Sunday, June 16, 2013

FICLET | POETRY - "60 SECONDS"









Tittle : “60 Seconds”

Author : Shippa Kim

Main cast
·         Super Junior’s Yesung a.k.a Kim Jong Woon
·         Super Junior’s Kangin a.k.a Kim Young Woon
·         Jung Hyun Hoon (OC)

Genre : AU / Sad / a bit romance

Length : Ficlet / Poetry

Rate : General

Summary : 60 detik…ketika Tuhan menganugerahkan suatu fitrah suci berupa cinta kepada tiga anak manusia. 60 detik…cinta datang tidak di duga..cinta datang tanpa tahu kepada siapa itu. haruskah menolak ketika cinta tumbuh bukan pada porsi yang sebenarnya? Haruskah menghakimi saat cinta itu tumbuh alami walau sesungguhnya itu salah? Haruskah ada salah satu pihak yang menderita? Atau justru dilain pihak harus terluka?

Disclaimer : semua cast adalah milik Tuhan YME, tapi cerita adalah milik saya! Don’t coppast, dan ide ini murni mengalir dari otak saya!

Warning : perlu diketahui, Ficlet ini saya buat karena terinsfirasi oleh drama korea yang saya tonton berjudul “Reply 1997” dimana kisah cinta ketiga pemeran di serial drama ini sangat unik. Alhasil…cukup lama bersemedi, akhirnya jadilah ficlet yang mudah2an layak dan bisa membuat readers tak bosan membacanya. Baiklah…daripada mendengarkan bacotan saya yang tak ada habisnya, silahkan berRCL ria di Ficlet terbaru saya ini XD





``enjoy for reading``



[[Shippa Kim story line – “60 seconds”]]


Jika waktu yang tersisa hanya 60 detik saja…
Maka di 60 detik terakhirku…
Aku hanya menginginkan dirimu…hanya dirimu..


***

[[60 Seconds – Jong Woon POV]]


            Hanya dalam waktu 60 detik aku mencintaimu, menginginkan dirimu lebih dari yang saat ini kita jalani.

            Jung Hyun Hoon –terukir nama itu kuat dihati ini. terpatri dan tak akan pernah bisa tergantikan oleh dan siapapun itu.

            Aku mencintai ketika gadis itu tersenyum, memperlihatkan sepasang gigi taringnya yang justru menjadi daya tarik darinya. Lama dan tersimpan rapi hasrat cinta ini untuknya.

            “Jong Woon oppa

            Langkahku terhenti, aku menoleh pada seseorang yang memanggilku. Seseorang yang selalu membuat hati ini berdesir hebat untuk beberapa detik dan detik selanjutnya.

            60 detik berikutnya, ia melambaikan tangannya. Berjalan perlahan, mendekat dengan menyunggingkan seualas senyuman manis yang hampir membuatku mati lemas.

            “Apa yang sedang oppa lakukan disini?”

            “Hanya mencari ruang udara yang sedikit luas. Lalu kau? Apa yang kau lakukan disini?”

            “Aku sedang berjalan – jalan dengan Young Woon oppa

            DEGG!


            Seharusnya kau tidak perlu mengatakan itu padaku, Hyun Hoon. tidak tahu kah jika saat ini dadaku sesak seperti tertimpa beribu – ribu ton baja saat mendengar kau menyebut nama Young Woon?

            “Lalu, jika kau berjalan – jalan dengannya…kemana anak itu?”

            “Mungkin mencari makanan kecil,” Ujarnya lembut.

            “Apa kau ingin duduk – duduk denganku sebentar, oppa?

            Hyun Hoon, gadis itu menunjuk salah satu bangku taman diseberang kami berdiri saat ini.

            Kajja…”

            Ia berjalan terlebih dahulu dan aku…aku hanya mengikutinya dari belakang. Tak berani berjalan berdampingan dengannya.

            Oppa…apakah tidak bosan hanya berjalan seorang diri? Mengapa kau tidak mengajak teman wanitamu atau siapapun itu untuk menemanimu?”

            “Teman wanita?”Batinku.
           
            Tenggorokanku sedikit tercekat saat mendengar kata “Teman wanita”. Tak tahukah Hyun Hoon-ah…kau lah teman wanita yang aku inginkan. Bahkan rasanya…60 detik bersamamu itu sudah cukup bagiku. Hanya denganmu!

            “Teman wanita? Kkkkkkk…”

            Wae? Bukankah seharusnya kau sudah pantas mempunyai seorang yeojachingu, oppa?”

            Aku menghiraukan ucapannya. Aku dan Hyun Hoon kembali terlarut dalam lamunan kami masing – masing. Sampai pada saat sesuatu membuyarkan lamunanku.

            Sebuah mobil hampir saja menabrak tubuh Hyun Hoon. Aku sedikit meringis menahan sakit saat kaca spion sebelah kanan milik pengendara itu mengenai bahu kiriku ketika aku berusaha melindungi tubuh Hyun Hoon agar tak terluka. Hyun Hoon masih berada dalam pelukanku, mendekapku cukup lama.

            “Aww…”

            Hanya itu yang keluar dari bibirku. Ngilu dan mungkin akan sedikit memar bahu kiriku ini.

            Gwaenchana?” Ucapnya terlihat mengkhawatirkanku.

            Berbohong…

            Kugelengkan kepalaku mencoba meyakinkan Hyun Hoon jika aku baik – baik saja.

            Pengendara mobil yang hampir merenggut nyawaku dan Hyun Hoon pun keluar dari mobilnya. Memastikan jika aku dan Hyun Hoon tak terluka.

            “Apa dari kalian ada yang terluka? Apakah kami perlu membawa kalian kerumah sakit?” Ucap ahjussi –sipengendara mobil itu.

            “Kami baik – baik saja, tidak ada yang perlu anda khawatirkan. Dan maafkan kecerobohan kami saat menyeberang tadi.”

            Annimida…seharusnya kami yang harus meminta maaf pada kalian berdua anak muda. Jika terjadi sesuatu, kau bisa menghubungi kami secepatnya.”

            Ahjussi pengendara mobil itu memberikan sebuah kartu nama padaku. Detik selanjutnya, mereka pamit dan kembali melanjutkan perjalanannya.

.
.
.
.
            Kini, aku dan Hyun Hoon sudah duduk dibangku taman. Menyandarkan tubuhku yang sekarang terasa sakit.

            “Apa benar tidak apa – apa?”

            “Aku baik – baik saja, Hoonie” Kusunggingkan senyumku padanya berharap itu bisa mengurangi kekhawatirannya.

            “Itu Young Woon oppa” Tunjuk Hyun Hoon saat melihat pria dengan eyesmile menghiasi parasnya yang tampan itu datang menghampiri kami –aku dan Hyun Hoon yang sedari tadi duduk dibangku taman.

            Hyung…”Sapa Young Woon ramah.

            “Emm..” Hanya itu yang kuucapkan. Sangat singkat.

            Young Woon kini duduk diantara aku dan Hyun Hoon. Lalu ia mengelus lembut rambut hitam pekat milik gadis itu.

            “Apa aku melewatkan sesuatu? Maaf membuatmu menunggu sangat lama, dan maaf membuat hyung kerepotan menjaga Hyun Hoonku,”

            Young Woon memberi penekanan pada setiap kalimat yang diucapkannya itu. Memberi penekanan pada kalimat “Hyun Hoonku” seolah Hyun Hoon adalah miliknya, hanya miliknya.

            60 detik diantara mereka –Young Woon dan Hyun Hoon..

            60 detik dimana aku harus melihat adegan adegan manis yang justru membuat dada ini sesak.

            60 detik yang membuat aku terpaksa menyunggingkan senyumku, memperlihatkan pada mereka jika aku terlihat baik – baik saja. Sungguh seperti orang yang sangat tolol dan bodoh rasanya!




***     
           

[[60 Seconds – Hyun Hoon POV]]



            60 detik bersamanya….

            Bersama dengan dua orang terpenting dalam hidupku…

            Kim Jong Woon, namja yang aku cintai…

            Dan…Kim Young Woon, aku menyayanginya…

            Jika boleh aku berlaku egois…aku menginginkan keduanya..

            Tetapi…

            Ketika orang yang kau sayangi mencintai orang yang kau cintai? Apa yang akan kau lakukan?

            Aneh? Ya..memang aneh.. tapi ini kenyataan hidup yang memang terjadi padaku, terjadi dikehidupan nyataku…

            Aku mengira, jika kisah ini hanya akan terjadi dalam serial drama saja.

            Tapi…

            Kali ini, kali ini aku mengalaminya…

            60 detik…

            Saat waktu berjalan mundur…

            Kenyataan yang tak seharusnya kuketahui, kenyataan yang seharusnya menjadi rahasianya saja kini menjadi rahasiaku juga.

            Orang yang aku sayangi, Kim Young Woon.

            Ia mengungkapkan sebuah kebenaran jika ia menyukai Jong Woonku, pria yang mampu membuatku membatu hanya dalam waktu 60 detik saja.

            “Ada satu rahasia yang ingin aku katakan padamu…aku…menyukai…JONG WOON”

            DEGG!

            Entah jawaban apa yang harus aku berikan untuknya. Aku tidak ingin menghakiminya. Cinta datang tanpa diduga, seperti saat aku mencintai Jong Woon oppa untuk pertama kalinya. Cinta bukan hanya milik pria dan wanita saja, cinta bisa datang pada siapapun tanpa ia inginkan sekalipun. Termasuk cinta yang Tuhan berikan pada Young Woon oppa untuk Jong Woon oppa. Terdengar geli saat mendengar jika pria mencintai pria? Tapi itu tidak aneh…itulah cinta, suatu rasa yang tak bisa kita hindari. Itu terjadi alami, dan aku tidak bisa menyalahkan cinta yang terjadi diantara kedua orang terpenting dihidupku ini.

            Oppa…sepertinya aku harus pergi. Ada seorang teman yang ingin aku temui hari ini. kalian bersenang – senanglah,” Ujarku.

            Berbohong?

            Ya..saat ini aku membohongi mereka berdua. Kulirik Young Woon oppa yang menatapku aneh. Seperti menangkap kebohongan yang aku lakukan.

            “Benarkah?” Kembali untuk kesekian kalinya kulirik Young Woon oppa yang sepertinya curiga padaku.

            “Emm…sampai bertemu besok,”

            “Berhati – hatilah, Hoonie” Kulambaikan tanganku pada kedua pria yang masih duduk berdampingan itu.

            Kuhela nafasku dalam…

            Sepertinya membiarkan mereka hanya berdua itu bukan sesuatu yang salah bukan?

            60 detik berikutnya…

            Aku tidak akan tahu sesuatu yang terjadi pada keduanya…

            Biarkan mereka yang memutuskan…




***

[[60 Seconds – Young Woon POV]]



            60 detik …

            Aku tahu gadis bodoh itu membohongiku.
           
            Apa yang harus aku lakukan? Menjadi pahlawan untuknya atau justru mementingkan perasaanku?

            Hanya berdua dengannya…bersama Kim Jong Woon, pria yang membuatku menjadi pria tidak normal (?)

            Aku memang mencintainya, mencintai Kim Jong Woon. Pria yang saat ini berada disampingku, duduk hanya beberapa inchi saja dariku.

            60 detik…

            Ketika waktu berputar ke 60 detik sebelumnya…

            Aku mengungkapkan apa yang seharusnya tak ku ungkapkan. Mengungkapkan perasaan yang memang tidak berada pada posisi semestinya.

            “Aku…menyukai…JONG WOON,”

            Itulah kebenaran yang aku ungkapkan pada Hyun Hoon. Sebuah kebenaran atau sebuah aib yang harusnya tidak  ia ketahui.

            Cinta?

            Aku mencintai pria disampingku ini, apakah sesuatu yang salah?

            Aku adalah salah satu dari mereka, mencintai bukan pada porsi sebenarnya. Tak seharusnya aku mencintai pria ini, tapi Tuhan…Tuhan menganugerahkan cinta ini tumbuh disetiap detik – detik saat aku bersama Jong Woon. Apakah Tuhan yang salah menganugerahkan cinta itu padaku?

            “Apakah ingin berjalan – jalan denganku, Young Woon-ah?” Tawar Jong Woon hyung padaku yang berhasil membuyarkan lamunanku.

            “Mwo?

            “Oh…boleh hyung.”

            Kami mulai berjalan berdampingan. Sangat canggung rasanya saat kulihat Jong Woon hyung hanya diam.

            “Young Woon-ah…apakah kau dan Hyun Hoon berpacaran?”

            Aku tersenyum kecut saat mendengar pertanyaan itulah yang ia ucapkan, aku memang sudah menduga sebelumnya, menduga jika kalimat itu yang akan dilontarkannya.

            “Anni,” Jawabku. Aku dapat melihat jika Jong Woon hyung menyunggingkan senyumannya itu. sebuah senyuman kelegaan lebih tepatnya.

            “Jika bukan Hyun Hoon…lalu adakah orang yang kau sukai?”

            “Emmm,”

            Nuguya? Apa aku mengenalnya, Young Woon-ah?”

            Kuhela nafas ini dalam. 60 detik yang sangat menyiksa bagiku.

            “Mungkin,”

            Ingin rasanya aku berteriak jika orang yang aku sukai itu adalah kau, kau Jong Woon hyung!

            Tapi…

            Aku tidak akan mengatakan itu padamu, karena aku tahu…ada hal lain yang jauh membuatmu bahagia yang saat ini kau tunggu bukan?

            “Apa hyung menyukai Hyun Hoon?” kubalikan pertanyaan yang ia lontarkan padaku.

            Jong Woon hyung hanya terdiam, namun sesaat kemudian anggukan kecil darinya adalah sebuah jawaban yang membuat batin ini perih.

            Tuhan…begitu berdosakah aku??

            Tak bisakah kau berikan 60 detik waktu untukku bahagia?

            “Aku…aku mencintainya,” Tuturnya membuat mata ini menjadi berair.

            “Mengapa kau tidak mengatakan hal itu padanya?”

            “Bukan aku orang yang ia cintai. Dia lebih menyukaimu, Young Woon-ah” Aku tercengang mendengar ucapan Jong Woon hyung.

            “Menyukaiku? Kkkkk…” aku menoleh padanya lalu tertawa, mendengar ucapannya sungguh membuatku geli.

            “Kau salah hyung, aku dan Hyun Hoon sudah seperti saudara kandung. Kami dekat sejak kecil.”

            “Benarkah?” Kuanggukan kepalaku.

            “Dan satu hal lagi yang perlu kau ketahui, hyung. Dia...menyukaimu,”

            Tenggorokanku tercekat, detik – detik tersulit saat mengungkapkan kenyataan bahwa mereka ternyata saling menyimpan rasa satu sama lain.

            “Cari dia dan katakan jika kau mencintainya, hyung. Aku yakin saat ini ia pasti tengah menunggumu di sungai han tempat favoritnya. Pergilah!”

            Ia tersenyum…

            Senyuman yang justru membuatku terluka.

            Jeongmal gomapta,”

            Ia merangkulku sekilas.

            60 detik…paling tidak aku merasakan kebahagiaan saat bersamanya. Paling tidak aku bisa membahagiakan orang yang kucintai.

            Tidak apa tidak memilikinya, tidak apa…

            Jong Woon hyung mulai berlari menjauh. Mengejar cinta yang seharusnya ia kejar.

            Aku? biarkan aku seperti ini…

            Setidaknya aku bisa membahagiakan kedua orang terpenting dalam hidupku…




***


[[60 Seconds – Epilog]]



            60 detik….

            Jong Woon berlari dengan nafas tersengal. Tak ingin menjadi pria pengecut yang hanya memendam perasaannya, ia pun berjalan perlahan dan sesekali mengatur nafasnya.

            Pria tampan itu tersenyum saat melihat gadisnya tengah berdiri sambil memainkan batu kerikil disekitar kakinya.

            Jong Woon makin memperdekat jaraknya pada Hyun Hoon. Memeluk tubuh gadisnya itu sangat erat. Menyandarkan kepala pada bahu sebelah kanan gadisnya itu. Hyun Hoon mematung, ia bahkan tak menolak perlakuan Jong Woon padanya. Ia membiarkan pria tampan itu memeluknya. Bahkan…jika ia boleh memohon. Ia ingin memohon jika waktu berhenti sejenak, waktu berhenti dan membiarkan keduanya berada pada posisi itu untuk beberapa saat.

            Oppa…” Ucap Hyun Hoon. Ia mengusap lembut lengan pria tampan yang melingkar ditubuhnya itu.

            “Jangan tinggalkan aku, tetaplah disini bersamaku!” Ucap Jong Woon.

            “Aku tidak akan pergi kemana – kemana, aku akan disini oppa. Waeyo?”

            Saranghae, nan jeongmal saranghaeyo,” Bisik Jong Woon membuat gadis yang berada dipelukannya itu mematung.

            Hyun Hoon terdiam, ada satu hal yang membuatnya ragu saat ini. Ada satu orang yang membuatnya berat untuk menjawab ungkapan hati Jong Woon padanya.

            Drrttt~

            Diraih sebuah ponsel bersarung silicon pink disaku sweater yang ia kenakan itu. ia meletakkan ponsel itu ditelinganya, mendengarkan ucapan dari seseorang diseberang telefon sana.

            “katakan jika kau mencintainya juga, Hoonie. Aku akan bahagia jika kau mengucapkan kalimat itu padanya”

            Hyun Hoon tersenyum. Meletakkan kembali ponselnya pada saku sweater. Ia melepaskan pelukan Jong Woon dari tubuhnya. Jemarinya kini mulai menyusuri setiap lekuk wajah tampan pria dihadapannya itu. Ia tersenyum saat jari telunjuknya menyentuh bagian yang menjadi favoritnya. Sepasang iris berwarna kecokelatan itulah yang mampu membuatnya tak bisa memalingkan tatapannya walau sedetik saja. Sepasang mata milik Jong Woon lah yang untuk pertama kali membuatnya jatuh cinta, sekarang dan sampai waktu yang tak bisa ia tentukan.

            “Aku pun mencintaimu, oppa” Ucap Hyun Hoon setengah berbisik.

            Jong Woon tersenyum senang. Ia semakin mempererat pelukan pada tubuh gadis cantiknya itu.

            “Aww…appo,”

            Teriaknya tertahan, membuat Hyun Hoon melepaskan pelukan pada tubuh Jong Woon.

            “Apa sesuatu terjadi padamu, oppa?”

            “Pundak ku sakit, mungkin akibat kecelakaan kecil tadi,” Hyun Hoon menggelengkan kepalanya. Memijat lembut bagian pundak Jong Woon.

            “Apa sudah lebih baik?”

            “Akan lebih baik jika ada sesuatu yang kau tambahkan sebagai hadiah,”

            Hyun Hoon mengerutkan dahinya. Tanda jika gadis itu tak mengerti dengan yang diucapkan oleh Jong Woon.

            “Maksudmu? Hadiah? Mwoya?

            “Kiss…” Ucap Jong Woon mengerucutkan bibir kissablenya dihadapan Hyun Hoon.

            PUKK!

            nappeun!”

            Sesaat kemudian keduanya tertawa bersamaan. Jong Woon dan Hyun Hoon kini saling menautkan lengan, berjalan berdampingan saling berpegangan tangan menyatukan jari jemari mereka dan seolah ikatan itu tak ingin terlepas walau barang sebentar saja.

            60 detik yang berbeda…

            Young Woon meletakkan ponselnya. Pria tampan itu tersenyum lega, menjadi pahlawan dalam kisah cinta dua orang terpenting dalam hidupnya adalah sesuatu hal yang hebat bukan!

            Ia mulai melangkahkan kakinya, tak tahu kemana langkah itu akan membawanya.

            Langkahnya kini terhenti sejenak, saat seorang bocah kecil menarik lengan kemejanya berulang – ulang.

            hyung, bantu aku?” Ucap bocah kecil itu polos. matanya nampak berair.

            “Apa terjadi sesuatu padamu, eoh? dimana orang tuamu?” Tanya Young Woon sambil mengusap airmata yang membasahi pipi bocah kecil itu.

            nunna, aku bersama nunnaku. Tapi sekarang dia menghilang. Huks…” Jawab bocah kecil yang masih terisak itu.

            “Siapa namamu?”

            “Park So Jung,”

            “Lalu nama nunnamu?” Tanya Young Woon sekali lagi.

            “Park Ji Joon.” Jawab bocah kecil itu.

            Young Woon kini memberikan sebuah permen kapas pada bocah kecil itu. Berusaha agar membuat bocah kecil itu berhenti menangis.

            “Berhenti menangis dan kita cari nunnamu…Kajja…”



_FIN_

Kya…selesai *keprok2. Saya tidak tahu apa ficlet buatan saya ini layak dibaca atau tidak. Sekali lagi tidak ada maksud apa – apa, itu hanyalah sebuah cerita yang idenya berasal dari otak saya yang sedikit error. Bosan dengan cinta segitiga yang biasa, akhirnya tercipta lah ficlet gaje bin ajaib itu u.u nah setelah membaca, saya tunggu kritik dan sarannya *bow ^^

No comments:

Post a Comment