~Drrttttttt~

            Deringan ringtone membuyarkan lamunan gadis cantik itu, ia segera mengecek ponsel berwarna merah dalam genggamannya itu. sebuah pesan nampak tertera dilayar ponselnya sekarang, pesan dari sang eomma untuknya. Gadis cantik itu terduduk lemah dikoridor rumah sakit setelah membaca pesan dari sang eomma. Manic matanya hanya menatap kosong dinding dihadapannya, ia bahkan tak bisa menangis dan seolah kelenjar airmatanya tak bisa mempasok bulir – bulir bening itu lagi untuk terjatuh. Dua kabar buruk diterimanya secara bersamaan, seolah Tuhan terlalu menyayangi gadis mungil ini.

            “ appa!! “ teriaknya setelah beberapa saat.


_TBC_


Kyaa!! JEDERR, lagi dan lagi TBC dech ah..kekekekekek, bagaimana kelanjutan kisah Kibum dan Hyun Hoon? kabar buruk apa yang diterima Hyun Hoon dari sang eomma? Lalu, apakah Kibum akan segera sadar dan pulih kembali? Jangan pernah bosan nunggu kelanjutannya ya di My First Kiss and The Last Kiss 4 XD
Gomapta yeorobun yang udah setia RCL dimini FF gaje buatan author abal – abal ini. semua TYPO yang bertebaran disetiap alur ceritanya adalah murni kesalahan saya. Saya tunggu kritik serta saran yang membangun untuk karya saya kedepannya dan harap maklum jika FF ini masih jauh dari kata Menarik. Saya masih author abal – abal yang menghasilkan karya amatir, so..silahkan tinggal komentar yang benar – benar membangun untuk FF ini. *bow :D

No comments:

Post a Comment