Fanfiction "My Miracle"
Author : Park JiJoon
Main Cast : Park JiJoon, Lee HyukJae, SJ member and other cast
Genre : AU, Romace
Cover Pict : Park JiJoon
Warning : This is not perfect, really need your suggestion and comment to make it perfect.
Disclaimer : JoonHyuk is mine, it's real, sah dunia akhirat kekekekekeke~~. The story belong to me, don't copy paste, HATE Plagiat..!! Thanks for reading, don't like it just ignore it..!
Annyeonghaseo FanFiction Cafe readers ^__^
Author Park JiJoon is back, FF ini adalah FF yang pertama kali saya buat. Dan FF ini awal mula saya jatu ke dunia Fanfiction. Iseng-iseng dibaca ulang dan HEOL!!! Berantakan dan tata bahasanya kacau banget. Semoga setelah diperbaiki ini jadi lebih baik dan lebih enak dibaca.
Happy reading all
STORY BEGIN
JiJoon
POV
“Haaaaahhh..”
keluhku sambil melemparkan tubuh letihkuku ke tempat
tidur berlapiskan selimut bermotif bunga-bunga.
Hari
ini benar-benar menguji kesabaranku. Tak ku
sangka ternyata beberapa sunbae-deul yang sangat suka
membullyku di Kantor benar-benar
menyebalkan.
“Aissshh.. memangnya
aku robot. Seenaknya menyuruh-nyuruh, kakiku pegal melayani namja-namja itu seharian.” runtukku
sambil memijat-mijat kakiku.
Yah
tapi ini memang konsekuensi yang harus diterima ketika aku memutuskan bekarja
pada perusahan maju dan terkenal. Mungkin ini pekerjaan yang selalu kuimpikan,
sangat-sangat kuimpikan, bisa bekerja bersama mereka yang sangat kuidolakan.
Tapi baru aku tahu akan seperti ini rasanya… Oh ya.. Aku baru 3 bulan ini
bekerja menjadi asisten maknae di SMe. Aku orang yang beruntung bisa bekerja disana dan apa
kalian tahu kepada siapa aku bekerja??? Aku menjadi
asisten untuk Super Junior…!!!!! Gyaaa..
daebakk!! Sekitar 4 bulan yang lalu setelah lulus dari universitas, aku nekat
datang ke Korea tempat impianku dengan berjuta-juta harapan akan bertemu namja yang telah merebut
hatiku sejak bertahun lalu. Ya.. Lee HyukJae atau lebih dikenal dengan Eunhyuk Super Junior… Dia adalah namja yang telah merebut hatiku
sejak aku pertama melihatnya di sebuah acara Reality Show. Pada awalnya aku
benar-benar tidak menyukai mereka semua. Tapi entah kenapa sejak saat itu aku
benar-benar mencintai mereka semua.
Aku
memakai nama Koreaku disini untuk memudahkan mereka memanggilku. Park JiJoon, namaku Park JiJoon. Nama yang kupakai berdasarkan tanggal
dimana aku dilahirkan. Aku bekerja disana untuk
membantu mereka melakukan segala hal, kadang aku harus berlarian kesana kemari
membelikan
mereka makanan, mencarikan sepatu atau bahkan hanya merapikan pakaiannya. Benar-benar
pekerjaan yang diimpikan semua yeoja yang mencintai Super Junior, aku sangat
bahagia pada awalnya tapi ternyata semuanya benar-benar diluar banyanganku.
“Drrrt…drrrtt..drrrrt..
“ handphoneku bergetar. Dengan malas aku melirik handphone berlayar lebar
dengan casing berwarna putih kebanggaanku. Bagaimana tidak,
dalam handphone itu tersimpan banyak gambar dan video para member Super Junior
yang tidak akan dimiliki ELF lain. Salah satu keuntungan lain saat kau bekerja
bersama mereka. Jotta!!
Namun, isi dari pesan yang masuk ke dalam
handphoneku
membuatku serasa gila mendadak. Mereka benar-benar tidak membiarkanku mendapatkan hak dasarku sebagai
manusia.
“Ya..JiJoon
sshi datanglah segera ke kantor kamu harus mempersiapkan wardrobe untuk mereka
perform besok pagi. Gantikan aku, aku sakit. Aku tak bisa datang.”
“Haaaahh..Apa
ini??? Bahkan aku baru saja sampai di rumah dan aku harus
datang lagi untuk bekerja???” Aku memandang handphoneku tidak percaya.
Bagaimana mereka bisa melakukan ini padaku. Memang benar aku adalah anak baru
dalam perusahaan, tapi benarkah jika mereka memperlakukanku seperti ini?
“Arrrgggghhhh….Andweeee!!!” teriakku marah
yang hanya bisa kulampiaskan pada diriku sendiri. Walaupun begitu aku tetap harus
berangkat, dan melaksanakan tugas yang dipaksakan untukku. Dengan
langkah gontai aku menyambar mantel, tasku dan segera
berangkat.
Pekerjaanku
mengharuskan aku datang setiap saat kapanpun aku dibutuhkan.
***
Sesampai
di kantor aku segera mempersiapkan semuanya. Kadang aku merasa beruntung juga
bekerja ditempat ini. Bisa dekat dengan namja-namja yang kucintai, melihat
mereka dari dekat, mepersiapkan makanan dan pakaian mereka. Sungguh sangat
beruntung, awalnya aku sangat takut dan
gugup. Aku takut mereka tidak menerimaku dan bersikap dingin padaku. Tapi
ternyata mereka sangat baik dan memperlakukan aku dengan sangat baik juga.
Hanya kadang-kadang para asisten senior memperlakukan aku layaknya aku robot
yang tidak membutuhkan istirahat. Semua member sangat baik dan ramah, walau sangat susah
untuk berkomunikasi karena aku sama sekali tidak bisa berbahasa korea jadi aku
memakai bahasa inggris dan mereka juga kurang lancar berbahasa Inggris. Aku
bisa berkomunikasi lancar hanya dengan Siwon oppa pada awalnya. Tapi aku
belajar, aku mengikuti kursus kilat Bahasa Korea di waktu senggangku.
“Ya..JiJoon
ssi kenapa kamu masih disini? tanya
Yesung seraya masuk ke dalam ruang dressing room yang sedang
berusaha kurapikan.
“O..o..o Oppa..aku
menyiapkan wardrobe untuk show besok pagi..” jawabku
gugup.
“Ahh jinjja
mata yesung oppa memang selalu membuatku terpesona.” Batinku dalam hati, tapi tetap saja itu tidak pernah cukup untuk mengalihkan cintaku
untuk dancing machine itu.
“Ohh.. pulanglah
kalau kau sudah selesai, ini sudah tengah malam “ Yesung melintasi ruangan yang tidak terlalu besar itu mendekatiku. Sontak darahku
berdesir, namja bersuara husky memabukkan yang digilai para yeoja diluar sana
itu kini berdiri hanya beberapa langkah disampingku. Foto -foto selca yang rajin diuploadnya lewat Twitter, semuanya benar .
Namja itu sangat sangat sangat tampan bahkan tanpa photoshop.
“Hah.. mukaku memerah, eotthe??”
“Ini
tolong bawa pakaianku ke laundry dan bawa ke dorm besok..” Yesung
memberikan setumpuk pakaian kepadaku. Sedangkan aku masih
diam tidak berkedip mengagumi Maha Karya dihadapanku. Masih tidak sadar bisa
mengendalikan diriku, sampai namja tampan itu tersenyum dan melambaikan
tangannya tepat didepan wajahku untuk memaksaaku mengembalikan kewarasanku yang
sejenak entah menghilang kemana.
“Aigoo.. dasar kau terlalu berlebihan
memanjakan imajinasimu, Park JiJoon” batinku dalam hati.
“Ne,
oppa” jawabku menyembunyikan malu. Aku tersenyum dalam hati, apa yang kupikirkan memang terlalu jauh. Untuk
bisa memandang mereka secara langsung bukan hanya visualisasi kumpulan jutaan
pixel melalui TV saja pun seharusnya aku sudah sangat bersyukur. Kadang manusia
sering merasa serakah setelah mendapatkan hal yang dinilainya sendiri sebagai
hal yang mustahil terjadi.
“Aigoo.. King of Selca itu, aku pikir dia akan membantuku menyelesaikan semua ini. Tapi ternyata malah menambah pekerjaanku..” keluhku kembali bergegas menyelesaikan pekerjaanku sebelum aku harus
menginap dikantor karena ketinggalan bus terakhir menuju dormku.
Beberapa menit kemudian, aku berlari
terburu-buru menyusuri lorong diantara ruangan –ruangan di kantor
SMe yang saling berhadapan mengejar bis terakhir untuk pulang ke dorm. Letak dormku dekat
dengan dorm Super Junior, aku sangat beruntung karena mendapatkan fasilitas dorm
dari perusahaan, tanpa perlu memutar otak untuk mencari
biaya tempat tinggalku. Ketika aku berlari sambil sibuk mengaduk
isi tasku untuk mencari handphoneku yang terselip entah
dimana, seketika kemudian tubuhku terasa terlempar setelah menabrak sesuatu
didepanku.
“Buugghhh…” sekilas aku merasa menabrak seseorang, aku terjatuh dan menumpahkan semua isi tasku. Tas tanganku yang menyerupai kantong Doraemon
bagiku, semua yang kubutuhkan berada didalam tad itu. Mulai dari make-up,
vitamin, botol air minum yang menjadi penghuni wajib didalam tasku, charger,
dan benda keramat kesayanganku Handphone.
“Ah
jhosonghamnida..” aku bangun dan segera membungkuk minta maaf, tanpa melihat yang kutabrak aku segera merapikan barang-barangku.
Memasukkannya secara sembarangan kedalam tas. Aku terlonjak kaget dan seketika
mengangkat kepalaku mengarahkan pandangan mataku pada seseorang yang memekik
marah padaku.
“Ya..!!! Apa
kau tidak bisa menggunakan dua matamu itu dengan benar?” bentak orang
didepaku aku seperti mengenal suara ini dengan sangat baik. Suara namja,
mungkinkah dia….. Saat pandangan mata kami bertemu, yang kuduga
semuanya ternyata
benar Eunhyuk berdiri didepanku.
“Ah.. mian.. Mianhae Oppa..” kataku meminta maaf dengan tulus. Begitu khawatir tubuh berharga namja itu akan terluka
karenaku, aku buru-buru memeriksanya dan tanpa sadar aku menyentuh tubuhnya
yang terbentuk dengan sempurna. Mungkin fitness yang rajin dilakukannya dan
melatih dance selama bertahun-tahun membuat oto-ototnya terbentuk dengan sangat
sempurna. Aku kembali terperanjat kaget, saat namja itu menepis tanganku dari
tubuhnya dengan kasar dan memandangku heran. Sejenak aku baru sadar apa yang
kulakukan. Pipiku memerah, karena sangat malu dengan tindakan tidak pantasku.
Namun jujur dalam hatiku aku bersumpah, aku tidak pernah bermaksud berbuat
tidak sopan dengan menyentuh atau lebih tepatnya bisa dibilang meraba tubuh
seorang namja. Aku menundukkan kepalaku
dan meremas jemari tangankku gugup karena rasa malu hebat yang melandaku.
Sesekali aku mengintip reaksi namja itu dari balik helaian rambut yang menutupi
mataku. Aku sangat heran saat Eunhyuk Oppa tidak mengatakan apa-apa dan dia hanya berlalu dari hadapanku dengan pandangan
yang dingin.
“Ommo.. kenapa dia selalu bersikap dingin padaku
akhir-akhir ini? Apa aku berbuat salah padanya?” Aku kembali memungut barang-barangku yang berserak dilantai sambil
memikirkan kembali apa yang sudah kuperbuat pada namja itu. Sepertinya tidak
melakuakan kesalahan yang fatal. Aku hanya salah
membelikannya nasi goreng seafood untuk makan siangnya padahal dia sangat membenci seafood, lupa membawa sneakers untuk latihan
dancenya, menumpahkan susu strawberry miliknya yang belum habis diminumnya, tak sengaja mematikan laptopnya padahal dia
sedang main game. Aku menepuk dahiku keras.
“Aishh.. pantas saja
dia bersikap begitu! Kenapa kau paboo JiJoon-ah bukan
bersikap manis didepan namja yang kamu suka malah melakukan kebodohan-kebodohan
yang mungkin membuatnya jadi membencimu..” aku mengacak rambut frustasi
“Aku selalu gugup didepanmu Oppa, karena aku
benar-benar mencintaimu bukan sebagai idolaku tapi aku mencintaimu sebagai
namja. Bahkan aku akan tetap mencintaimu jika kamu bukan member Super junior” teriakku dalam hati.
==OooO==
Eunhyuk
POV
“Yeoja
itu…!! Kenapa selalu
membuat masalah denganku?” runtuk EunHyuk kesal.
Kalau diingat-ingat sejak pertama dia datang aku tahu dia menyukaiku, bahkan
dia tidak berani melihat mataku. Aku sering melihatnya memperhatikan aku
diam-diam.
“Yaaa.. siapa yang bisa menghindar dari pesona namja
sepertiku” pikirku sambil tersenyum-senyum dan tanpa sadar
seseorang memperhatikan tingkah anehku.
“Hyukkie-ya.. kenapa
kau tersenyum-senyum sendiri? Kau sakit eoh?” tanya
Donghae heran.
“Ha..!!” pekiknya bersemangat.
“Apa sesuatu terjadi??” tambahnya
mau tahu. Kebiasaan member yang menjadi coupleku itu. Sikap
manja dan rasa ingin tahunya sungguh sangat diluar batas terkadang.
“Ah.. anni-ya aku hanya
senang hari ini semua kegiatan selesai Hae-ya..” jawabku
berbohong. Aku tidak ingin membuat heboh dengan menceritakan
padanya aku sedang meikirkan seseorang. Dan terlebih lagi dia seorang yeoja.
“Gojitmal..
palli beri tahu aku..” uajr DongHae mendesak.
“Jinjja.. aku tidak
menyembunyikan apa-apa. Kajja kita pulang aku lelah, mana yang lain..” ucapku
mengalihkan pembicaraan sambil berlalu, mendahului namja
lembut itu menuju van kami.
Akhirnya
kami pulang juga ke dorm, hari ini benar-benar sangat
melelahkan. Sebagai seorang idola yang terkenal bahkan diseluruh
penjuru dunia ini, jadwal yang padat sudah menjadi kebiasaan kami. Bahkan
mengadakan show di dua negara dalam satu hari bukanlah hal yang baru lagi. Tapi
entah, hari ini aku merasa sangat lelah.
“Mandi akan menyegarkan segera menyegarkan badanku.”
ujarku beranjak menuju kamar mandi.
Setelah selesai dengan kegiatan personalku di
kamarmandi aku merebahkan tubuh lelahku ditempat tidur single miliku. Aku
memejamkan mataku sejenak dan tiba-tiba ingatan tentang kejadian hari ini menyeruak dalam memenuhi
pikiranku.
“Dasar yeoja pabo bisa-bisanya menabrak orang sembarangan.” Aku sering
geli melihat tingkahnya dan mukanya benar-benar lucu saat berusaha mengerti apa
yang kami ucapkan. Dulu ia benar-benar tidak tau apa-apa tentang bahasa Korea. Aku sempat tidak percaya saat ia dipilih
manager hyung sebagai asisten kami. Bahkan ia tidak tau apa yang kami ucapkan.
Sering kali kami memakai bahasa isyarat saat menyuruhnya melakukan sesuatu.
Manajer hyung bilang ia punya kemauan
yang keras, tahan banting dan mau belajar
walau tidak bisa bahasa Korea jadi mereka menerimanya dengan masa uji coba
selama 1 bulan. Aku benar-benar suka menggodanya, aku sering menyuruhnya
kesana kemari membuatnya sibuk sampai pipi chubbynya berubah memerah. Sangat
lucu…
“Aishh..Lee
Hyukjae..!!!apa yang kau pikirkan kenapa tiba-tiba kau memikirkan yeoja itu..
Andwe!!! Kau
tidak boleh memikirkannya..!!! lebih baik aku tidur dari pada memikirkan hal
yang bodoh..” ujarku dalam hati. Aku menarik kasar selimut tebalku dan
menutupkannya keseluruh tubuhku dan berusaha memejamkan mataku. Ternyata
tubuhku benar-benar lelah, hanya dalam hitungan beberapa menit aku sudah
tertidur pulas. Bahkan gempa berkekuatan 7 skala rikhter nampaknya tidak akan
membangunkanku.
***
Matahari
masih malas menampakkan diri tapi aku dan member lain sudah bersiap-siap untuk
melakukan recording pagi itu. Sebenarnya aku masih ingin tidur, rasa lelah sisa
semalam masih belum benar - benar hilang tapi schedule hari ini
memaksaku dan member untuk bangun lebih awal. Kami sudah siap berangkat ke
kantor untuk berganti pakaian dengan wardrobe untuk show, tapi belum ada manager yang muncul untuk menjemput kami. Yesung hyung dan Ryewook memilih menonton TV sambil
menunggu sedang Kyuhyun dan Sungmin masih sibuk dengan urusan masing- masing.
“Tokyo
London New York Paris Oppa..Opaa…” handphoneku berdering. Aku memasang singleku dengan DongHae sebagai ringtoneku, terlihat narsis
tapi paling tidak aku bisa mempromosikannya secara gratis.
“Ne,
yeoboseo Hyung?” saat ku lihat nama Leeteuk hyung tertera
dilayar handphoneku.
“Ohh Nde, arrasso..” Teukkie
hyung menelepon, dia mengatakan manager hyung tidak bisa menjemput kami jadi
kami harus berangkat ke kantor sendiri. Kami siap berangkat, aku berangkat
dengan mobil Yesung hyung bersama Kyuhyun Sungmin Ryewook dan Teukki
hyung. Yang lain berangkat dengan mobil Shindong hyung. Dalam
perjalanan ke kantor Yesungie hyung membelokkan mobilnya ke sebuah bangunan
apartemen yang tidak berada jauh dari apartemen kami.
“Hyung
kenapa kita kesini?” tanya Kyu sambil terus memainkan PSP
ditangannya.
“Kita
harus menjemput JiJoon-sshi karena asisten kita tiba-tiba tidak bisa
membantu kita bersiap-siap hari ini” jelas Teukki hyung, membuat telingaku menegak mendengar nama yeoja itu disebut.
“Kenapa
yeoja itu lagi, hyung? tanyaku seolah tidak setuju.
“Yaa, HyukJae kenapa
kau selalu tidak suka dan bersikap dingin pada JiJoon-sshi. Ia sangat
baik dan rajin walaupun ia kurang bisa berbahasa Korea, tapi sekarang dia sudah
lebih baik.” sahut Teukkie heran. Mungkin sikap dingin
yang kutampakkan pada yeoja itu sudah terlalu mencolok.
“Anni-ya
hyung, bukan seperti itu. Aku hanya tidak suka sikapnya yang ceroboh..” ucapku
berkelit.
“Yahh.. kau sama
saja dengan dia kau juga kadang sangat ceroboh Hyuk sudahlah..
“sela Sungmin menengahi. Aku hanya meringis membenarkan perkataan
Sungmin, dan mengalihkan pandanganku pada jalanan kota Seoul yang belum begitu
ramai.
Aku
hanya terdiam, tapi dalam hati aku juga senang. Mungkin hari ini akan hari yang menyenangkan, karena yeoja itu akan berada bersama kami seharian
ini. Aku
membayangkan hal tidak terduga apa lagi yang akan dilakukan yeoja itu.
**
Kami
menunggunya didepan
bangunan apartement yang ditinggalinya
selama ini,
ternyata dormnya tidak jauh dari tempat tinggal kami. Tak berapa lama tampak
yeoja yang tidak terlalu tinggi, bahkan bisa dibilang pendek
berjalan tergesa
mendekat. Dia berbeda dari yeoja yang sering ku lihat. Kulitnya kecolatan dan
matanya besar dengan bola mata hitamnya, rambutnya tebal dan berwarna hitam jatuh lurus tergerai dipunggungnya. Wajahnya
hanya dirias dengan sangat sederhana lipstik berwarna peach dan samar terlihat
blush on pink dipipinya. Dia memakai casual jeans dan jaket yeonsei
Super Junior, sangat berbeda dengan yeoja yang sering kali berlomba-lomba
terlihat modis.
”Aha.. dia benar-benar seorang ELF, dan dia tidak malu memperlihatkannya. Dia juga tidak memaksakan dirinya
untuk terlihat modis didepan kami” Aku tersenyum simpul, hatiku tiba-tiba dipenuhi dengan aliran hangat yang kemudian menyelimuti
hatiku. Perasaan bahagia membuncah dalam diriku secara mendadak saat yeoja itu
tersenyum. Seperti besi dan magnet, senyumnya menarikku untuk terus
memperhatikannya.
“Ya.. Lee Hyukjae
kenapa lagi kau ini” caciku dalam hati, menyadari tingkah anehku yang makin menjadi.
Akhirnya
dia masuk ke mobil, mendudukkan dirinya di kursi kosong yang
tersedia diantara Ryeowook dan KyuHyun setelah RyeoWook berbaik hati menggeser
duduknya dan
menyapa kami dengan ceria seperti biasanya.
“Annyeonghaseo
Oppadeul, maaf membuat kalian menjemputku. Apakah aku terlambat?” ucap JiJoon dengan bahasa korea yang masih
aneh sambil tersenyum.
“Ah..
ne, anyeonghaseo JiJoon sshi. Gwaenchana, kami juga baru sampai. Maaf
mengganggu hari liburmu untuk membantu kami..” Jawab Teukkie hyung
sambil mulai menjalankan mobil menuju kantor SMe.
“Anni
Oppa.. sudah
tugasku membantu kalian kapanpun” ucap JiJoon bersemangat.
Dia
duduk di dibelakang dengan Ryewook dan Kyuhyun, mereka tampak akrab. Sesekali
aku mendengarnya berceloteh tentang game yang sedang dimainkan Kyu. Suaranya
terdengar ceria dan selalu bersemangat.
“Kenapa dia tidak bisa akrab denganku?” Yeoja ini
lebih suka memandangku diam-diam dari jauh.
Apa mungkin perbedaan umur JiJoon dan kedua maknae ini tidak terlau jauh
berbeda? Molla…
“Aish
lagi-lagi aku memikirkannya, ada apa denganku?!! Lee Hyukjae! Dia yeoja
yang sama dengan yang lain yang menggilaimu karena kau member boyband yang
sangat terkenal dan mendunia. Dia yeoja yang hanya ingin tahu tentang idolanya.
Sudahlah..” aku kesal pada diriku sendiri.
Eunhyuk
POV End
**
@SMe
Building
JiJoon
POV
Kami
mulai sibuk mempersiapkan keperluan untuk show pagi ini. Mereka akan tampil
dalam sebuah acara talk show yang cukup terkenal. Setelah siap mereka
harus segera berangkat ke gedung SBS untuk mulai melakukan recording.
Aku sibuk berlarian kesana kemari, mengambilkan jas mereka, mempersiapkan
sepatunya, turun ke bawah untuk membeli coffee dan juga sarapan
karena mereka berangkat sangat pagi sampai mereka tidak sempat untuk sarapan.
“JiJoon
sshi, apa kau tidak lelah? dari tadi kulihat kau sibuk mengurus kami. Apa kau
hanya bertugas sendiri hari ini?” tanya Sindong memperhatikan JiJoon sambil terus menyantap waffle coklatnya.
“Ne,
hari ini aku bertugas sendiri. Sebenarnya hari ini aku libur tapi aku
menggantikan senior yang tidak bisa datang. Tentu saja lelah oppa, tapi aku
yakin kalian lebih lelah dari pada aku. Jadi aku harus kuat seperti kalian” ujarku
sambil tersenyum ke arah Sindong, dari sudut mata aku melihat namja yang
kucintai duduk diam memperhatikanku dengan tatapan dingin tanpa berkata apapun.
Sungguh menyebalkan, bahkan dia tidak mengucapkan terima kasih seperti yang
lain. Apa dia benar-benar membenciku?
Aku
membuka pintu dan keluar dari ruang Super Junior. Benar-benar menyedihkan, aku
merasa ditolak. Aku tidak berharap dia membalas cintaku aku hanya ingin dia
tidak bersikap dingin padaku dan menjaga jarak seolah-olah aku seorang
pengganggu. Aku sadar rasa kagum dan sukaku pada Eunhyuk
telah berubah menjadi perasaan cinta. Aku benar-benar mencintai
namja dengan gummy smile itu, bukan karena dia seorang superstar. Kadang
dengan egoisnya aku berharap seandainya dia bukan Eunhyuk Super Junior. Tapi
aku selalu membuang pikiran bodoh itu jauh-jauh, karena aku tahu dunia inilah
yang dipilihnya dunia inilah yang dicintainya. Pasti dia kan sangat menderita
bila dia harus menjalani hidupnya sebagai orang biasa padahal menari dan
menyanyi bersama member adalah hidupnya.
Semuanya
siap dan kami berangkat ke Gedung SBS, disana mereka akan melakukan recording
sampai siang bahkan mungkin lebih. Aku menunggu mereka melakukan recording,
rasa sedih dan terharu selalu saja datang saat aku melihat mereka sangat ceria
dan bahagia di depan kamera padahal sebenarnya kadang mereka juga lelah dengan
semua itu. Tapi mereka sangat profesional dan selalu menyelesaikan semua
pekerjaannya dengan baik. Aku tidak pernah merasa menyesal mencintai mereka semua.
**
Ternyata
proses recording memakan waktu lama, aku bosan juga. Kulangkahkan
kakiku kesana kemari sambil menunggu mereka menyelesaikan recording. Sampai jam
12 siang mereka belum selesai, jam satu bahkan sudah terlewati dan kegiatan recording yang mereka lakukan sejak pagi tadi belum
selesai juga. Aku segera bergegas keluar mencari kedai kimbab, aku memutuskan untuk membeli kimbab karena kimbab praktis dimakan
walau disela-sela syuting dan mereka semua juga menyukai kimbab. Setelah
kudapatkan semuanya aku kembali ke studio. Dan kedatanganku
tepat saat mereka
sedang mendapatkan break syuting selama 30 menit.
“Oppa.. Ini
makanlah..” ucapku sambil menyodorkan kimbab untuk mereka semua. Wajah mereka
terlihat sangat lelah, menjadi berseri-seri ketika mendengar kata “kimbab” disebutkan.
“Ommo.. Baik sekali JiJoon-sshi. Kami
memang sangat kelaparan tapi tidak punya banyak waktu untuk memasan makanan. Gomawo,
jeongmal gomawo“ Sungmin memelukku hangat layaknya aku ini yedongsaengnya. Aku
sangat bahagia , ia melepaskan pelukannya dan segera menyantap kimbab yang kubawa.
Yesung mengucapkan terimakasihnya dengan mengacak rambutku dengan sayang. Aku
membagikan cappuchino kepada mereka dan khusus untuk Eunhyuk aku membelikannya
susu strawberry dingin.
“Oppa
ini untukmu, aku membelikanmu susu strawberry kesukaanmu” ucapku riang sambil
menyodorkan kotak susu padanya.
“Ne, gomawo.” ucapnya
pendek. Bahkan dia tidak melihat ke arahku, dia masih sibuk mengetik sesuatu di
handphonenya.
“Ya.. Eunhyuk-ah, kenapa
kau bersikap seperti itu JiJoon sshi sudah susah payah membelikanmu minuman
kesukaanmu. Kau masih saja bersikap dingin” teguran Teukkie Oppa
membuatku senang tapi juga seperti tamparan telak buatku.
Hatiku seperti berkata “JiJoon, Eunhyuk mengabaikanmu..menyerahlah” Eunhyuk
tidak mengatakan apa-apa. Aku menahan air mataku agar tidak jatuh dan dengan
nada ceria aku menengahi ucapan Teukki Oppa. Aku sangat tidak
ingi keadaan menjadi tidak nyaman karena ulahku.
“Ah,
gwaenchana Oppa.. Mungkin Eunhyuk Oppa sedang sangat lelah. Baiklah, aku pergi dulu. Aku harus menelpon manager Oppa, meyakinkannya bahwa kalian semua bekerja dengan sangat keras”
Aku
tergesa berlari keluar studio dan pergi menuju toilet untuk menumpahkan
tangisku, hatiku sangat sakit. Aku seperti orang bodoh yang berharap menggapai
bulan.
“Ternyata
benar, dia membenciku….” isakku perlahan.
JiJoon
POV end
##############################################################
Author POV
Eunhyuk
merasa bersalah bersikap begitu dingin kepada JiJoon yang sudah begitu baik dan
perhatian terhadap dia dan member. Sebenarnya dia juga tidak ingin bersikap
begitu buruk pada JiJoon, ia tak sengaja melakukannya. Ia hanya tidak ingin
terlibat terlalu dalam dengan yeoja itu. Ia tidak ingin membuatnya salah
mengerti dengan sikapnya. Member menatapnya dengan tatapan heran, mungkin
mereka berpikir ia
aneh. Tidak biasanya Eunhyuk bersikap seperti itu, Eunhyuk merasa bersalah. Ia
beranjak mendekati Leeteuk, sang Leader.
“Hyung.. Mianhae, aku
tidak bermaksud membuat suasana menjadi tidak enak. Mungkin aku
hanya sedikit lelah. Jadi moodku berubah menjadi buruk
dan bersikap tidak pantas..” Eunhyuk mencoba memperbaiki suasana.
“Ne,
sudahlah Hyuk-ah kami semua mengerti. Kami semua juga lelah sepertimu. Nanti minta
maaflah pada JiJoon, mungkin saat ini dia sedang sedih karena sikapmu tadi”
Teukkie menepuk punggung Hyuk.
“Ah,,oke Hyung. Arasso..” Hyuk
memamerkan gummy smilenya.
“Hei.. Bagaimana
kalau kita nanti ajak JiJoon makan siang sebagai ucapan terimakasih karena dia
telah membantu kita hari ini” usul Siwon bersemangat.
“Setuujuuuuu…”
member membentuk koor mengiyakan ide brilian dari Siwon.
“Tapi
Hyung, kau yang bayar semuanya-kan..??? “ celetuk maknae Kyuhyun
yang kembali disambut
kor para member kegirangan. Hanya Siwon yang tersenyum pahit mendapati
kenyataan dia harus mentraktir namja-namja berperut karet.
**
JiJoon
menghapus air matanya. Dia berkata pada dirinya sendiri, ia sudah sangat
beruntung bisa menghabiskan banyak waktu bersama para idolanya. Bisa bertemu
setiap hari, ngobrol, bercanda bahkan melayani mereka makan. Siapapun pasti
akan rela saling berkelahi untuk mendapatkan pekerjaannya itu.
“JiJoon
hapus air matamu, dulu kamu hanya bisa melihatnya lewat layar kaca. Sekarang
kamu bisa bersama mereka. Dewasalah, jangan egois dan menjadi serakah karena meminta terlalu banyak. Kamu harus bersyukur bisa ada didekatnya
walupun tidak bisa memilikinya. Kuburlah cintamu pada Eunhyuk.” ucap JiJoon
dalam hati. Ia merapikan diri dan memasang kembali wajah cerianya. Ia terlihat seolah tidak terjadi apa-apa dan
kembali ke studio sambil membawa beberapa titipan makanan dari karyawan di SBS untuk para member.
JiJoon
memasukki studio tepat ketika member akan memulai lagi syuting untuk part
terakhir. JiJoon tersenyum dan membalas lambaian tangan para member yang sedari
tadi mencari-carinya.
Diam-diam
Eunhyuk merasa lega melihat JiJoon
kembali lagi ke studio dengan wajah yan g cerah,
diwajahnya benar-benar tidak ada ekspresi sedih atau terluka. Ia tersenyum ke
arah mereka
dan melambaikan tangan dengan semangat seperti biasanya.
Satu
jam kemudian mereka selesai melakukan recording, mereka masih tampak lelah tapi
wajah mereka berseri-seri. Dengan sigap JiJoon melayani semua kebutuhan mereka.
Merapikan pakaian dan mengemas semuanya dengan hati-hati agar tidak ada yang
tertinggal. Beberapa saat kemudia mereka
sudah berubah layaknya namja biasa. Mereka mengenakan kaos, jeans, sneakers juga beberapa dari mereka mengenakan fashion wajib para selebriti topi, sunglasses atau masker.
“Kaja..Kita
makan…” seru Teukkie yang disetujui semua member.
“JiJoonie
kamu juga harus ikut dengan kami, Siwon hyung akan mentraktirmu makan siang
untuk ucapan terimakasih kami “ Kyu mengalungkan
lengannya ke pundak JiJoon santai.
“Tidak
usah Oppa. Gwaenchanha aku sudah
makan..” kata Jijoon menolak. Dia sangat
ingin, tapi pasti itu sangat tidak
nyaman untuk EunHyuk dengan keberadaan JiJoon disana, pikir
yeoja itu.
“Ahh.. Sudahlah
tidak ada alasan. Kajja…” Yesung menarik tangan JiJoon
dan memaksanya untuk mengikuti langkah kakinya.
**
Akhirnya
mereka semua sampai di sebuah restoran samgyupsal tempat biasa mereka makan
setelah melakukan pekerjaan bersama-sama. Ryewook mengatakan
ini adalah restoran favorit mereka, selain murah rasanya sangat enak. Donghae mendorongnya lembut mengajaknya masuk.
“Nah..kau
mau makan apa JiJoonie? Pilihlah yang kau sukai, makanlah sepuasmu ada pangeran
yang akan mentraktir kita” ucap Shindong mencandai Siwon. Sang pangeran yang ditunjuk hanya tersenyum pasrah. Bukan hal yang berat
mentraktir mereka semua bahkan setiap hari untuk namja yang sudah terlahir
dalam keluarga yang kaya raya seperti Siwon.
Dari gosip yang beredar namja tampan dan sempurna itu, lebih dari mampu
untuk membeli sebuah perusahaan entetainment di Korea dengan kekayaannya.
“Aku
akan makan sama seperti yang kalian makan Oppa” ujar
JiJoon kemudian setelah terus menerus didesak.
Tak
berapa lama setelah berdebat mengenai pilihan makanan, tibalah makanan yang mereka
pesan. Semua makan dengan lahap. Bahkan sikap Eunhyuk mulai melunak pada JiJoon,
ia berusaha untuk bersikap biasa pada JiJoon.
“Makanlah
yang banyak JiJoon-sshi” ucap Eunhyuk masih terdengar canggung. Namun namja itu berusaha keras berubah. Dia juga menuangkan
minuman untuk JiJoon.
“Ah..n
n..ne Eunhyuk- ssi.. Gamsahamnida” JiJoon terdiam sesaat
dan menjawab dengan gugup. Ia tidak menyangka Eunhuyk akan berkata demikian, bahkan
menuangkan minuman untuknya.
Acara
makan siang itu, adalah makan siang terbaik yang pernah
dirasakannya sejak pertama kali JiJoon menginjakkan kakinya ke Korea. Meskipun
bukan restoran di hotel berbintang 5 dengan masakan para chef yang terkenal
namun sungguh terasa lebih enak
karena suasana yang meriah dan hangat. JiJoon merasa dianggap menjadi bagian dari
Super Junior, baru beberapa bulan mereka mengenalnya tapi mereka
memperlakukannya dengan sangat baik. Walaupun Eunhyuk masih tidak seperti
biasanya, tapi keadaanya membaik.
Author POV end
**
JiJoon
POV
Pagi
ini aku membuka mata ketika alarm di samping tempat tidurku berdering. Aku
tersenyum dan sedikit merenggangkan badanku, semoga
hari ini menjadi awal baru yang baik bagiku.
Masih teringat jelas kejadian kemarin ketika aku makan siang bersama member.
Sungguh hal yang tak pernah berani kuimpikan, kami berbicara banyak dan bahkan
melakukan game. Malang nasib Kyu, ia sering tidak beruntung dalam permainan
game. Kyu harus memakan semua sayur yang tersisa, padahal Kyu sangat
tidak suka sayur. Senyumku mengembang lebar, aku bangun dan aku membuka laptop
kesayanganku segera kuputar lagu Super Junior
kesukaanku, lagu yang selalu membuatku semangat di pagi hari
I’m walkin’
nop-eun eondeongmalu
I’m walkin’
nalg-eun undonghwalo
I’m walkin’
maeil geodgessiji naneun eonjekkaji naneun eonjekkajina
One Step
neolb-eun palanhaneul
One Step
meolli boineun kkeut
I’m walkin’
naeil dahge doel geogin eondikkaji geogin eondikkajilkka
Ya,
lagu walkin’. Lagu kesukaanku yang sering kudengaran berulang-ulang dipagi hari.
Aku beranjak menuju ke kamar mandi
sederhanaku
untuk membersihkan diri dan segera bersiap- siap berangkat ke kantor. Seperti
biasa ku rias wajahku dengan sangat sederhana dan aku juga memilih pakaian yang
nyaman untuk bergerak. Karena pekerjaanku menuntutku banyak bergerak kesana -
kemari. Aku memakai jeans dan sweeter karena udara terasa agak dingin hari itu.
Setelah selesai aku menuju kedapur mempersiapkan sarapan pagiku.
“Hemm.. pagi ini aku hanya akan makan sereal dengan
susu, buah dan
roti panggang.” gumam JiJoon sambil terus bergerak melakukan
aktifitas paginya dengan ceria.
Aku
bernyanyi riang berangkat ke kantor, aku seperti mempunyai semangat baru untuk
bekerja. Rasa lelah yang biasa menggelayut dipagi hari kini tak lagi terasa.
Aku sedang menunggu bus untuk pergi kekantor saa tiba-tiba
handphoneku berdering, Prince Manager meneleponku. Cepat- cepat kuangkat
teleponnya.
“Yeoboseo
sunbaenim…” sapaku sopan.
“Ne,
JiJoon sshi apakah kau sudah sampai kantor?” balasnya cepat
tanpa basa-basi
“Belum
sunbae, aku baru menunggu bus datang”
“Ah… kebetulan
kalau begitu. Bisakah kau datang ke dorm Super Junior di lantai 11 dan 12 untuk
membantu mereka. Ahjumma yang mengurus keperluan mereka tiba-tiba berhenti
karena suaminya sakit. Sedang untuk mencari penggantinya sangat susah, mereka
memintamu saja yang datang. Bagaimana JiJoon-sshi? Apakah
kau bisa? “
“Tawaran yang sangat bagus JiJoonie!!” pikirku
segera saja ki iyakan tawaran Prince Manager.
“Ne,
sunbaenim. Tentu saja
aku bisa, aku akan
kesana sekarang. Dan melakukan tugasku dengan baik.”
“Gomawo,
JiJoon-sshi” aku menutup telepon dan segera
aku berbalik arah. Bergegas, mempercepat langkahku menuju ke dorm
para pangeranku. Aku sampai didepan pintu dorm mereka di lantai 11 dan menekan
bell.
“Nuguseyo?” jawab Ryeowook dengan suara khasnya.
“Ini
aku JiJoon” kataku. Tak berapa lama pintu segera terbuka.
“JiJoonie..
terimakasih kau mau datang aku benar-benar tidak sanggup mengurus mereka semua
sendirian “ ucap Ryewook sambil menarik tanganku, mengajakku masuk.
Ternyata dorm mereka lumayan rapi, untuk sekumpulan namja yang
tinggal dalam satu tempat. Aku segera disibukkan dengan berbagai pekerjaan.
Yang pertama kulakukan adalah memasak sarapan mereka. Karena waktu tidak akan
cukup untuk membuat sarapan secara terpisah untuk penghuni lantai 11 dan 12,
aku meminta Yesung Oppa untuk menelepon Teukkie Oppa dan mengajak
mereka sarapan bersama di lantai 11. Pekerjaan masak-memasak benar-benar
terbantu oleh Ryewook yang tidak segan-segan membantuku. Dia sangat cekatan dan banyak membantuku. Kemampuan
memasaknya sungguh tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai
tambah yang jarang ada dalam diri seorang namja, terlebih lagi namja itu adalah
seorang idola.
Sekilas aku melirik
Eunhyuk sedang sibuk membaca komik didepan TV. Aku segera mengalihkan pandanganku dan segera
menyelesaikan kegiatan memasak.
“Apa yang kau masak Joonie ?” intip Yesung Oppa dari
belakang bahuku.
“Aku benar-benar tidak tahu kalau aku harus
memasak untuk sarapan kalian, jadi aku hanya memasak dengan apa yang ada di kulkas.
Aku memasak nasi goreng kimchi dan membuat sup, Oppa.
Bagaimana baunya apakah enak?” Aku bersikap ceria seperti biasa walupun aku
sangat gugup karena ada Eunhyuk yang memperhatikan aku berbicara dengan Yesung
dan Ryewook Oppa. Yesung berpura-pura mencium-cium bau didapur.
“Ah.. aku tidak tahu, sepertinya rasanya akan aneh”
candanya sambil berlari menjauh, melihatku bersiap akan mencubitnya.
Tak berapa lama kemudian sarapan siap. Aku membawa
masakan hasil kolaborasiku dan Ryewook Oppa ke meja
makan.
“Ayo Oppadeul, makanlah cepat nanti kalian terlambat…” Kusiapkan
semua makanan mereka diatas meja. Tanpa menuggu komado untuk yang
kedua kali mereka
semua berebut menuju meja makan.
“Wuaahh,, daebakk tak salah kami memilihmu JiJoone. Neomu
mashita! “ucap
Sungmin yang langsung membuat pipiku bersemu. Aku sangat senang, mereka semua
makan dengan lahap.
Aku merapikan pakaian mereka dan sedikit membersihkan dorm itu.
Tapi tak banyak yang harus dikerjakan karena masing-masing
member ternyata sanagt bertanggung
jawab dengan kebersihan dan kerapian dorm.
**
Kami semua berangkat setelah mereka semua selesai makan dan aku
selesai mencuci bekas makan mereka. Aku menumpang mobil Shindong kali ini
bersama Kyuhyun Sungmin dan Teukki Oppa. Sampai di kantor, seperti biasa aku segera menuju meja kerjaku. Aku
menyapa semua yang ada diruangan dengan sopan, namun tatapan mereka kepadaku
sungguh sangat tidak bersahabat. Hari ini lebih buruk
dari biasanya, mereka menatapku seolah aku baru saja berkubang dalam sampah
sehingga merusak pemandangan mereka. Bahkan mereka membicarakan aku dengan
terang-terangan didepan mukaku. Tapi aku bersikap biasa saja, aku harus tahan
dengan semua ini. Sebagai hoobae dan orang baru
dilingkungan ini, tidak banyak yang bisa kulakukan selain bersabar. Sikap para
seniorku semakin menjadi-jadi sejak aku datang hari itu sampai
hampir menjelang sore mereka tidak mengijinkanku beristirahat.
Ada saja yang harus kukerjakan, entah merapikan loker, membelikan mereka cofee,
merapikan dokumen-dokumen, membereskan ruang latihan, menata wardrobe, pergi ke
laundry dan masih banyak lagi. Aku
benar-benar tidak kuat lagi. Aku harus mencuri-curi
waktu untuk sekedar mengistirahatkan kakiku. Seperti saat ini, aku beristirahat
sebentar di ruang wardrobe setelah selesai merapikan pakaian para
member. Aku mendudukkan diriku dilantai sembari meneguk air mineral dingin.
Rasanya sangat nikmat air itu melewati tenggorokan keringku dan sedikit
mengembalikan tenagaku. Baru beberapa detik aku beristirahat datang beberapa
senior menegurku.
“Ya, jadi begini kerjamu..!!! Apa karena manager dan para member
mulai menyukaimu kau bersikap seenaknya seperti ini hah…!!!” Bentak
mereka, bahkan aku tak punya tenaga untuk membalas kata-kata pedas mereka. Aku
hanya diam, dan meneruskan minum.
“Plakk..” mereka menampar botol yang sedang kuminum.
“Berani-beraninya kau tidak
mempedulikan kami???” rupanya tindakanku meyulut emosi mereka.
“Aku tidak bermaksud begitu sunbae, aku sangat haus dan lelah. Dari tadi
pagi kalian menyuruhku bekerja tanpa henti. Aku melakukan pekerjaan kalian,
sedang kalian tidak melakukan apa-apa..” jawabku membuat
mereka semakin marah.
“Jadi sekarang kami yang tampak salah, agar kau dapat pujian lagi
dari manager dan member hah?
“Kau benar-benar..!!!”
“Plakk..” suara tangan beradu dengan pipiku, rasanya sangat sakit
dan pandangan mataku menjadi kabur. Aku merasa sangat pusing ketika kudengar suara
namja berteriak.
“Yaaa!!!!! Apa yang kalian pikir sedang lakukan?? Membully junior
kalian???” suara namja yang sangat ku kenal. Pandangan mataku masih kabur,
benarkah itu Eunhyuk? Ia menolongku?
“Keluar kalian..dan ingat urusan kita belum selesai..!!“ Para senior
melarikan diri ketakutan
melihat Eunhyuk sangat marah. Eunhyuk datang menghampiriku dan membantuku untuk
bangkit.
JiJoon POV end
**
Eunhyuk POV
Tidak sengaja aku lewat
didepan ruang wardrobe. Dan aku mendengar suara yeoja
berteriak marah, yang sangat mengganggu telingaku. Aku
mendekat, aku melihat seorang menamparnya tepat dipipinya. Dan yeoja itu hanya diam saat seniornya menamparnya, bahkan bersiap
menamparnya lagi jika aku tidak datang menghentikannya. Suaranya
sangat keras, aku tidak membanyangkan betapa sakit yang dideritanya. Entah mengapa hatiku merasa sangat sakit melihatnya melihatnya,
aku tidak tahan melihat orang lain berlaku kasar padanya. Aku jadi merasa makin bersalah padanya, aku berlaku dingin pada JiJoon
dan mungkin membuat beban yang harus ditanggungnya semakin berat. Aku dengan jelas melihat wajahnya tampak sangat lelah dan pucat, tamparan super
keras tadi akan menambah buruk keadaannya. Aku mendekatinya dan membantu
menopangnya untuk berdiri.
“Gwaenchana JiJoon sshi? “Aku memegang
lengannya dan membantunya berdiri. Badannya sangat lemah dan berkeringat.
Seperti dia baru saja menyelesaikan lari maraton 10 km.
“Ne, Eunhyuk ssi.. Aku baik- baik saja jawabnya lemah.” Dia
tersenyum, dan melepaskan pegangan tanganku pada lengannya. Ia mencoba berdiri
sendiri, dan ia terhuyung hampir jatuh. Dengan sigap kupegang badannya agar
tidak jatuh. Rupanya tenaga yang kukeluarkan untuk menahanya
terlalu besar hingga dia tertarik kepelukanku.
1, 2 detik kami berdua terdiam, ada rasa aneh
yang menelusup kedalam hatiku. Rasa hangat memenuhi hatiku dan seakan-akan
berpuluh-puluh kupu-kupu berterbangan dalam perutku. JiJoon pun juga terkejut
dengan gerakan tidak terduga itu. Ia terdiam dalam pelukanku tapi tidak mencoba
melepaskannya seperti pegangan tanganku tadi. Untuk beberapa lama kami ada
dalam posisi itu. Aku melepasnya
perlahan-lahan, aku takut dianggap tidak sopan.
“Ehmm..mm JiJoon sshi, gwaenchana??” kataku
gugup, aku melihat pipi JiJoon semakin memerah selain karena bekas tadi.
“Ehmm..ne Eunhyuk sshi, gomawo..” Ia mundur
beberapa langkah keluar dari pelukanku.
“ee..Kajja aku akan mengantarkanmu pulang” ucapku sambil
mengenggam pergelangan tangannya lembut.
“Tidak perlu Eunhyuk ssi, kau pasti sedang sibuk. Aku baik – baik
saja..” Ia menarik tangannya lepas dari genggamanku. Kugenggam lagi pergelangan
tangannya.
“Kau harus istirahat Arra? Ss..ssiapa
yang akan memasak untuk kami kalau kau sakit?” Aku gugup
mencari-cari alasan untuk perbuatanku yang diluar batas nalarku ini. Ia hanya
tersenyum dan mengangguk mendengar jawaban anehku.
Kemudian kuantar dia pulang dengan mobil
Shindong hyung, tadi sebenarnya memang aku akan keluar membeli beberapa
sandwich dan minuman di café Yesung. Tapi tiba-tiba kejadian tak terduga tadi terjadi,
pasti mereka sangat kesal menungguku. Aku mengirim teks pendek ke Teukkie hyung
kalau akau agak lama pergi, karena ada sesuatu yang terjadi. Ia melihatku
mengetik pesan cepat-cepat, ia melihatku kearahku.
“Eunhyuk-sshi, aku bisa
naik taksi saja. Aku tidak enak merepotkanmu.Pasti member sedang menunggumu
ya?” Aku kaget mendengar perkataanya, apakah semuanya tertulis
jelas dimukaku? Aku frustasi menjawab pertanyaanya, aku
menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
“Anni, aku memang akan keluar ke Handel and Gretel aku hanya
bilang pada mereka bahwa aku akan sedikit terlambat…” aku memandang matanya,
baru kali ini aku memandang matanya. Matanya indah dan penuh kesedihan tidak
seperti biasanya. Dan tiba-tiba banyak kupu-kupu datang lagi keperutku, ada
rasa yang menggelitikku. Aku mengembalikan pandanganku kedepan dan mulai
menjalankan mobil. Sepanjang perjalanan ia hanya terdiam. Aku menyalakan MP3
yang terpasang didashboard mobil hyung. Suara hening diantara kami pecah dengan
suara riang lagu Miracle
Life
couldn't get better
Life couldn't get better
Jigumkaji no
obdon shiganun odumiojyo
Norul mannan
hu naui senghwarun kumman gathayo
Norul chum
bon sungan a miracle nan nukkyojyo
gijogun baro norangol
Life
couldn't get better ,nan nol pume ango nara
purun darul
hyanghe nara ,jamdun noui ib machul koya
Life couldn't get better , noui
mame munul yoro jwo
gude ne
sonul jabayo, life couldn't get better
Eunhyuk POV End
JiJoon POV
Aku sangat suka lagu ini. MIRACLE ya Keajaiban. Yang selalu
terjadi dalam hidupku adalah keajaiban. Seperti hari ini mendapat tamparan dan
kemudian pelukan dari namja yang kucintai adalah keajaiban. Aku menghayati tiap
kata dalam lagu ini. Seolah lagu ini sedang menceritakan aku.
“Life couldn’t get better Life couldn’t get better
Sampai saat ini, waktu tanpamu didalam hidupku seperti penuh
dengan kegelapan.
Tetapi sejak aku bertemu denganmu, hidupku menjadi seperti mimpi
Ketika pertama kali aku melihatmu adalah sebuah keajaiban
Aku meraskan keajaiban, itu adalah kamu.
Life couldn’t get better Aku akan menahanmu dalam pelukankku dan
terbang.
Kita akan terbang menuju ke bulan yang bersinar biru.
Aku akan menciummu ketika kau tertidur.
Bukalah hatimu dan genggam tanganku Life couldn’t get better.
Aku menoleh, melihat namja yang ada sampingku. Sibuk memperhatikan
jalan, namja yang tadi menyelamatkanku dan memelukku tanpa sengaja. Walupun
tidak disengaja, aku merasakan hal yang lain. Pelukannya terasa hangat dan aku
merasa terlindungi. Aku melihat kearahnya lagi. Ia benar-benar tampan untukku.
Mereka bilang Siwon adalah yang paling sempurna, tapi tidak buatku Eunhyuk
adalah yang terbaik dimataku. Wajah dan bentuk tubuhnya
tidaklah sesempurna Siwon tapi, dia mempunyai sesuatu yang membuatnya terlihat
sempurna untukku. Ia dingin? Tidakk…!! Aku semakin yakin dia bukanlah orang
yang seperti itu. Tatapan matanya tadi, genggaman tangannya tanggannya tadi
tidak bisa menipuku. Selama ini yang diperlihatkan bukanlah dirinya yang
sebenarnya. Aku masih saja menatapnya, sampai…
“Waeyo, JiJoon sshi?” tanyanya
tanpa melihatku, matanya masih terpaku ke jalan didepannya.
“Aaa.a.aa.aanni Op..eh..Eunhyuk sshi..” lidahku
kelu, aku tidak bisa berbicara dengan jelas. Ia terkekeh mendengar jawabanku
yang aneh.
“Sudahlah…panggil saja aku Oppa, seperti kau memanggil member yang
lain “ ucapnya membuatku malu. Aku menundukkan kepala menahan malu dan
membenamkan kepalaku semakin dalam ke tutup Hoodie yang kupakai.
Tak berapa lama kami sampai didepan dormku. Aku mengucapkan
terimaksih dan turun dari mobil.
Gerakkanku terhenti ketika ia menahan lenganku.
“JiJoon sshi, maafkan salahku dulu. Maafkan aku bersikap buruk
padamu..” ucapnya
mata cemerlangnya menatapku tulus.
“Anni, Oppa aku sudah melupakannya..” Ia menggangguk dan
memamerkan gummy smilenya yang selalu membuat kakiku serasa terbuat dari
agar-agar.
“Ah,,oppa kau juga boleh memangilku Joonie
seperti yang lain..”Aku melambaikan tangan dan berjalan masuk ke dorm. Aku
melihatnya sekilas tersenyum saat mengatakan hal itu. Aku tersenyum lebar dan
membuat aku kesakitan sendiri karena bekas tamparan tadi.
**
Keesokan paginya aku kembali datang ke dorm untuk melakukan
tugasku, para member menyambutku saat aku datang mereka mau tahu apa yang
sebenarnya terjadi.
“Ahh.. Joonie, benarkah ini bekas tamparan kemarin.
Yaa..siapa yang melakukannya padamu?? ucap Ryewook sambil memeriksa pipi
chubbyku.
“Oppa-ya. Gwaenchana.. Aku sudah
sembuh, mandilah sana kalian semua. Aku akan memasak untuk kalian” kataku
seraya mendorong mereka ke kamar masing-masing. Aku bahagia menerima hujan
perhatian dari mereka semua. Aku segera ke dapur untuk memasak, aku membuat
omelet, salad buah
dan sayur serta kentang panggang untuk sarapan.
Mereka makan dengan sangat baik. Tapi aku tidak melihat Eunhyuk dari
tadi. Kuedarkan pandanganku, tapi tak kutemukan juga namja itu.
“Oppa, dimana Eunhyuk oppa? tanyaku heran.
“Ia dikamar, tadi malam ia bilang tidak enak badan. Mungkin terkena
flu.. Ah,, Joonie
tolong bawakan ia makanan dari semalam dia tidak makan apa-apa..” Kata yesung
dengan mulut penuh makanan. Aku tersenyum melihat tingkahnya. Aku segera
bergegas membawakan makanannya ke kamar.
Perlahan kuputar
kenop pintu kamarnya dan dengan hati-hati melangkah masuk. Aku
melihatnya masih meringkuk dibawah selimut tebal. Pipiku
memerah menyadari aku berada didalam kamar namja yang kusukai. Kamarnya sangat
bersih dan tertata rapi. Seluruh tubuh Eunhyuk tertutup
selimut, hanya wajahnya saja yang terlihat menyembul. Wajahnya terlihat sangat polos
saat ia tertidur.
“Oppa irona.. Makanlah
dulu” kataku lembut. Ia bergerak dan membuka matanya. Dia terdiam beberapa saat, kemudian duduk dengan cepat.
“Joonie ah..Kau disini” Ia terkejut melihatku berada dikamarnya.
“Mianhae, aku masuk ke kamarmu tanpa ijin. Yesung oppa
menyuruhku mambawakanmu makanan, dari semalam kau belum makan” ucapku
sambil meletakkan nampan berisi makanan ke atas meja disamping tempat
tidurnya. Donghae Oppa
tiba-tiba menerobos masuk ke kamar dan duduk tepat
disamping EunHyuk Oppa
“Hyukk apa kau sakit? Makanlah cepat. Sebentar
lagi dokter akan datang..” suaranya terdengar seperti pacar yang khawatir,
membuatku menahan senyum.
“Ndeee??? Apa dokter??? Andweee…!!” Hyuk
berteriak histeris membuatku dan semua member kaget. Mereka ikut
menyerbu masuk ke kamar. Eunhyuk takut dokter dan sangat takut jarum. Dia
paling susah diajak pergi ke dokter. Semua member tidak berhasil membujuknya.
Padahal besok pagi ia punya schedule penting.
”Sudahlah oppa, aku kan menjaganya hari ini disini. Jika sampai
nanti malam dia tidak membaik tetap kita harus mambawanya ke dokter dengan
berbagai cara..” usulku menengahi.
“Gomawo Joonie ya.. kami semua benar-benar sangat sibuk hari ini.
tolong jagalah dia ya?” ucap Teukkie seraya menepuk pundakku.
Semua member sudah berangkat satu jam yang lalu. Eunhyuk juga baru
saja tertidur setelah minum obat. Aku membereskan semua ruangan dan mengerjakan
laundry. Sesekali aku melihat Eunhyuk dikamar. Aku mendekatinya dan menempelkan
telapak tanganku ke dahi Eunhyuk. Suhu tubuhnya tinggi sekali.
JiJoon POV end
##############################################################
Author POV
JiJoon terkejut ketika ia memeriksa suhu tubuh Eunhyuk. Suhu
tubuhnya tinggi sekali. Ia bergegas membuat sari apel untuk penurun panas dan
membuat kompres. JiJoon menopang tubuh Eunhyuk dan meminumkan sari apelnya
sedikit demi sedikit. Dengan sabar dia mengganti kompres di kening Eunhyuk. JiJoon
menungguinya dan tidak meninggalkannya sedikitpun. Sampai dia
tertidur di samping tempat tidur EunHyuk karena lelah.
Beberapa jam kemudian Eunhyuk terbangun dan merasa badannya terasa lebih segar. Ia membalikkan tubuhnya kesamping dan
kembali terkejut melihat JiJoon tertidur
disamping tempat tidurnya, tangannya masih menggengam kompres.
“Ya..apakah Yeoja ini merawat dan menunggui aku dari tadi pagi? “ EunHyuk melihat
jam disamping tempat tidurnya, jam sudah menunjukkan pukul setengah 4 sore. Tiba-tiba JiJoon
bergerak, Ia terbangun. EunHyuk segera berpura-pura kembali tertidur.
“Aigoo..jam berapa ini? Aku ketiduran.. Apakah panas
Eunhyuk oppa sudah turun, telapak tangannya kembali mengecek suhu tubuh EunHyuk.
“Ah…syukurlah
demamnya sudah turun..” gumamnya pelan.
“Aku akan membuatkannya bubur, mungkin saat bangun ia merasa lapar
dan sudah mempunyai selera makan lagi ..” ucap JiJoon seraya berjalan menuju
dapur. Meninggalkan EunHyuk sendiri. Eunhyuk membuka mata dan
berpikir.
Beberapa waktu kemudian bau harum bubur merebak, Eunhyuk bangun
dan berjalan keluar kamar. Ia disambut dengan senyuman cerah JiJoon.
“Oppa..kau sudah baikan? Kemarilah aku membuatkanmu bubur…..”JiJoon
membawakan semangkuk bubur ke meja makan. Eunhyuk mendekat kemudian dia duduk
di meja makan. Bau buburnya sangat harum. JiJoon sangat senang melihat Eunhyuk
makan dengan lahapnya, ia menghabiskan semangkuk penuh bubur. JiJoon sangat
lega melihat namja yang dicintainya pulih dengan cepat.
**
3 hari kemudian
Pagi-pagi sekali JiJoon sudah berada di dapur dorm Super Junior
membuatkan mereka sarapan seperti biasa. Namun hari ini berbeda, sudah 3 hari ia
tidak melihat Eunhyuk. Setelah JiJoon merawat Eunhyuk
seharian. Pagi-pagi buta EunHyuk dan Donghae pergi ke Jepang untuk promo
Single mereka. Tapi hari ini JiJoon mendengar dari Teukkie bahwa EunHyuk akan
pulang siang ini. Dia memasak sambil menggumamkan sebuah lagu.
“Ya..tampaknya kau bahagia sekali Joonie ya,” kata Yesung menggoda
JiJoon.
“Anni Oppa, apa aku terlihat sangat senang?? ujarnya dan
mendapat jitakkan lembut dari Yesung.
“Ya, kau ini.. hanya orang buta dan tuli yang tidak bisa tahu kalau
kau sedang sangat bahagia.” jawab Yesung yang membuat JiJoon
tersipu malu, karena perasaan bahagianya tertulis jelas.
@SMe Building
“Aiishh aku benci menunggu..” gumam JiJoon. Seharian JiJoon bekerja tapi pikirannya entah
melayang kemana. Dia melakukan banyak kesalahan. Tentu saja pikirannya melayang
kepada namja yang dicintainya.
Jam menunjukkan jam 1 siang ketika JiJoon berjalan menuju resto
karyawan, pikirannya lagi-lagi melayang entah kemana hingga kembali
dia menabrak seseorang. Kebiasaan buruknya entah sangat sulit
untuk dihilangkan.
“Jhosonghamnida.. maaf kan
saya. “ ucapnya
sambil membungkuk.
“Pabo ya….!!! Apakah memang ini hobimu berjalan sembarangan dan
menabrak orang????” teriak orang didepannya. Ya, bukankah ini
suara Eunhyuk???? Namja di depan matanya benar-benar Eunhyuk. Tapi wajahnya
kembali sangat dingin menatap JiJoon dan siapa yeoja yang memeluk lengan
Eunhyuk mesra??
**
Author POV end
JiJoon POV
Wajahku serasa ditampar dengan sangat keras dan terasa seperti
seseorang menuangkan air es ketubuhku. Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat.
Seorang yeoja memeluk mesra lengan Eunhyuk. Rasanya lebih sakit dari tamparan
yang pernah ku terima. Aku tak berkedip melihatnya. Yeoja itu benar-benr
sempurna dilihat dari sisi manapun. Dia tinggi tidak tinggi tapi dia lebih tinggi daripada
aku, kulitnya
putih, penampilannya anggun, senyumnya manis.
“Aisshh pantas saja Hyuk
memilihnya “ runtukku dalam hati.
Aku tidak kuat lagi menahan air mata, aku membungkuk mengucapkan
maaf dan berlari cepat-cepat. aku ingin segera menghilang dari pandangan
mereka. Aku menangis sangat sedih di taman yang masih berada
di area kantorku. Aku menyesali segalanya, kenapa aku mencintainya? Padahal aku
tahu aku tidak akan mungkin bersamanya.
JiJoon menghapus air matanya ketika dia mendengar orang mendekat.
Ternyata Eunhyuk mendekat ke arahnya. “Untuk apa dia kemari, apa dia mau
mengejekku??” gumamku dalam hati.
“Ya..apa yang kau lakukan disini? Semua orang
mencarimu..!!Bagaimana bisa seseorang sangat tidak punya tanggung jawab dengan
yang dilakukannya? “Ucap Eunhyuk dengan
evil smilenya.
“Apa pedulimu? Kau menjelekkan aku padahal kau sama saja. Melukai
perasaan orang lain dengan sikapmu yang berubah-ubah. Baru beberapa hari yang
lalu kau bersikap sangat hangat tapi lihat sekarang?” ujar JiJoon murka.
“Tapi kau mencintai namja sepertiku kan? Bahkan sejak pertama kau
melihatku kau tidak bisa mengalihkan pandanganmu kepada orang lain.” katanya
tambah menyulut amarahku.
“Ya.. memang benar DULU aku mencintaimu. Tapi
semuanya sia-sia. Aku sudah memutuskan berhenti mencintaimu dan membuka hatiku
untuk namja lain yang bisa mencintaiku dan bersikap baik padaku..!” Teriakku
frustasi. EunHyuk menyambar pergelangan tanganku dan membuatku menghadap
kedepan tubuhnya.
“Coba katakan sekali lagi kau tidak mencintaiku lagi.. Aisssh
Yeoja ini..Jinjja..!!!!” ujarnya tidak kalah frustasi.
“Bagaimana mungkin kau jadi orang tidak
bertanggung jawab dengan pekerjaanmu dan perasaanku. Kau sudah mengaduk-aduk
hatiku membuatku hanya bisa melihatmu dan sekarang kau bilang kau akan berhenti
mencintaiku???” Aku masih saja terdiam menatap EunHyuk, dan masih belum
juga bisa mencerna kata-kata yang diucapkannya padaku.
“Lepaskan aku..! Kau bodoh, kau bisa berkata seperti ini.
Padahal baru saja seorang yeoja memelukmu dengan mesra. Aku tidak bodoh Lee
Hyukjae sshi…!!!!” ucapku seraya berusaha melepaskan genggaman tangannya.
“Dasar yeoja pabo.. Apa kau
tidak tahu? Cihh, bahkan seluruh dunia tahu kalau dia adalah Lee Sora
kakak perempuanku. Aku membawanya kesini untuk memperkenalkannya padamu. Dia sangat inigin bertemu yeoja yang sudah membuat adiknya yang tampan itu
hampir gila.”
aku kembali masih
mengunci rapat mulutku berusaha mencerna dengan semua nalarku ucapan yang dikatakan Eunhyuk.
Sekarang Eunhyuk menarik tubuhku mendekat, menyisakan jarak
yang sangat kecil diantara kami berdua.
“JiJoonie,..aku tersiksa berpisah darimu beberapa hari ini. Aku sangat
tersiksa menahan perasaanku padamu selama berbulan-bulan. Aku sakit saat harus
berkata dan bersikap dingin padamu. Aku takut kau akan sama saja denga yeoja
lainnya. Yang hanya mencintaiku karena aku Eunhyuk bukan mencintai diriku yang
sebenarnya,karena itu aku bersikap buruk dan menahan perasaanku. Aku berharap
dengan begitu perasaanku akan segera hilang. Tapi aku salah.. Ternyata ini
tidak semudah itu hilang....” Eunhyuk terdiam beberapa saat menarik
nafasnya panjang.
“JiJoonie baru aku tahu bahwa kau tidaklah
seperti yeoja yang lainnya. Aku tidak akan melepaskanmu lagi, aku tidak akan
membiarkan siapapun menyakitimu lagi. Park JiJoon saranghae, jeongmal
saranghae.. Maukah kau menjadi yeojachinguku???”
Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang terjadi. Apakah ini
april mop?? Atau aku sedang bermimpi? Namja yang
kucintai berada tepat didepanku dan memintaku untuk mejadi
kekasihnya. Sekarang aku menangis, kali
ini sangat
bahagia. Tidak ada
kata-kata yang bisa melukiskan kebahagiaanku, tenggorokanku
terasa tercekat.
“Ne,, Oppa. I do. Aku mau
menjadi Yeojachingumu. Nado Saranghae Oppa..”
Eunhyuk kemudian cepat menarikku
kedalam pelukannya dan menyeruakkan kepalanya di lekukan leherku.
”Saranghae JiJoonie, kau adalah Yeojaku…Arra??” Eunhyuk
menundukkan wajahnya dan mencium keningku.
“Tapi oppa bagaimana dengan hubungan kita? Bagaimana
jika semua orang tahu??” Tanyaku khawatir,
bagaimanapun juga pekerjaannya sangat penting. Dan hubungan kami bisa merusak
semua kerja kerasnya.
“Yah.. semua member sudah tahu tentang hal ini,
mungkin mereka sedang melihat kita dari suatu tempat..” Ucap Eunhyuk kembali memelukku
lebih erat.
“Oppa.. lepaskan, bagaimana
kalau ada yang melihat??” ujarku cemas.
Tunggulah sebentar lagi aku hanya ingin seperti ini sebentar…” Tiba-tiba
Eunhyuk menundukkan kepalanya dan membisiku sesuatu__
“JiJoon jaga rahasia kita ne? aku
mencintaimu….” bisiknya ditelingaku. Kemudian dia menciumku singkat
tepat diujung bibirku.
“Blussshh..” pipiku kembali memerah.
Dia kemudian menggenggam tanganku sebelum
akhirnya melepasnya sebelum masuk ke bangunan kantor, kami berjalan
beriringan kembali ke kantor dengan hati
yang hampir meledak karena bahagia.
---END---
No comments:
Post a Comment