Tittle : “ Dear,
My Beloved Bestfriend – Part 1“
Main Cast
·
Super Junior’s Yesung a.k.a Kim Jong
Woon
·
Super Junior’s Eunhyuk a.k.a Lee Hyuk
Jae
·
Sagari Nilamsari a.k.a Park Ji Joon
·
Shippa Kim a.k.a Jung Hyun Hoon
Genre : Romance
/ Friendship / AU
Length : Series
Rate : General
Poster FF :
YeHyun Edited (menggunakan Yesung, Eunhyuk dan Song Ah Ri (ulzzang) serta Do
Hwe Ji (ulzzang) sebagai visualisi Ji Joon dan Hyun Hoon)
Disclaimer :
Story milik SaShi! YeHyuk milik Tuhan YME, tapi Jong Woon dan Hyuk Jae milik
kami (SaShi) *lol. Ide ini murni kolaborasi dari otak kami berdua, iseng –
iseng buat FF kolaborasi dan alhasil jadi FF ini. semoga layak untuk dibaca dan
jika terdapat kesamaan alur, nama dan lain – lain ini murni bukan unsur
kesengajaan. Don’t Like don’t Read! Hargai karya seseorang jika ingin dihargai
pula ^^
``Enjoy
for reading``
[[SaShi story
line – Dear, My Beloved Bestfriend]]
***
“You float up in my head like a habit
Sometimes, you seem really
sad
It’d be nice if I could
be by your side together
Kamu muncul didalam
kepalaku seperti sebuah kebiasaan
Kadang, kau terlihat
sangat sedih
Itu akan menyenangkan
jika aku bisa berada disisimu”
Cuaca sore dimusim semi kota Seoul
sangat menyenangkan hari itu, angin bertiup semilir menggerakkan perlahan bunga
dan rerumputan yang mulai bersemi mewarnai bumi dengan warna-warna yang
menakjubkan. Kim Jong Woon dan Lee Hyuk Jae tengah duduk berdampingan disebuah
café tempat biasa mereka menghabiskan waktu bersama. Keduanya serius menekuni
komik ditangan mereka, sesekali mereka tergelak karena komik yang dibacanya.
“Ya Jong Woon-ah.. kemana para yeoja gila itu? Aku lelah menunggu mereka, hampir
2 jam yang lalu mereka bilang sebentar lagi akan sampai” sungut Hyuk Jae namja
dengan gummy smile yang manis itu pada JongWoon sahabatnya yang hanya tersenyum
malas menanggapi ucapannya. Hyuk Jae melempar komik yang sudah habis dibacanya
keatas meja dan menyeruakkan kepalanya disamping Jong Woon, lalu ikut membaca
komik yang dibaca Jong Woon.
“Kau menggangguku, arra?” ujar Jong Woon datar,
menyentakkan bahunya untuk mengusir Hyuk Jae yang melekat padanya seperti
permen karet. Hyuk Jae kembali menyandarkan kepalanya disana berpura-pura tidak
peduli pada ucapan Jong Woon. Dan terus bergerak gelisah mengganggu ketenangan
Jong Woon yang masih berusaha
menekuni komikya.
“Issh.. Kau menggangguku Hyuk Jae-ya! Kalau kau bosan pergi saja, kau bisa
pulang duluan. Aku tidak akan menahanmu, karena aku bosan orang-orang menatap
seakan kita adalah pasangan kekasih. Kha..!”
sungut Jong Woon bosan terus-menerus diganggu oleh Hyuk Jae.
“Ya, kau tau apa yang akan dilakukan
yeoja-yeoja itu kalau aku pergi sekarang eoh? Aku tidak akan mengulanginya,
lebih baik aku menjamur disini daripada harus menerima siksaan 2 yeoja gila
itu.”
“Bruuukk..” Seketika Jong Woon dan
Hyuk Jae hilang dibalik tumpukan tas-tas belanjaan. Tentu saja 2 yeoja yang
dibicarakan Hyuk Jae muncul dengan wajah berseri seakan mereka memenangkan
lotre jutaan won.
“Ya.. siapa yeoja gila eoh?” Ji Joon
duduk disebelah Jong Woon sembari mendaratkan jitakan dikepala Hyuk Jae yang
tidak sepenuhnya tertutup barang belanjaan mereka. Langsung saja Ji Joon
menenggak habis jus mangga milik Jong Woon tanpa rasa bersalah. Sedangkan Hyun
Hoon hanya tersenyum merapikan tas-tas belanjaan yang diletakkan sembarangan
oleh Ji Joon.
“Kenapa kalian lama sekali eoh? Aku
bosan menunggu!” jerit Hyuk Jae membuat Hyun Hoon menutup telinganya karena yeoja itu tepat
duduk disebelahnya.
“Ya..! Apa ini baru pertama kalinya
kami pergi berbelanja? Isshh..” Hyun Hoon melempar cardigan yang dikenakannya
pada Hyuk Jae.
Hyun Hoon, Ji Joon, Hyuk Jae dan
Jong Woon sudah saling mengenal sejak hari pertama mereka berempat menginjakkan
kaki di sekolah waktu mereka berusia 7 tahun. Sejak saat itu mereka berempat
tidak terpisahkan, mereka bersekolah ditempat yang sama sejak di sekolah dasar
hingga sekarang mereka bersama-sama menjadi mahasiswa di KyungHee University.
“Akhir pekan nanti apakah kalian
punya waktu Joonie,
Jae-ya?” Tanya Hyun Hoon pada 2
sahabatnya itu yang saling menatap satu sama lain. sementara JongWoon hanya mendelikan
matanya, nampak menginstruksikan sesuatu pada Hyun Hoon yang duduk tepat
dihadapannya.
“Anni,
sepertinya tidak akan ada yang aku lakukan di akhir pekan ini, memangnya ada
apa? Apa kau akan mengajak kami kesuatu tempat, Hoonie?” Ucap Ji Joon sambil
melahap pie apel yang berada dihadapannya itu.
“Lalu kau, Jae-ya?” Jong Woon kembali bertanya pada namja tampan bergummy smile itu, yang nampak sedang berfikir sedari
tadi.
“Aku, sepertinya akupun tidak memiliki
janji atau kegiatan yang akan aku lakukan akhir pekan ini” Hyun Hoon menepuk
lembut bahu Hyuk Jae, membuat namja tampan itu kembali bertingkah konyol
dihadapannya.
“Baguslah. Akhir pekan ini mari kita
habiskan waktu dengan bermain game terbaru milikku” Jong Woon memperlihatkan
beberapa koleksi dvd game terbaru ditangannya, membuat mata Hyuk Jae membulat
sempurna. Meskipun keduanya bukanlah seorang maniak game, tapi mereka sering
menghabiskan waktu disaat senggang dengan bermain game, sekedar melepaskan
kepenatan dari rutinitas sebagai mahasiswa tingkat 6 dengan jadwal yang begitu
padat, walau kenyataannya nasib baik tak selalu berpihak pada Jong Woon dan
Hyuk Jae, tapi mereka tak pernah menyerah walaupun harus mengulang game yang
mereka mainkan seratus kali sekalipun.
“Assaa..baiklah,
kalau begitu kita bisa menggunakan rumahku seperti biasa” Ucap Hyuk Jae
terlihat sangat bersemangat.
==OoooO==
Jong Woon menggenggam tangan Hyun
Hoon lembut dan membuat yeoja cantik itu terlihat sedikit gugup. Ditengah
perjalanan pulang, Hyuk Jae dan Ji Joon memang memutuskan untuk pergi belanja
bersama, mempersiapkan keperluan untuk acara akhir pekan besok. Sedangkan Jong Woon
dan Hyun Hoon, keduanya lebih memilih untuk pulang dengan alasan ada urusan
yang harus mereka selesaikan bersama.
“Jong Woon-ah, apakah mereka tidak akan marah” Hyun Hoon mengehentikan
langkahnya sesaat, membuat namja tampan bermata obsidian itu menoleh lembut
padanya.
“Aku yakin mereka akan mengerti, Kajja” Jong Woon kembali menarik tangan Hyun Hoon, membuat senyuman bulan
sabit menghiasi wajah cantiknya.
Sementara Hyuk Jae dan Ji Joon,
keduanya masih sibuk dengan barang belanjaan yang mereka beli hari ini. Seperti
akan menggelar pesta besar, HyukJae nampak sibuk memilih makanan kecil yang akan disajikannya nanti saat mereka berkumpul.
Tidak jauh dari tempatnya berdiri tanpa disadarinya seseorang terus saja
memperhatikan namja itu. Sesekali yeoja itu tersenyum, entah hanya memandang
namja itu sudah menimbulkan kebahagiaan tersendiri dalam dirinya. Hari itu
adalah hari keberuntungannya yang lain, hanya dirinya dan Hyuk Jae.
Park Ji Joon, yeoja itu
menyimpan perasaannya yang lain pada Hyuk Jae sahabatnya sejak kecil. Itulah
alasan mengapa yeoja itu tidak juga memiliki kekasih meskipun banyak namja yang
menyukainya, dihatinya hanya ada Lee Hyuk Jae. Namja yang telah menyita semua
hatinya dan memenuhinya adalah Lee Hyuk Jae.
“Ya, waeyo? Kenapa menatapku seperti itu eoh?” Tanya Hyuk Jae tiba-tiba
mengagetkan Ji Joon yang masih menatapnya. Yeoja itu membuang mukanya gugup,
berharap dalam hati agar pipi chubbynya tidak memerah saat ini.
“Tsk.. siapa yang
memandangmu eoh? Menurutmu apa kau sudah cukup tampan untuk kupandangi?” balas
Ji Joon sinis berjalan mendekati Hyuk Jae, yang meringis pasrah dengan ucapan
pedas yeoja bertubuh mungil itu. Ji Joon kemudian menyodorkan kotak puding
strawberry yang sedari tadi disembunyikan dibelakang badannya.
“Igo..” dalam hati yeoja itu menghitung 1,2 dan …
“Wuaah.. puding strawberry
layer kesukaanku! Dimana kau mendapatkannya? Hyung diujung mengatakan stok puding ini habis.” ujarnya senang
merangkul Ji Joon membawa yeoja itu dalam pelukannya. Hyuk Jae terlalu senang
untuk bisa memperhatikan ekspresi Ji Joon, yeoja itu mematung. Meskipun mereka
berempat sudah sangat dekat dan tidak jarang Hyuk Jae juga memeluknya atau
bahkan menggendongnya namun ini pertama kalinya namja itu melakukannya tidak
dihadapan kedua temannya. 1, 2 detik JiJoon masih terdiam kemudian saat
kewarasannya sudah kembali pulih yeoja itu menggunakan seluruh kekuatannya
untuk mendorong tubuh Hyuk Jae menjauhinya. Walaupun harus diakuinya saat
tangannya menyentuh otot bisep Hyuk Jae yang terbentuk sempurna, Ji Joon sangat
ingin berlama-lama menahan tangannya disana.
“Yakk..!! Lee Hyuk Jae!! Jugoshippo??” bentak Ji Joon tertahan
memperhatikan sekelilingnya. Orang-orang berbisik menatap mereka mungkin
sebagian iri karena melihatnya berada dipelukan namja setampan Hyuk Jae atau
mungkin menganggapnya tidak tahu diri bermesraan di tempat umum.
“Akkhh.. Appo” Hyuk Jae mengusap perutnya yang
sedikit nyeri karena dorongan Ji Joon.
“Eii.. Jinjja! Kapan aku bisa mendapatkan namjachingu jika kau seenaknya memelukku
seperti ini eoh? Namja-namja tampan itu akan mengira kau adalah namjaku!”
runtuk Ji Joon berusaha menutupi perasaannya kemudian merapikan rambutnya yang
sedikit berantakan karena ulah Hyuk Jae.
“Aigoo, tenanglah agasshi.
Aku yang akan menjadi namjamu kalau tidak ada namja yang mau memilihmu. Okeyy?”
canda Hyuk Jae mengusap lembut puncak kepala Ji Joon. Sebuah ucapan yang menusuk hati Ji Joon.
Bagaimana kata-kata itu bisa keluar dari mulutnya? Namja itu tidak pernah tahu
bagaimana Ji Joon berusaha menekan perasaannya pada Hyuk Jae karena dirasa persahabatannya
lebih berharga. Dan sekarang namja itu mengucapkannya dengan mudah dan sebagai
lelucon.
“Ishh..!!” Ji Joon
menyentakkan dengan kasar tangan Hyuk Jae yang masih mengusap puncak kepalanya
dan meninggalkan namja itu dengan langkah marah.
“Ya.. Joonie-ya! Waeyo? Kau semarah itu hanya gara-gara
hal semacam ini?” seru Hyuk Jae menangkap pergelangan tangan Ji Joon cepat.
“Molla.. Neoneun amudo molla..” ujar Ji Joon kesal mengibaskan
tangannya, melepaskan tangan Hyuk Jae dari pergelangan tangannya dan
meninggalkan namja itu mendahuluinya masuk ke dalam mobil.
Beberapa menit kemudian
Hyuk Jae muncul dengan membawa banyak barang belanjaan ditangannya. Sebenarnya
kehadiran Ji Joon disana bertujuan untuk membantu Hyuk Jae berbelanja, tapi
karena ucapan Hyuk Jae tadi Ji Joon memutuskan untuk hanya menonton Hyuk Jae
kerepotan dengan semua barang bawaannya.
“Chaa..” Hyuk Jae menyodorkan cotton candy berwarna putih bersih,
salah satu makanan kesukaan Ji Joon. Seburuk apapun mood yeoja itu pasti akan
kembali bagus saat makanan itu sampai dimulutnya.
Namja itu kemudian masuk
kedalam mobil dan duduk dibelakang kemudi disebelah Ji Joon.
“Mianhae..” ujarnya lembut.
“Mwo?”
“Mian, aku keterlaluan tadi..” Hyuk Jae menatap Ji Joon tepat dimata
yeoja itu. Membuat persediaan oksigen yeoja itu seketika menipis.
“Anniya, gwaenchana.. Pikiranku juga sedang terbagi pada hal lain
yang membuatku sedikit marah.”
“Igo..” Hyuk Jae kembali menyodorkan satu cup besar ice cream
kesukaan Ji Joon. “Kau bisa memakannya sekarang agar hatimu cepat dingin dan
tidak lagi marah padaku, dan cotton candy itu. Kau bisa memakannya nanti.”
“Gomawo..” Rasa marah dan kecewa dihatinya benar-benar berkurang,
atau mungkin malah menghilang. Yeoja itu tersenyum sangat manis pada Hyuk Jae,
dan mulai melahap ice creamnya.
“Ah igoo.. Strawberry cake” Hyuk Jae kembali menyodorkan kotak cake
bertuliskan Tous Les Jours pada Ji Joon.
“Jae-ya..! Ini terlalu berlebihan, aku tidak semarah itu padamu.” Hyuk Jae menatap Ji Joon dalam kemudian
mendorongkan jari telunjukkan pelan ke kepala Ji Joon.
“Pabbo.. itu untuk Hoonie.” Kerongkongan Ji Joon seakan menyempit
seketika. “Pastikan dia memakannya, arra?
Dia pasti sangat menyukainya” Hyuk Jae tersenyum miring tanpa rasa bersalah.
Dia tidak tahu, hari itu dua kali dia melukai hati yeoja disampingnya itu. Ji Joon
hanya mengangguk dan menatap lurus kedepan sambil terus menjejalkan ice cream
kedalam mulutnya. Berharap hal itu bisa menyembuhkan hatinya yang kembali
sakit.
==OooO==
Jong Woon tersenyum simpul saat keduanya telah tiba disebuah rumah minimalis tempat Hyun Hoon dan Ji Joon tinggal. Rumah sederhana inilah yang menjadi saksi bagaimana kedekatan mereka terjalin sangat lama. Di Seoul, kedua yeoja cantik yang memiliki karakter berbeda itu memang memutuskan untuk tinggal dalam satu atap, alasannya hanya sepele, Hyun Hoon adalah yeoja penakut yang benci dengan suasana sepi dan gelap tentunya. Walaupun ia adalah yeoja yang cukup bisa mengendalikan emosinya, namun ada saat-saat dimana ia akan terlihat seperti bocah polos yang membuat ke 3 sahabatnya itu luluh dan mengurungkan niatnya untuk memarahi Hyun Hoon, saat yeoja cantik itu melakukan kecerobohan-kecerobohan yang bisa membuatnya terluka dan celaka.
Sementara JiJoon, berbeda dengan Hyun Hoon. Ji Joon adalah yeoja yang begitu pintar menyembunyikan sesuatu yang terjadi pada dirinya, yeoja cantik bertubuh mungil dengan penampilannya yang sangat manis ini, selalu pintar dalam segala hal tak terkecuali hal yang menyangkut dengan perasaannya. Ji Joon bukanlah gadis yang mudah mengungkapkan apa yang ingin ia ungkapkan, ia cenderung mengunci rapat mulutnya dan akan benar-benar mengungkapkan itu jika keadaan hatinya sudah dalam keadaan nyaman.
“Sampai bertemu besok, Hoonie. Masuklah” Perintah Jong Woon dengan suara lembutnya.
“Berhati-hatilah dijalan, Woonie. Ingat, setelah ini kau harus meneleponku jika sudah sampai dirumah, Arra??” Ancam Hyun Hoon dengan tatapan mematikannya itu, membuat JongWoon mengangkat satu tangannya membuat formasi penghormatan layaknya ia memberi hormat kepada petinggi Negara.
“Yes captain. Kha…” Jong Woon melambaikan tangannya, disambut manis oleh Hyun Hoon yang kini menghilang dibalik pintu.
Hyun Hoon berjalan perlahan sambil bersenandung kecil, menggumankan satu lagu yang menjadi favoritnya sampai saat ini. ia melangkah menuju dapur mungil yang menjadi tempat favoritnya bersama dengan Ji Joon sahabatnya.
“Kemana dia, mengapa belum pulang?” Ujar Hyun Hoon saat melirik jam analog yang bertengger didinding bercat violet itu.
“Aku pulang,” Teriak Ji Joon yang melepaskan sepatunya sembarang. Ji Joon menghampiri Hyun Hoon yang kini menatapnya.
“Eotthe? Apakah menyenangkan pergi berdua saja dengan Jae-ya, Joonie?” Ji Joon menundukan wajahnya, ia menatap sebuah bungkusan bertuliskan Tous Les Jours dalam genggamannya.
“Ini, Hyuk Jae menitipkan ini untukmu,” Ji Joon memberikan bungkusan dari tangannya pada Hyun Hoon, membuat sahabatnya itu menyunggingkan seulas senyum manis.
“Tous Les Jours? Assaa.. Apakah Jae yang membelikan ini untukku?” Ji Joon hanya mengangguk lesu, kembali raut wajahnya diabaikan oleh Hyun Hoon. Hyun Hoon terlalu bersemangat membukan bungkusan berisi strawberry cake kesukaannya itu, tanpa memerhatikan semburat muram diwajah sahabatnya itu.
“Gomawo” Ucap Hyun Hoon yang kini memeluk tubuh Ji Joon lembut.
“Berterima kasihlah pada Hyuk Jae,” Ujar Ji Joon saat Hyun Hoon melepaskan pelukan dari tubuhnya.
“Aku akan menyiapkan makan malam, kau mandilah?” Hyun Hoon meninggalkan Ji Joon yang masih mematung menatapnya. Hyun Hoon meletakkan strawberry cake pemberian Hyuk Jae kedalam lemari es, lalu yeoja cantik itu mulai memilih beberapa bahan yang ia perlukan untuk membuat makan malam.
==OooO==
Ji Joon meraih handphonenya cepat karena deringan khusus yang keluar dari sana. Ya, Ji Joon memilih nada dering khusus untuk Hyuk Jae. Hal itu sedah dilakukannya sejak bertahun-tahun lalu, tapi tidak ada yang pernah menyadarinya. Dan benar 1 pesan masuk dari Hyuk Jae untuknya.
“Joonie-ya apa yang sedang kau lakukan?”. Wajah Ji Joon berbinar, karena perhatian Hyuk Jae padanya. Sebenarnya hal itu tidak terlalu berlebihan mereka bersahabat jadi pertanyaan semacam itu seharusnya menjadi hal yang biasa. Tapi tidak untuk Ji Joon.
“Tidak ada, aku menonton film di kamarku. Waeyo? Terdengar aneh kau memperhatikanku :P”. Beberapa detik kemudian kembali Hyuk Jae membalas pesannya.
“Aigoo.. Aku kan sahabatmu, aku menyayangimu. Apa hal aneh aku memperhatikanmu eoh? Pabbo!! Joonie-ya, apa Hoonie sudah menerima cake dariku? Apa dia senang? Dia sudah memakannya?” Seketika ekspresi cerah diwajah Ji Joon lenyap, aura gelap berganti menyelimutinya. Seandainya namja bernama Lee Hyuk Jae itu ada didepannya entah apa yang akan dilakukannya pada namja itu. Ternyata perhatiannya hanyalah sebuah basa-basi untuk menanyakan Hyun Hoon. Dengan gemas Ji Joon mengetik cepat balasan pesan untuk HyukJae dan melemparkan handphonenya gemas.
“Molla!”
“Kau bisa bertanya langsung padanya. Berhenti menggangguku, atau aku akan datang dan menendangmu sampai ke planet Mars sampai kau tidak bisa lagi menggangguku! Arra!! :’( “
Hyuk Jae merengut kesal membaca pesan balasan dari Ji Joon, cepat-cepat dia mengetik sesuatu disana namun kembali diurungkannya mengingat ancaman dari yeoja itu tidak pernah main-main.
Sementara itu Hyun Hoon heran melihat handphone Ji Joon tergeletak dilantai sedangkan si pemilik entah sedang melakukan ritual gila apa diatas tempat tidurnya. Yeoja itu membenamkan kepalanya dibantal dengan tangan dan kaki memukul-mukul ke tempat tidur dengan liar.
“Joonie-ya! micheoseo??” Hyun Hoon memukul Ji Joon dengan bantal disebelahnya. Membuat yeoja itu berhenti seketika dan balas memukul Hyun Hoon dengan bantal dimukanya.
“Kau mengagetkanku uh..” Keluhnya kemudian duduk.
“Seharusnya aku yang mengatakan hal itu pabbo! Untung aku belum menghubungi 911, aku sudah berpikir kau terinfeksi virus sapi gila hahahahaha” Tawa Hyun Hoon meledak melihat ekspresi marah Ji Joon, matanya membulat kearahnya.
“Isshh.. Aku membenci Hyuk Jae. Namja itu selalu saja merusak moodku, tidak bisakah kalian menasehatinya untuk tidak bertingkah lagi em? Menyebalkan.”
“A.. Hyuk Jae mengganggumu lagi? Kalian masih anak SD eoh? Tidak pernah berubah.” Hyun Hoon menyodorkan strawberry cake yang dibawanya pada Ji Joon.
“Emm.. Aku terlalu lelah untuk memasukkannya ke mulutku, aaaa…” Ji Joon membuka mulutnya dan menatap Hyun Hoon dengan puppy eyesnya. Hyun Hoon pun maklum dengan kelakuan manja sahabatnya itu. Tanpa diperintah Hyun Hoon menyuapkan potongan cake kepada Ji Joon.
“Emm.. mashita..” Ji Joon memejamkan mata menikmati strawberry cake yang tidak terlalu manis dan lembut meluncur di tenggorokannya.
“Geure.. Apalagi kau tidak perlu repot-repot membawa bahkan menyuapkannya. Kau hanya perlu membuka mulutmu lebar-lebar” ujar Hyun Hoon sarkastik. Ji Joon memeluk pinggang Hyun Hoon.
“Kau seperti ibuku..”
“Ya.. apa aku terlihat tua?” Tawa dua yeoja itu meledak. Hidup bersama terlalu lama membuat ikatan keduanya seperti layaknya saudara.
“Eoh, Hoonie-ya. Ada yang ingin kau ceritakan padaku?” Tanya Ji Joon tiba-tiba melepas pelukannya pada Hyun Hoon. Baru saja teringat hal yang diceritakan temannya beberapa waktu lalu.
“Emm? Mwoya?” Jawab Hyun Hoon tidak peduli, mata dan perhatiannya sedang terpusat pada film yang sedang dimainkan di notebook Ji Joon.
“Seseorang mengatakan padaku, kemarin dia melihatmu bergandengan mesra dengan seorang namja. Dia kekasihmu? Kau mulai menyembunyikannya dariku?”
_TBC_
Tett…Tott! Kekekekekke
Nah lho? Part 1 selesai akhirnya, eotthe? Apakah FF kolab kami ini aneh? Apakah TBCnya kurang pas?
Bagaimana kisah lanjutannya, apakah Ji Joon mengetahui siapa namja yang dimaksud kekasih Hyun Hoon, sahabatnya itu? nantikan di Dear, My Beloved Bestfriend Part 2 is coming soon :)
Terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca, jangan jadi SiDer ya ^^ *deepbow
ih...to tweett kisahnya persahabtannya semanis cake strawberry yg hyuk jae kasih buat hyun hoon KKKK~
ReplyDeleteyak...hyuk jae peka dkit knpa..itu kasian sih ji joonnya mendem perasaan gtuh *getok hyuk jae* XD
ayoo..ah..lanjut lgi ff kolabnya penasaran nih sma jawaban hyun hoon :D
aku tunggu yah..pkknya ditunggu tag-annya lagi ^^
thank for Reading chingu ^^
ReplyDeletepart 2 uda rilis dan selamat membaca, jangan lupa review lagi ya? :)