Tittle
: “Sweet Memories”
Author
: Shippa Kim
Main
Cast
·
Kim Jong Woon (Super Junior’s Yesung)
·
Jung Hyun Hoon (OC)
·
Lee Ho Won (Infinite’s Hoya)
Genre
: Romance/Hurt
Length
: Vignette
Rate
: PG-15
Disclaimer
: Yesung dan Hoya milik Tuhan YME! Tapi Jong Woon dan Ho Won milik author
*dilemparkepluto. Story adalah milik saya! Ide sudah dipatenkan dan murni hasil
pemikiran saya! Don’t bash, hargai author manapun termasuk saya yang membuat Vignette
ini dengan susah payah. Don’t coppast!!
``Enjoy for reading~
BOSAN!
Apakah hanya aku saja yang merasakan
bosan? Merasa sangat bosan dengan hidup yang terlalu monoton menurutku, seperti
jam pasir yang lambat laun menyusut dan habis begitu saja.
“Annyeong,” Kusunggingkan senyuman
termanisku saat namja tampan bermata sipit itu membuka pintu setelah kuketuk
tak lebih dari lima ketukan saja. Kini ia yang berdiri dihadapanku, menatapku
dengan tatapan tajamnya yang selalu membuatku sesak tak bisa bernafas.
Namja tampan beriris kecokelatan itu
kini menyunggingkan senyumannya membalas senyumku, dan membuatnya terlihat
semakin bertambah manis.
Ia membuka pintu lebih lebar untuk
mempersilahkan aku masuk kedalam apartment mewah miliknya, sangat nyaman dengan
sentuhan wallpaper ungu pada dindingnya.
“Minumlah,” Tawarnya padaku.
Memberikan segelas susu strawberry manis yang menjadi minuman favoritku sejak
dulu. Tanpa aba – aba segera kutenggak habis susu strawberry ditanganku tanpa
sisa, sementara dirinya kini merebahkan tubuhnya disampingku dengan tangan
melingkar pada tepian sofa berwarna abu – abu itu.
“Kemana Jong Woon?”
Aku menoleh padanya, saat ia
mengucapkan nama namja yang tak lain adalah kekasihku Kim Jong Woon. Dan hampir
setiap aku berkunjung hanya pertanyaan itu yang selalu ia lontarkan. “Mungkin
sedang ada kegiatan dikampusnya.” Ucapku singkat. “dan bisakah kita tidak
membicarakan dia ketika kita sedang bersama, Ho Wonie? Cukup hanya membicarakan
antara aku denganmu saja. hanya KITA!” Timpalku lagi dengan memberi penekanan
pada kalimat yang aku ucapkan padanya.
Namja tampan disampingku ini hanya
mengangguk dan tak banyak berkomentar apapun padaku.
Terlihat egoiskah aku?
Egois? Ya…aku memang egois karena
telah membiarkan namja tampan bernama Lee Ho Won ini masuk dalam kehidupanku.
Memberikan banyak harapan padanya tentang perasaannya selama ini padaku. Aku
tidak tahu sejak kapan hubungan ini terjadi, hubungan yang aku sendiripun tidak
tahu namanya. Sahabat? Kami memang berteman baik, bahkan aku mengenal Ho Won
jauh sebelum mengenal Jong Woon. Kekasih? Tidak…aku bahkan sangat mencintai
kekasihku Jong Woon, namja yang sudah seperti separuh nyawaku sendiri. Lalu.
Aku harus menyebut hubunganku dengan Ho Won itu apa? Sahabat atau kekasih?
Ah…entahlah, aku bahkan tidak perduli itu semua.
Aku sangat tahu jika Ho Won begitu mencintaiku,
bahkan sangat mencintaiku! Dan akupun sangat nyaman ketika berada disampingnya,
saat lengan kekarnya melingkar hangat memelukku. Tapi senyaman apapun aku
berada disampingnya, aku hanya memiliki satu hati. Hati yang telah terlebih dulu
diisi oleh namja tampan yang memiliki tatapan bersorot tajam bernama Kim Jong
Woon. Namja yang menjadi kekasihku sejak 3 tahun lalu.
3 tahun~ bukankah hubungan yang
berjalan 3 tahun bukanlah hubungan yang singkat? Aku dan Jong Woon bukan remaja
belia lagi yang hanya bermain – main dengan hubungan yang kami jalani selama
ini. hanya saja? aku merasa bosan dengan hubungan kami yang terkesan MONOTON.
Jong Woon bukanlah tipikal namja yang bisa mengungkapkan perasaannya dengan sebuah
ucapan. Ia cenderung dingin dan hanya menunjukan perhatiannya padaku dengan
bahasa tubuh yang kadang sulit untuk aku artikan. Sebaliknya dengan Ho Won,
namja tampan disampingku ini adalah tipikal namja hangat yang tak segan – segan
mengucapkan perasaannya padaku, contoh kecil seperti “Aku mencintaimu” tak
pernah absen memenuhi layar ponsel milikku setiap saat.
“Maafkan aku…aku tidak akan
mengungkit namanya ketika kita sedang bersama. Karena saat ini Jung Hyun Hoon adalah
milikku, milik Lee Ho Won!” Ucapnya dengan nada penuh penekanan.
Ucapan Ho Won membuat buliran bening
itu membasahi pelupuk mataku. Sebesar itukah cinta seorang Lee Ho Won padaku??
***
Setiap orang pasti membutuhkan
seseorang untuk menopangnya agar tetap kuat. Seseorang yang menjadi penyangga
ketika dalam kesulitan. Dan aku menemukan itu dalam diri Ho Won.
“Jong Woon marah padaku. Aku lupa
jika kemarin ada janji dengannya dan aku malah merawatmu seharian disini sampai
demammu benar – benar turun, Hiks…” Isakku yang berada dipelukan Ho Won.
“Eotthe?”
“Kau tenanglah, aku akan melakukan
apapun agar Jong Woon memaafkanmu. Hatiku sakit jika melihatmu menangis seperti
ini,”
Hangat
dan nyaman…
Itulah
yang aku rasakan saat ini. saat jemarinya membelai sayang sebagian rambutku
yang tergerai. Aku menyukainya, bahkan sangat menyukai seorang Lee Ho Won!
***
Aku mencintainya…
Aku mencintai seorang Kim Jong
Woon, kekasihku!
Tapi akupun membutuhkan Lee Ho Won…
Terlalu egoiskah aku?
Aku membutuhkan keduanya…
Kim Jong Woon seperti separuh
nyawaku..
Tapi…Lee Ho Won adalah penyangga
yang nyaman bagiku…
Dan hari itupun datang, hari dimana
Jong Woon mengetahui apa yang aku lakukan dibelakangnya.
“Siapa namja itu??”
DEG~
Tubuhku seketika dingin dan membeku
saat mendengar suara itu, suara kekasihku Kim Jong Woon yang terdengar dingin
dan…apakah ia marah?
Kulepaskan tautan tangan kami –aku
dan Ho Won saat melihat namja tampan berambut hitam itu berdiri tepat didepan
pintu rumahku.
“Siapa namja itu!”
Jong Woon mengulang perkataannya
tadi dan tetap dengan nada yang terkesan dingin.
“D-ia sahabatku…Lee Ho Won,” Ucapku
dengan nada yang sedikit terbata. Aku tidak menyangka jika hal ini terjadi
secepat ini.
“Apa benar yang dikatakan Hyun
Hoon?” Tanya Jong Woon lagi, namun pertanyaannya kali ini ditujukan pada namja
disampingku.
“Nde, dia sahabatku…” Lalu Ho Won
meraih lenganku, menatapku yang nampak gugup kala itu. “Sahabat yang sangat aku
cintai…” Lanjut Ho Won, dan…
BUGH~
Tubuhnya terkapar saat Jong Woon
memukul bagian wajahnya dengan sangat keras.
“JANGAN GANGGU KEKASIHKU LAGI! DIA
MILIKKU DAN AKAN SELAMANYA MILIKKU! KAU…BERHENTI MENEMUI HYUN HOON, ATAU AKU
TAK AKAN SEGAN – SEGAN MELAKUKAN HAL YANG LEBIH DARI INI!!!” Ancam Jong Woon,
lalu menarik lenganku kuat menjauhkan jarakku dengan Ho Won yang kini berusaha
bangkit dengan darah menetes disudut bibirnya.
Apa ini??? apa yang sedang
terjadi??? Tuhan jika ini mimpi, kumohon bangunkan aku!!
***
Semuanya berakhir…
Sejak kejadian 3 bulan yang lalu itu
aku tidak pernah bertemu dengan Ho Won. Dan Ho Won pun menghilang bak ditelan
bumi. Pernah suatu hari aku mencoba menghubungi ponselnya, namun hasilnya pun
mengecewakanku. Tidak ada lagi sapaan lembut kala ia membangunkanku dipagi
hari, suaranya yang terkesan sangat sexy itu selalu berhasil membuatku kembali
terjaga. Tak ada lagi senyuman bulan sabitnya yang begitu lucu dan tak ada lagi
genggaman hangatnya saat ia berusaha menenangkanku. Kemana namja itu? apakah
dia membenciku? Apakah ia sudah melupakanku dan tak MENCINTAIKU?
Aku kembali tersadar, sebab ini
semua hanyalah kesalahan. Tak seharusnya aku mengkhianati kekasihku Jong Woon,
namja yang kini akan menjadi suamiku.
Sepasang tangan kini melingkar
lembut dipinggangku. “Sedang memikirkan apa?” Ucap Jong Woon yang kini semakin
memperat pelukannya padaku.
“Tidak ada, hanya sedang memikirkan tentang
rencana pernikahan kita,” Sangkalku padanya. Tidak mungkin aku mengatakan jika
aku sedang memikirkan namja lain selain dirinya, terlebih namja yang sangat
Jong Woon benci yaitu Lee Ho Won.
“Baby-a,
besok aku akan pergi bersama teman – temanku ke Jeju-do, apakah aku boleh pergi
merayakan pesta lajangku sebelum aku benar – benar menikah denganmu?”
DEGH!
Terasa seperti angin segar untukku,
akupun mengangguk mengiyakan permintaannya. Kusunggingkan senyuman paling manis
untuknya.
“Tentu saja kau boleh pergi,
bagaimana mungkin aku melarangmu” Ucapku membuatnya mengangguk lalu mendaratkan
kecupan lembut tepat dikeningku.
***
“chagi-ya
aku lapar…” Rengek Ho Won sambil memegangi perutnya yang mengeluarkan bunyi
aneh itu. aku rasa saat ini cacing diperutnya benar – benar meminta jatah makan
malam padanya.
“Arraseo,
kau tunggu diruang tamu sebentar, aku akan membuatkan makan malam untukmu” Aku
berlalu menuju dapur miliknya dan mulai mengambil beberapa bahan untuk
kujadikan makanan favoritnya yaitu nasi goreng kimchi.
Berkutat
cukup lama didapur milik Ho Won, akhirnya nasi goreng kimchi buatanku kini
telah tertatap rapi dipiring. “Taddaaa…nasi goreng kimchi ala chef Hyun Hoon.” Ho
Won terkekeh saat aku meletakkan satu piring berukuran besar dihadapannya.
“Silahkan menikmati Lee Ho Won-sshi” Ucapku lagi.
“Neomu
mashita…” Ucapnya dengan mulut penuh makanan.
“Aish…makanlah
dengan hati – hati Ho Wonie.” Perintahku padanya. Membuat namja tampan
dihadapanku ini mengangguk dengan mengembungkan sepasang pipinya. TAMPAN!
Bahkan saat bertingkah anehpun Ho Won
selalu terlihat sangat TAMPAN.
Kubersihkan
sisa makanan disudut bibirnya, dan…
GREP~
Ho
Won mengunci tanganku dengan pergelangan tangan miliknya sangat kuat, dan berhasil menghentikan aktifitasku membersihkan
sisa makanan dibibirnya.
“Waeyo?”
Ucapku bingung.
“Bagaimana
jika kau membersihkannya dengan ini?” Tanyanya sambil mengarahkan jari
telunjuknya tepat dibibirku.
BLUSH~
Aku
yakin jika saat ini wajahku berubah merah merona. Kya…Lee Ho Won! Kau sukses
membuatku seperti terkena sengatan listrik 5000 watt.
“Aigoo…kau
terlihat sangat cantik dengan pipimu yang merona merah seperti itu,” Ucap Ho
Won tak lupa dengan kekehannya yang terdengar sangat khas itu.
Namja
ini, selalu saja menggodaku. Tapi aku sangat menyukainya, menyukai setiap
perlakuannya padaku.
“Nappeun!”
Desisku menahan malu.
CHU~
Aku
membulatkan kedua mataku saat sesuatu yang lembut menempel dipipiku. Ho Won
menciumku!
“Saranghae-yo,”
Hanya itu yang diucapkannya saat melepaskan bibirnya dari pipiku. Sungguh manis,
bahkan lebih manis dari makanan manis apapun didunia ini.
Aku
tersadar dari lamunanku mengingat kenangan manis itu. dan saat ini aku tengah
berdiri tepat didepan pintu apartment namja yang banyak memberikanku kenangan
manis disetiap detik itu. Ya…walaupun itu sekarang hanyalah sebuah kenangan saja.
Tapi bolehkah jika saat ini aku ingin mengingatnya?
TETT~TETT~
Kutekan berulang kali bel yang
berada disudut pintu apartment Ho Won. Sangat sepi…bahkan tak terdengar
sambutan hangat darinya saat ia membukakan pintu untukku.
“Jeongmal mianhae, Ho Wonie?” Ucapku
dengan nada bergetar. kulangkahkan kakiku dengan gontai saat Ho Won tak kunjung
membukakan pintunya untukku. Sakit, bahkan rongga dadaku seperti tertimpa beban
berton – ton dan yang bisa aku lakukan hanya
menangis.
“Hyu…Hyun Hoon”
DEG~
Spontan kutolehkan pandanganku pada
seseorang yang memanggil namaku. Kuseka perlahan airmata yang sedari tadi
membasahi pipiku, menatapnya yang kini mencoba tersenyum seperti biasa padaku.
GREB~
Ho Won menarikku kedalam pelukannya,
pelukan yang selalu aku rindukan. Bahkan aku masih merasakan jika perasaan ini
masih sama seperti perasaanku beberapa bulan yang lalu padanya.
“Pabbo-ya
yeoja. Apa kau lupa, eoh…hatiku sakit jika melihatmu menangis seperti ini.
jangan pernah menangis lagi, apalagi karena aku…jeball?”
.
.
.
.
.
Kupandangi setiap sudut apartment
milik Ho Won, masih sama seperti dulu. namja itu bahkan tak pernah mengubah
wallpaper ungu pada dindingnya. Hanya saja ada satu hal yang kutangkap berbeda
diruangan ini. Tak ada foto – foto aneh kami menghiasi setiap sudut ruangan
apartmentnya. Entah ia kemanakan semua itu? semarah itukah dia padaku, sehingga
membuang begitu banyak kenangan manis yang telah kita lewati bersama?
“Kemana kekasihmu itu?”
Kenapa pertanyaan itu yang meluncur
pertama kali dari bibirnya. Mengapa ia tak menanyakan apakah aku baik – baik
saja selama ini? apakah aku makan dengan baik setiap harinya sejak kejadian
itu?
“Kau lupa, eoh? Aku tidak suka kau
membicarakannya setiap kita berdua,”
Ho Won hanya terkekeh menanggapi
perkataanku.
“Kau belum berubah” Ucapnya lalu
mengacak rambutku.
“Ho Wonie, apa kau lapar? Aku
buatkan makanan?” Ho Won mengangguk. Kulangkahkan kaki mengitari dapur yang
terlihat sama seperti dulu, rapi dan sangat bersih. Pertanda jika Ho Won tak
pernah menggunakannya. Kubuka lemari pendingin miliknya, tapi…bukan bahan makanan
yang aku temukan disana. Aku hanya menemukan berkaleng – kaleng soju menghiasi
setiap tahapan lemari pendingin itu.
“Ho Wonie…kenapa hanya ini yang ada
dilemari pendinginmu? Kemana perginya ikan, daging dan sayuran?”
“Aku buang! Aku tidak suka makanan
yang merepotkan seperti itu. lagipula siapa yang akan menggunakannya?? Aku
lebih senang kaleng – kaleng itu yang memenuhi lemari pendinginku!” Ucap Ho Won
dengan tatapan dinginnya saat pandangan kami tak sengaja bertemu.
Aku hanya mematung mendengar
ucapannya yang terkesan dingin dan tatapan matanya, tatapan mata Ho Won seolah
menyimpan kekecewaan mendalam padaku.
“ Ho Won….bukannya dulu kau….”
“BERHENTI MEMBERI HARAPAN PALSU ITU
LAGI PADAKU JUNG HYUN HOON!! APA TIDAK CUKUP KAU MEMBUATKU HAMPIR GILA SELAMA
INI???” Ucap Ho Won yang tiba – tiba memotong kalimatku.
“Ta…pi…a…ku…”
“CUKUP! KUMOHON HENTIKAN SEKARANG!
Atau aku akan benar – benar kehilangan kewarasanku dan kembali berharap
padamu…kumohon jangan paksa aku melakukan hal yang sulit aku lakukan sekarang,
komohon pergi dan biarkan aku mencoba melupakanmu!” Pinta Ho Won sambil
menundukan wajahnya, bahunya nampak bergetar dan aku sangat tahu jika namja
tampan dihadapanku ini tengah menangis.
Kudekati tubuh Ho Won lantas
memeluknya dengan sangat erat. Membiarkan ia meluapkan emosinya. “Mian…jeongmal mianhae. Aku telah banyak
menyakitimu, membuatmu menderita karena mencintaiku selama ini”
Tidak ada ucapan apapun yang
dilontarkan Ho Won. Hanya sesekali terdengar isakan kecil darinya yang membuat
hati ini sesak dan pedih.
Kulepaskan pelukanku padanya.
Menjauhkan jarakku dengannya.
“Mianhae…”
Kutatap wajah Ho Won yang
memalingkan wajahnya dariku. Seakan ia terlalu benci melihatku.
“Aku berjanji tidak akan menemuimu
lagi, membuatmu terluka lagi” Kuhela nafas ini yang terasa sesak.
“Berbahagialah setelah ini, aku
yakin kau akan menemukan yeoja yang jauh lebih baik dariku”
“Jeongmal
gomawo, Ho Wonie…atas semua cinta yang kau berikan untukku selama ini”
Kutatap wajahnya yang kini mulai memudar akibat terhalang oleh buliran bening
yang menggenang dipelupuk mataku.
“Rasa
sakit ini akan segera berakhirkan???” Gumanku saat melangkah pergi
meninggalkannya.
Kuhentikan sesaat langkahku,
berbalik menatap Ho Won yang masih tak bergeming dan bahkan masih enggan untuk
menoleh kearahku.
Kututup pintu apartment Ho Won
sekaligus menutup kisah cintaku dengannya. Aku harus memulai kehidupan baru
bersama Jong Woon tanpa ada Ho Won didalamnya. Begitu pula dengan Ho Won, namja
itupun harus memulai kehidupan barunya dan iapun pantas mendapatkan yeoja yang
jauh lebih baik daripada aku yang lebih sering menyakitinya. Dan hari ini semua
kisahku bersama Ho Won berakhir sampai disini. Mencoba menghapus semua kenangan
manis yang masih melekat kuat dalam ingatanku sampai kapanpun.
“Selamat tinggal Lee Ho Won.” Ucapku
mantap saat benar – benar meninggalkan apartmentnya.
_FIN_
Kya…FF
apa ini? anehkah? Ajaibkah? Semua kalimat dan penggunaan bahasanya masih sangat
berantakan, dan ini sekaligus Curahan hati saya untuk seseorang *curcol :P Dan
semoga tidak membuat reader mual karena membaca FF buatan saya ini.^^v seperti
biasa setelah membaca tentunya tak afdol dong kalo cuma baca aja tapi gak mau
tingalin jejak buat saya :) saya menunggu kritik dan saran yang membangun dari
reader semua. *deepbow XD
No comments:
Post a Comment