Friday, June 14, 2013

FF Series "Dear, My Beloved Bestfriend"_SaShi Story Line




Tittle : “ Dear, My Beloved Bestfriend – Part 2“

Author : Sagari Lee & Shippa Kim (SaShi)

Main Cast
·         Super Junior’s Yesung a.k.a Kim Jong Woon
·         Super Junior’s Eunhyuk a.k.a Lee Hyuk Jae
·         Sagari Nilamsari a.k.a Park Ji Joon
·         Shippa Kim a.k.a Jung Hyun Hoon

Genre : Romance / Friendship / AU

Length : Series

Rate : General

Poster FF : YeHyun Edited (menggunakan Yesung, Eunhyuk dan Song Ah Ri (ulzzang) serta Do Hwe Ji (ulzzang) sebagai visualisi Ji Joon dan Hyun Hoon)

Disclaimer : Story milik SaShi! YeHyuk milik Tuhan YME, tapi Jong Woon dan Hyuk Jae milik kami (SaShi) *lol. Ide ini murni kolaborasi dari otak kami berdua, iseng – iseng buat FF kolaborasi dan alhasil jadi FF ini. semoga layak untuk dibaca dan jika terdapat kesamaan alur, nama dan lain – lain ini murni bukan unsur kesengajaan. Don’t Like don’t Read! Hargai karya seseorang jika ingin dihargai pula ^^



``Enjoy for reading``



[[SaShi story line – Dear, My Beloved Bestfriend]]


   “Seseorang mengatakan padaku, kemarin dia melihatmu bergandengan mesra dengan seorang namja. Dia kekasihmu? Kau mulai menyembunyikannya dariku?”
            Pertanyaan Ji Joon terasa seperti aliran listrik 1000 watt milik pokemon bagi HyunHoon. Sedikitpun dia tidak menyangka yeoja itu akan menanyakan hal ini.

            “Emm.. mian ah maksudku.. A.. anniyo.. Aku tidak bergandengan dengan siapapun. Dan seharian kemarin aku bersama kalian bertiga bagaimana bisa?” Hyun Hoon mulai memainkan jemarinya pertanda yeoja itu sangat gugup. Dan salah satu dari tiga kata andalannya pun keluar tanpa disadarinya.

            “Benar, tapi bukankah setelah itu kita berpisah aku dan Hyuk Jae pergi berbelanja sedangkan kau dan Jong Woon.. Aku tidak tahu yang kalian lakukan..” Ji Joon memiringkan kepalanya berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi kemarin.

            “A.. Aniiyo.. mana mungkin aku pergi dengan seorang namja tanpa memperkenalkan pada kalian dulu em? Kita sudah berjanji bukan, kita tidak akan pergi berkencan dengan siapapun sebelum kita memperkenalkannya satu sama lain. Kita berjanji untuk tidak berkencan dengan siapapun yang tidak kita kenal satu sama lain.” Hyun Hoon membuat alibinya, berusaha meyakinkan Ji Joon. Waktu ini dirasanya belum tepat untuk menceritakan semuanya pada yeoja itu. Dalam hati yeoja itu berbisik “Aku berkencan dengannya, dan aku tetap memenuhi janjiku. Bukankah kau dan Hyuk Jae mengenal Jong Woon dengan sangat baik? Aku berkencan dengan namja yang kalian kenal.”


            “Emm.. kau benar. Dan Woonie pasti tidak akan membiarkanmu pergi berkencan diam-diam, dia pasti akan tahu. Pasti temanku hanya salah mengenalimu, ahh.. itu juga salahmu! mengapa memiliki wajah yang sangat umum sampai membuat orang salah mengenalimu.”

            “Hukk..” Hyun Hoon dengan gemas menempelkan cake yang belum habis dimakannya ke muka Ji Joon. Membuat wajah yeoja itu menyerupai memakai masker wajah, Hyun Hoon tertawa keras dan cepat-cepat menghindar.

            “Itu balasan karena mengejek wajah cantikku..mehrong” Hyun Hoon menjulurkan lidahnya pada Ji Joon dan berlari keluar dari kamar Ji Joon saat dilihat yeoja itu berusaha membalasnya.

==OooO==


            “Selamat datang di rumah tuan Lee Hyuk Jae, namja tampan yang memiliki banyak fans yeoja diluar sana” Ucap Hyuk Jae saat mempersilahkan ketiga sahabatnya itu masuk kedalam rumah mewah miliknya, rumah yang hanya dihuni olehnya dan 3 pelayannya saja. Jika bertanya kemana orang tua Hyuk Jae dan dimana mereka tinggal? Namja tampan itu pasti akan menjawab “Jangan pernah membicarakan mereka, karena bagi mereka bisnis adalah anak kandung mereka”.

            Hyuk Jae memang telah terbiasa hidup dengan ketiga pelayannya sejak ia masih berusia 7 tahun sampai saat ini. Bisnis kedua orang tuanya yang menyebabkan Hyuk Jae harus merasakan hidup yang berbeda dengan teman – teman sebayanya sejak kecil. Berbeda dengan Jong Woon, namja berparas tampan yang memiliki sifat yang cenderung pendiam justru merasakan kehidupan yang sebaliknya dengan Hyuk Jae, walaupun kedua orang tua Jong Woon yang merupakan pemilik rumah sakit terbesar di Seoul, akan tetapi ia sedikitpun tak pernah merasa kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Maka tak heran, jika Hyuk Jae lebih sering menghabiskan waktunya dirumah Jong Woon dibandingkan dirumah mewahnya ini.

            “Bukankah kau akan membuat makanan spesial untuk kami, Jae-ya?” Ucap Ji Joon yang langsung menarik Hyuk Jae menuju dapur.

            “Bukankah mereka terlihat serasi, Hoonie?” Jong Woon melingkarkan lengannya dibahu Hyun Hoon, membuat yeoja cantik tersenyum menanggapi ucapan yang dilontarkan kekasihnya itu.

            “Kita duduk” Jong Woon mengajak Hyun Hoon masuk ke kamar pribadi Hyuk Jae. Tempat biasa mereka berempat menghabiskan waktu saat mereka memutuskan bermain di rumah mewah Hyuk Jae. Semuanya lengkap berada disana , home theater, game, laptop, PC, rak buku dan komik semua yang mereka butuhkan tersedian disana.

            Didapur, Ji Joon dan Hyuk Jae sibuk membuat sesuatu yang menjadi menu wajib ketika keempatnya bersama. Sudah sangat diakui, kepiawaian Hyuk Jae dalam mengolah makanan tidak bisa diragukan lagi, pasta saus jamur buatannya memang harus diakui begitu enak dan membuat siapapun yang mencicipi pasta buatannya akan merasa ketagihan dan ingin mencobanya kembali.

            “Selesai” Hyuk Jae tersenyum dan memberikan satu piring pasta buatannya pada Ji Joon.

            “Kau yang bawa, aku akan memberitahu Jong Woon dan Hyun Hoon jika makanannya sudah siap” Hyuk Jae mendahului Ji Joon menuju kamarnya, membuat yeoja cantik itu dibuat kesal untuk kesekian kalinya.

            “Ya! Monyet jelek, bantu aku??” Teriak Ji Joon.

            “Aish..selalu seperti itu. Kau memang namja yang sangat menyebalkan, Jae-ya???” Sungut Ji Joon dengan membawa satu wadah besar berisi pasta buatan Hyuk Jae.Diruang kamar, nampak terdengar Jong Woon dan Hyun Hoon berceloteh riang. Sesekali kekehan tawa yang begitu renyah meluncur dari bibir keduanya. Hyuk Jae hanya mematung dan matanya nampak membulat sempurna, saat ia mendapati pemandangan yang tak biasa dari kedua sahabatnya. Jong Woon terlihat memeluk Hyun Hoon dari belakang, dan nampak mesra saat namja tampan itu mengajari game terbaru pada Hyun Hoon.

            “Eoh, kalian?” Ji Joon yang baru bergabung tak kalah terkejutnya dengan Hyuk Jae, dan membuat Jong Woon dan Hyun Hoon terlihat salah tingkah.

            “Bisa kami jelaskan” Ucap keduanya gugup.

            “Apa yang akan kalian jelaskan?” Hyuk Jae berucap dengan nada begitu dingin. Hampir saja emosinya meledak, jika ia tak berusaha menahannya dengan begitu kuat.Jong Woon, Hyuk Jae, Ji Joon serta Hyun Hoon hanya menatap satu sama lain. Tidak ada satupun yang berani membuka suara, seolah kerongkongan mereka tercekat sebuah logam berukuran besar. Sampai pada saat Ji Joon meraih tangan Hyun Hoon dan menganggukan kepalanya, pertanda jika ia meminta penjelasan atas apa yang dilihatnya.

            “Kami, aku dan Jong Woon…” Hyun Hoon menghentikan kalimatnya, yeoja cantik itu menunduk sambil meremas kuat jemari mungilnya.

            “Aku mencintai Hyun Hoon” Ucap Jong Woon tegas. Hyuk Jae dan Ji Joon menatap satu sama lain, merasa tak percaya dengan ucapan yang dilontarkan Jong Woon.

            “Apakah ini salah satu kejahilanmu, di April mop?” Tanya Hyuk Jae dengan senyum yang terlihat ia paksakan.

            “Woonie benar, Jae-ya. Aku dan Woonie telah memutuskan bersama sejak 1 tahun yang lalu. Maafkan aku telah menyembunyikan ini dari kalian berdua, aku takut jika kalian marah dan kecewa padaku ataupun pada Woonie” Ucap Hyun Hoon parau. Yeoja itu tak bisa menyembunyikan isak tangisnya sekarang, ia mulai menangis dan menyembunyikan wajahnya dibalik jemari mungilnya.

            Ji Joon tersenyum, yeoja cantik itu meraih jemari mungil Hyun Hoon dan meletakkannya pada tangan milik Jong Woon. Hyun Hoon menengadahkan wajahnya yang telah basah oleh airmata, sesaat kemudian ia menyunggingkan senyuman manisnya saat Ji Joon menganggukan kepalanya.

            “Aku percaya jika Jong Woon mampu membahagiakanmu, Hoonie. Aku memang marah padamu, tapi aku akan sangat bersalah jika menghalangi hubungan kalian berdua. Kita memang pernah berjanji satu hal, jika kita tidak akan berkencan dengan seseorang yang tidak kita kenal. Aku mengenal JongWoon, aku juga mengenal kau. Dan mulai saat ini berjanjilah? Berjanjilah padaku, pada Hyuk Jae. Jika kau dan Jong Woon tidak akan pernah menutupi apapun dari kami berdua, termasuk hubungan kalian. Arrachi?” Hyun Hoon memeluk Ji Joon erat. Yeoja cantik itu kembali menangis, bukan tangis kesedihan yang dirasakannya sekarang, melainkan ini adalah sebuah tangis kebahagiaan.

            “Gomawo Joonie, Jae-ya” Ji Joon mengusap lembut bahu Hyun Hoon.

            “Chukkae-yo” Hanya kalimat itu yang diucapkan Hyuk Jae pada Jong Woon, tangannya terulur dan disambut lembut oleh genggaman tangan Jong Woon.

            “Gomawo, Jae-ya” Hyuk Jae memaksakan bibir kelunya untuk tersenyum, senyuman yang paling sulit ia tunjukan.

            “Joonie-ya, apa tidak lebih baik jika kau dan Hyuk Jae juga saling mencoba seperti kami?” Keduanya membelalakan matanya, Ji Joon dan Hyuk Jae tak percaya jika Jong Woon bisa mengucapkan kalimat konyol itu. Walau jauh dari hati Ji Joon yang lain, mendengar ucapan itu terasa seperti mendapat sengatan ribuan lebah penghisap madu yang mulai menggelitik hatinya.

            “Yak! Berhenti memasangkan aku dengan anak kecil ini??” Pekik Hyuk Jae kesal, membuat ketiga sahabatnya itu terdiam. Entah apa yang membuat Hyuk Jae sangat sensitif? biasanya dia akan menanggapi candaan sahabat-sahabatnya dengan hal yang tidak kalah gila lagi.

            Sementara Ji Joon, yeoja cantik bertubuh mungil itu hanya menundukan wajahnya yang berubah suram. Baru saja ia seperti tersengat ribuan lebah penghisap madu yang menggelitik hatinya, tapi ketika mendengar nada bicara Hyuk Jae yang tak biasa membuatnya seperti tertikam ribuan pisau yang mencabik dan mengiris – iris hatinya secara terus menerus. Sakit dan perihlah yang dirasakan oleh Ji Joon sekarang.

            “Aigoo..mengapa aku bisa lupa. Hari ini aku memiliki janji dengan Shin seongsaenim dikampus, Aku pergi,” Ji Joon bergegas pergi, ia meraih handbagnya dengan cepat. Jong Woon dan Hyun Hoon hanya saling berpandangan mengangkat bahu.

            “Bukankah ini hari Minggu? untuk apa dia menemui Shin seongsaengnim?” ujar Hyun Hoon heran, diraih handphonenya berusaha menghubungi Ji Joon. Namun nampaknya yeoja itu pergi begitu terburu-buru sampai meninggalkan handphonenya begitu saja, salah satu pelayan Hyuk Jae menemukan handphone Ji Joon tergeletak di meja dekat dapur.

            “Kajja, Jong Woon-ah kita bertanding dengan game barumu. Untuk apa kita mengkhawatirkannya, mungkin saja dia sedang bersenang-senang dengan Shin seongsaengnim..” Hyuk Jae tanpa sadar berkata cukup ketus membuat Hyun Hoon dan Jong Woon menatapnya marah.

            “Ya.. Kau tidak pernah belajar eoh? Selalu saja hidupmu hanya dipenuhi dirimu sendiri, apa kau tidak khawatir padanya?” pungkas Hyun Hoon memukul lengan Hyuk Jae gemas. Sedangkan Hyuk Jae hanya meringis masam, memang mulutnya selalu berkata bodoh. Namun sebenarnya hati dan pikirannya berkata lain. Tentu saja dia sangat mengkhawatirkan Ji Joon, dan perasaannya mengatakan yeoja itu cepat-cepat pergi karena ucapan kasarnya tadi. Rasa bersalah menggumpal dihatinya, namun tidak ada yang bisa dilakukannya. Dia tidak suka menunjukkan perhatiannya apalagi setelah Hyun Hoon orang yang disukainya selama ini mengumumkan dia telah menjadi kekasih Jong Woon yang juga sahabatnya sendiri.


==OooO==


            Ji Joon berjalan tergesa meninggalkan rumah Hyuk Jae, hatinya sangat sakit. Dia tidak bisa lagi menahan rasa sakitnya sekarang, ini terlalu menyakitkan untuk Ji Joon. Dia menghentikan taksi yang melintas dan menyuruh supir taksi membawanya ke tempat favoritnya untuk menenangkan diri.

            Beberapa menit kemudian yeoja itu sampai di sebuah perpustakaan besar, Ji Joon segera turun dan setengah berlari memasuki perpustakaan. Spot favoritnya adalah sebuah ruang yang tidak terlalu lebar diantara rak-rak besar di ujung ruangan di lantai dua. Yeoja itu biasa duduk menyendiri disana saat suasana hatinya buruk.

            Ji Joon duduk dilantai, meletakkan handbagnya kemudian meraih earphone yang telah disambungkan dengan i-podnya. Kemudian membuka buku yang sama sekali tidak dibacanya, air mata mulai mengalir dipipinya. Rasa sakit dihatinya sudah tidak bisa dikendalikannya lagi. Ji Joon sangat benci saat dirinya menangis, karena menurutnya dia akan terlihat lemah, rapuh dan menyedihkan. Berulang kali yeoja itu menyapu airmatanya berharap alirannya akan segera berhenti, tapi tidak entah mengapa buliran bening itu justru mengair makin deras. Ji Joon memeluk lututnya dan kemudian membekap mulutnya sendiri dengan telapak tangannya agar tidak ada seorangpun yang tahu dia menangis.

            Hari mulai gelap saat Hyun Hoon dan Jong Woon meninggalkan rumah Hyuk Jae, keduanya memutuskan pulang karena Ji Joon tidak juga kembali ke rumah Hyuk Jae. Dan selain itu Jong Woon memiliki janji makan malam bersama keluarganya malam ini.

            Hyuk Jae bergegas mengendarai mobilnya menuju tempat-tempat yang biasanya akan dikunjungi Ji Joon. Berulang kali dia kalah dalam game yang dimainkan mereka hari itu. Bahkan dia kalah melawan Hyun Hoon, hal yang sangat tidak mungkin terjadi mengingat dia adalah rival terberat Cho Kyu Hyun, salah seorang temannya yang merupakan master of game. Pikiran dan konsentrasinya tidak ada ditempat itu, semuanya tertuju pada Ji Joon. Kemana yeoja itu pergi? Apakah benar dia bertemu dengan Shin seongsaengnim? Apakah dia baik-baik saja? Apa dia marah karena ucapannya? semuanya pertanyaan-pertanyaan itu muncul seperti sebuah pop up yang muncul secara bergantian di dalam otaknya.

            “Ahjumma.. apakah Ji Joon bekunjung hari ini?” Tanya Hyuk Jae disebuah kedai ddeokboki langganan mereka berempat.

            “Anniya Jae-ya? Waeyo? Apa kalian bertengkar?” Sangkaan ahjumma pemilik kedai itu sangat benar membuat Hyuk Jae hanya tersenyum dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

            “Aigoo, kau selalu saja mengganggunya. Kalian seperti sepasang kekasih,”

            “Eiii.. Ahjumma.. Anda terlalu berlebihan.” Ujar Hyuk Jae memijat bahu ahjumma itu pelan.

            “Ya.. aku sudah hidup jauh lebih lama darimu dan ketiga temanmu itu. Aku tahu semuanya dan aku cukup lama mengenal kalian. Aku mengenal kalian sejak kalian masih pergi ke sekolah dasar emm. Benar, kalian saling mencintai karena kalian semua bersahabat sejak kecil. Tapi ada rasa cinta lain yang bisa kulihat dari sana, Hyun Hoon dan Jong Woon mereka saling mencintai bukan?” Hyuk Jae merasa seakan tersedak ddeokboki pedas saat mendengarkan ucapan ahjumma itu.

            “Ne?? Eottokhe? Eottheoke arraseo?” Hyuk Jae menggoncangkan bahu ahjumma pemilik kedai penasaran. Dan..

            “Ttakk..” Sebuah pukulan  sumpit mendarat di kepalanya.

            “Yakk.. aku sudah bilang aku cukup berpengalaman untuk melihatnya Jae-ya. Mungkin kau hanya cukup melihat lebih baik ke sekelilingmu dan bertanya pada hatimu, siapa yang sebenarnya kau cintai. Hyun Hoon hanya salah satu bentuk obsesimu saja. Aku benar lagikan?” Hyuk Jae menatap heran pada ahjumma dihadapannya itu, beberapa hal yang dikatanya benar.

            “Eii.. mungkin sebaiknya ahjumma menutup kedai ini dan membuka praktik paranormal saja?” Ahjumma itu kembali mengacungkan sumpitnya siap memukul Hyuk Jae lagi.

            “Kha.. carilah Joonie! Gadis itu selalu tampak ceria namun sebenarnya dia terlalu banyak menyimpan rasa sakit dan kesedihan dalam hatinya. Hyuk Jae terdiam, senyuman jahil menghilang dari wajahnya. Benarkah yang dikatakan ahjumma ini? Bahkan dia yang selama hampir 15 tahun bersahabat dengan yeoja itu tidak tahu apa-apa tentangnya.

            “A.. baiklah. Aku pergi.. Ahjumma gamsahamnina.. Ahjumma Jjang!!!” Hyuk Jae bergegas memacu mobilnya lagi menuju tempat lain yang mungkin akan didatangi Ji Joon.

            Hyuk Jae melirik jam dipergelangan tangannya, hampir menunjukkan pukul 8 malam namun dia belum juga bisa menemukan Ji Joon. Café, toko buku, taman favorit mereka semua sudah didatanginya dan yeoja itu tidak ada dimanapun. Hyun Hoon juga baru saja memberitahunya bahwa Ji Joon juga belum sampai dirumah. HyukJae duduk termenung dalam mobilnya berusaha berpikir dimana tempat persembunyian yeoja itu. Tiba-tiba namja itu tersentak dan segara menjalankan mobilnya, dia teringat salah satu ucapan Ji Joon padanya. Waktu itu dia menganggapnya suatu hal bisa namun mungkin yeoja itu berusaha memberitahunya sesuatu.

            “Tidak akan ada yang pernah bisa melihatku menangis, hanya buku-buku yang akan melihat dan mendengarku menangis. Karena mereka tidak bisa mengejekku bahwa aku adalah gadis yang lemah. Mereka hanya akan bisa melihatku saja”

            Hyuk Jae memacu mobilnya cepat menuju sebuah perpustakaan yang bisa dikunjungi Ji Joon. Beberapa kali dia mengantar Ji Joon ke tempat itu namun selalu menolak untu masuk, menurutnya buku-buku dengan banyak tulisan sangat membosankan, dia tidak akan menolak jika itu komik kesukaannya.

            Hyuk Jae memarkirkan mobilnya sembarangan dan bergegas masuk, perlahan dia meneliti setiap bagian dari perpustakaan itu. Hampir saja Hyuk Jae menyerah dan kembali menuju mobilnya saat dia melihat tangga menuju lantai 2. Lantai 2 perpustakaan itu jauh lebih sepi dibandingkan lantai 1. Hanya beberapa orang yang tampak disana, dan Hyuk Jae tidak melihat Ji Joon diantara orang-orang itu. Hyuk Jae memutuskan berjalan menelusuri tiap rak-rak buku yang membagi buku-buku disana sesuai dengan bidangnya. Hyuk Jae sampai di dua rak terakhir, merasa semuanya hanya sia-sia sampai dia melihat warna yang mencolok  yang menarik perhatiannya diantara sela-sela buku. Hyuk Jae mendekat melihat sebenarnya apa yang ada dibalik rak buku itu.

            Sebuah handbag berwarna cerah, dan Hyuk Jae yakin benar itu milik Ji Joon. Dia kembali mendekatkan wajahnya mengintip dari sela-sela buku. Ya, benar itu Ji Joon. Yeoja itu duduk  menunduk dilantai memeluk lututnya. Dia memakai earphone berwarna biru favoritnya, tubuhnya sedikit berguncang. Apa mungkin yeoja itu terus menangis selama berjam-jam? Rasa bersalah semakin menjalari Hyuk Jae. Namja itu menghembuskan nafasnya berusaha mengatur emosinya kemudian berjalan perlahan mengintari rak berdiri disamping Ji Joon. Suara isakan makin jelas terdengar oleh telinga Hyuk Jae.

            Hyuk Jae duduk disamping Ji Joon menyandarkan tubuhnya pada tembok dibelakangnya dan meraih salah satu sisi earphone ditelinga Ji Joon dan memasangnya ditelinganya. Alunan lagu lembut mengalun disana.
           If only I can be locked in a happy dream with you foreverAnd create an unchanging (unending) loveIf there’s a deep sadness that no one understands inside your heartCan I be at least a little help to you?Tell me that you have been waitingAt the end of a hard day filled with painIf the place I return to is you, it’d be very nice

Jika aku hanya bisa terkunci dalam kebahagiaan bersamamu selamanya
Dan menciptakan cinta yang tidak berubah, tidak berakhirJika disana ada sebuah kesedihan yang dalam dan tidak ada seorangpun yeng mengerti isi hatimuBisakah aku paling tidak menjadi sebuah penolong untukmu?Beritahu aku bahwa kau telah menunggukuDiujung hari yang dipenuhi dengan rasa sakitJika tempat ku kembali adalah kamu, itu akan sangat menyenangkan
          
            Ji Joon sontak mengangkat kepalanya kaget dan keberadaan Hyuk Jae disampingnya makin membuatnya terkejut. Namja itu menyandarkan kepalanya ditembok belakangnya dan memejamkan matanya. Ji Joon memandang setiap inci wajah namja itu dengan puas, menatap bulu matanya yang lentik hidung dan bibirnya seakan tidak pernah puas.

            “Ya.. apa ada yang salah dengan wajahku?” Hyuk Jae tiba-tiba membuka matanya.

            “Anniya..” Ji Joon memalingkan wajahnya berusaha menyembunyikan sisa-sisa air matanya. “Apa yang kau lakukan disini?” pungkas Ji Joon.

            “Tentu saja mencarimu, pabbo! Sejak kapan aku menyukai perpustakaan eoh?” Hyuk Jae menggunakan jarinya menarik wajah Ji Joon untuk menatapnya.

            “Apa yang membuatmu begitu sedih eoh?” Hyuk Jae mengusap air mata JiJoon. “Ini pertama kalinya sejak bertahun-tahun lalu aku melihat ini” Ji Joon masih saja terdiam, tidak sanggup membuka mulutnya.

            “Anniya.. Kha, aku ingin sendiri..”

            “Shirreo.. nado. Aku juga ingin sendiri..”

            “Jadi kenapa kau mencariku..”

            “Aku bingung dengan hatiku.. haruskah aku bersedih atau senang ” Hyuk Jae menyandarkan kepalanya dibahu JiJoon.

            “Arra, aku tahu kau mencintai Hoonie”

            “Anniya.. dia hanya obsesiku. Aku menginginkannya karena sosok eomma yang kuinginkan ada padanya. Lembut, anggun, pintar, ramah, dan rapuh.”

            “Apa maksudmu?”

            “Aku bersedih, karena aku sadar dia bukan yeoja yang kucintai. Tapi dia hanyalah objek obsesiku. Aku senang karena akhirnya aku bisa membebaskan hatiku. Melepaskan obsesiku” Ji Joon kembali terdiam, tidak tahu respon apa yang harus diutarakannya.

            “Joonie-ya..”

            “emm..?”

            “Mian”

            “Untuk?”

            “Tidak pernah mengerti perasaanmu, walaupun aku berada disampingmu selama bertahun-tahun” Hyuk Jae terdiam kemudian melanjutkan ucapannya. “Cha.. tidurlah dipundakku beberapa saat, baru kita pulang. menangis berjam-jam melelahkan bukan?” Tanpa menunggu persetujuan Ji Joon namja itu menarik lembut tengkuk Ji Joon, membawanya bersandar dibahu namja itu.


==OooO==


            “Keluarlah” Ucap Jong Woon dari seberang telepon. Hyun Hoon menyibak tirai berwarna pink yang menutupi jendela kamarnya, yeoja cantik itu hanya tersenyum ketika mendapati kekasihnya, namja tampannya itu melambaikan tangan padanya. 
            “Eodikha?” Jawabnya masih dengan handphone melekat ditelinga kanannya.
.
.
.
.

_TBC_
Kya…Part 2 rilis juga akhirnya XD yeorobun, eotthe? Apakah part 2 ini nanggung atau gantung? Mian kalo jelek…kami masih dalam tahap belajar :)  Nah lho…Jong Woon mau ajak Hyun Hoon kemana tuh? Terus kelanjutan Ji Joon sama Hyuk Jae gimana ya? Nantikan di part 3 ya…kami tunggu RCL nya :D*bow with YeHyuk       

2 comments:

  1. kya,,, eonni,.
    tu hyukjae bikin gregetan aja, masa ngak nyadar sama gimana prasaanny ji joon,..
    tapi pas di perpustakaan t mereka so sweet bnget,
    trus eon, bagian yehyun ny dikit amat, ngak kerasa eon, banyakin lagi y eon :D

    ReplyDelete
  2. kekekekekke...ditunggu dipart selanjutnya ya saeng ^^
    jeongmal gomapta uda RCL :)

    ReplyDelete