Thursday, July 11, 2013

FF Series "Dear, My Beloved Bestfriend"_SaShi Story Line [Part 3]








Tittle : “ Dear, My Beloved Bestfriend – Part 3“

Author : Sagari Lee & Shippa Kim (SaShi)

Main Cast
·         Super Junior’s Yesung a.k.a Kim Jong Woon
·         Super Junior’s Eunhyuk a.k.a Lee Hyuk Jae
·         Sagari Nilamsari a.k.a Park Ji Joon
·         Shippa Kim a.k.a Jung Hyun Hoon

Genre : Romance / Friendship / AU

Length : Series

Rate : General

Poster FF : YeHyun Edited + poster JoonHyun saya pake gabungan dari editan Sagari Lee (menggunakan Yesung, Eunhyuk dan Song Ah Ri (ulzzang) serta Do Hwe Ji (ulzzang) sebagai visualisi Ji Joon dan Hyun Hoon)

Disclaimer : Story milik SaShi! YeHyuk milik Tuhan YME, tapi Jong Woon dan Hyuk Jae milik kami (SaShi) *lol. Ide ini murni kolaborasi dari otak kami berdua, iseng – iseng buat FF kolaborasi dan alhasil jadi FF ini. semoga layak untuk dibaca dan jika terdapat kesamaan alur, nama dan lain – lain ini murni bukan unsur kesengajaan. Don’t Like don’t Read! Hargai karya seseorang jika ingin dihargai pula ^^



``Enjoy for reading``

Preview –

            “Keluarlah” Ucap Jong Woon dari seberang telepon.  Hyun Hoon menyibak tirai berwarna pink yang menutupi jendela kamarnya, yeoja cantik itu hanya tersenyum ketika mendapati kekasihnya, namja tampannya itu melambaikan tangan padanya. 

            “Eodikha?” Jawabnya masih dengan handphone melekat ditelinga kanannya.



[[SaShi story line – Dear, My Beloved Bestfriend]]


            “Keluarlah” Ucap Jong Woon dari seberang telepon.  Hyun Hoon menyibak tirai berwarna pink yang menutupi jendela kamarnya, yeoja cantik itu hanya tersenyum ketika mendapati kekasihnya, namja tampannya itu melambaikan tangan padanya. 

            “Eodikha?” Jawabnya masih dengan handphone melekat ditelinga kanannya.

            “Kesuatu tempat yang akan membuatmu senang” Jong Woon mengacungkan ibu jarinya dan membuat Hyun Hoon mengangguk.

            Ia bergegas menuju lemari pakaian miliknya, mencari sebuah sweater hangat hadiah dari Jong Woon di ulang tahunnya. Senyuman manis tak pernah lepas dari bibir tipisnya, bersama Jong Woon membuatnya selalu menemukan hal – hal unik yang tidak pernah ia temukan sebelumnya. Minggu lalu Jong Woon pernah membawanya menuju bukit ilalang yang sangat indah, dan kali ini mungkin namja tampannya itu akan menunjukan sesuatu yang lebih indah lagi dari sebelumnya. Hyun Hoon hanya melapisi piyama pink miliknya dengan sebuah sweater saja, karena mengingat jika ini sudah hampir dini hari, maka ia tak perlu menggantu pakaiannya dengan sebuah pakaian lain.

             “Kajja” Ucap Hyun Hoon. Jong Woon beranjak dari dari posisi yang hanya duduk dicup mobilnya, perlahan namja itu berjalan lalu ia membukakan pintu mobilnya untuk Hyun Hoon.

            “Silahkan masuk, aggashi” Hyun Hoon hanya terkekeh lembut. Jong Woon memasangkan seatbelt ditubuh Hyun Hoon, memastikan jika benda itu terpasang sempurna.
Jong Woon melajukan kendaraannya dengan kecepatan normal, membiarkan Hyun Hoon menikmati sejuknya udara musim semi. Desiran angin menerpa wajah Hyun Hoon dan menerbangkan sebagian anak rambut miliknya yang tergerai. Entah kemana kali ini kekasihnya itu akan membawanya pergi.

            “Sampai” Ucap Jong Woon yang menghentikan mobilnya pada tempat yang membuat Hyun Hoon hanya tertegun saat menatap tempat indah itu. Yeuido Spring Flower Festival diadakan setiap tahun pada bulan April. Saat itu Korea sedang mengalami musim semi dengan bunga sakura yang bermekaran di sepanjang jalan-jalan Yeuido, Seoul, Korea Selatan.

            Saat musim semi, ada sekitar 1400-an pohon Sakura yang mekar sempurna, tepatnya di Yunjungno Avenue, berada di samping gedung National Assembly. Berbagai acara diadakan di kawasan ini untuk memanjakan para turis yang terpesona dengan bunga Sakura yang indah. Jalan-jalan yang menjadi sudut favorit saat Sakura mekar pun dipasang lampu penerangan sejak pukul 6.30 sore. Alhasil, kita tak hanya bisa menikmati Sakura saat siang hari namun juga saat hari sudah mulai gelap. Bahkan malam di musim semi ini menjadi sangat semarak karena lampu tersebut memberikan nuasa romantis bagi siapapun yang sedang bersantai menikmati kehidupan malam kota Seoul.

            “Wahh..Daebak” Hanya itu yang keluar dari bibir mungilnya saat melihat ribuan pohon sakura yang tengah mekar menjadi pemandangan indah pertama yang dilihatnya malam ini. Hyun Hoon menoleh kearah Jong Woon yang baru saja keluar dari dalam mobil, sekilas ia tersenyum manis pada kekasihnya itu, memberi ekspresi untuk mengungkapkan rasa terima kasih pada Jong Woon.

            “Apa kau suka tempat ini, Hoonie?” Hyun Hoon hanya mengangguk, namun pandangannya tak pernah lepas sedikitpun dari pemandangan indah dihadapannya.

            “Bagaimana kau bisa tahu jika aku ingin sekali pergi ketempat ini?” Tanya Hyun Hoon.

            “Jangan panggil aku Kim Jong Woon, jika aku tak pernah tahu tempat – tempat mana saja yang ingin kau kunjungi bersamaku..kekekekeek” Jong Woon terkekeh. Ia berjalan mendekati Hyun Hoon yang kini menyandarkan tubuhnya dipintu mobil miliknya. Tangannya menarik lembut tangan yang berukuran lebih kecil darinya itu, membawa kekasihnya itu untuk mengikuti kemana ia pergi. Keduanya kini berjalan berdampingan menikmati indahnya ribuan pohon sakura yang tengah mekar sempurna disekeliling tempatnya. Tangan mereka masih terikat kuat satu sama lain, Hyun Hoon perlahan menyandarkan kepalanya dilengan kanan Jong Woon menyesap aroma maskulin yang menggelitik indra penciumannya.

            “Gomawo” Ucap yeoja cantik itu.

            “Ini hanyalah sebagian kecil bentuk perhatianku padamu, Hoonie” Jong Woon menghentikan langkahnya, merubah posisinya menghadap Hyun Hoon. Tangan Jong Woon menangkup sepasang pipi Hyun Hoon, membuat yeoja cantiknya itu terlihat gugup. Jong Woon mendekatkan wajahnya, secara refleks kelopak mata Hyun Hoon menutup sempurna.

CHU~

            Sebuah kecupan lembut mendarat dikening yeoja cantik itu, membuatnya sedikit terkejut. Jong Woon melepaskan kecupan manisnya itu dan mendapati kekasihnya hanya terdiam dengan wajah aneh.

            “Apa yang kau pikirkan, eoh?” dan “Takk” satu pukulan kecil berhasil mendarat dikepala Hyun Hoon, membuat yeoja cantik itu hanya meringis kesakitan.

            “Anni..memangnya kau tahu apa yang aku pikirkan?” Ucap Hyun Hoon dengan nada sedikit gugup.

            “Gojitmal, aku tahu kau berpikir aku akan menciummu dibibir bukan? Jangan berharap aku akan menciummu diarea itu, eoh?” Cibir Jong Woon, membuat Hyun Hoon berdecak kesal. Moodnya malam ini berhasil dirusak oleh kekasihnya sendiri, ribuan pohon sakura yang indahpun tak berhasil mengembalikan moodnya sekarang.

            “Yak! Napeun namja, mati kau Jong Woon-ah!!” Pekik Hyun Hoon kesal, ia meraih sandal kelinci yang ia pakai dan melemparkannya tepat diwajah Jong Woon, membuat namja itu berlari menghindar saat Hyun Hoon kembali melemparkan satu sandal kelincinya lagi pada Jong Woon.


==OooO==



            Tidak ada penolakan yang dilakukannya saat Hyuk Jae menariknya bersandar pada bahunya. Benar apa yang dikatakan Hyuk Jae, menangis selama berjam-jam benar-benar menguras tenaga Ji Joon. Yeoja itu kini memejamkan matanya masih dengan earphone melekat disebelah telinganya. Baginya bahu Hyuk Jae masih sama seperti dulu hangat dan membuatnya merasa tenang juga terlindungi. Hanya kali ini rasanya ada hal lain yang ikut menjalari perasaan yeoja itu, terasa seakan namja itu benar-benar dekat dengan hatinya.

            Begitu juga yang dirasakan Hyuk Jae, ini pertama kalinya dia melihat Ji Joon sebagai seorang yeoja. Bukan sebagai sahabatnya sejak kecil. Ada perasaan mengelitik dihatinya, mungkinkah itu hanya karena rasa bersalahnya pada yeoja itu atau yang lain dia juga tidak begitu mengerti.

            Yang dirasakannya adalah lega saat melihat yeoja itu baik-baik saja dan tidak melakukan hal yang bodoh, nyaman berada disamping yeoja ini. Hyuk Jae tidak perlu menjadi orang lain atau bersikap sempurna dihadapannya, dan senang. Hal terakhir juga yang tidak dipahami Hyuk Jae, hatinya seolah terasa ringan dan rasa bahagia membuncah didalam disana.

            Hyuk Jae menaikkan Ji Joon kepunggungnya dan membawa handbag serta mantel yeoja itu dengan sebelah tangannya saat petugas perpustakaan mengumumkan jam buka perpustakaan itu akan segera habis. Dengan mudah Hyuk Jae membawa yeoja mungil itu ke dalam mobilnya dan medudukkannya dengan hati-hati dan bergegas menjalankan mobilnya membawa yeoja itu kembali kerumah yang ditempati Ji Joon bersama Hyun Hoon.

            “Jae-ya.. Apa yang terjadi padanya?” sergah Hyun Hoon panik. Yeoja itu sudah menunggu kedatangan mereka berdua diteras depan.

            “Shhh..” ujar  Hyuk Jae menempelkan telunjuk kedepan mulutnya mengisyaratkan pada Hyun Hoon untuk tidak berisik. Hyuk Jae kemudian mengangkat tubuh JiJoon membopong tubuhnya dengan Bridal Style, memberi isyarat lagi dengan matanya pada Hyun Hoon untuk membantunya membawa barang-barang yeoja itu yang masih tertinggal di dalam mobilnya.

            Setelah meletakkan Ji Joon ditempat tidur dan menutup tubuhnya dengan selimut tebalnya Hyuk Jae meninggalkan kamar Ji Joon. Hyun Hoon sudah menunggunya dengan sabar diruang tengah dengan 2 gelas coffe dihadapannya.

            “Jae-ya apa yang terjadi padanya? Apa dia mabuk?” tanya Hyun Hoon menyodorkan salah satu cup coffe pada Hyuk Jae.

            “Emm.. anniya. Dia hanya terlalu lelah, dia tertidur diperpustakaan dan aku tidak tega membangunkannya.” jawab Hyuk Jae sambil meniup-niup coffenya.

            “Lalu mengapa dia meninggalkan kita hari ini?” Hyun Hoon kembali bertanya, memuaskan rasa ingin tahunya.

            “Menurutmu, apa yang akan kau lakukan saat sahabat yang kau percaya menyembunyikan hubungannya untuk waktu yang cukup lama?” ujar Hyuk Jae tanpa sengaja menyudutkan Hyun Hoon. Yeoja itu spontan menundukkan kepalanya merasa menyesal.

            “Jae-ya.. Kau mau menghukumku seperti ini eoh?” Hyun Hoon menangkap pergelangan tangan Hyuk Jae. “Aku tahu aku dan Jong Woon bersalah tidak menceritakannya pada kalian secepatnya, aku mohon berhentilah bersikap seperti ini.”

            “Hoonie-ya.. Kau, Jong Woon dan Ji Joon adalah orang yang sangat penting dalam hidupku, lebih dari keluargaku sendiri. Aku akan selalu memaafkan kesalahan apapun yang kalian perbuat. Hanya dalam hal ini aku dan Ji Joon membutuhkan waktu untuk memahami semuanya.”

            Hyun Hoon merasa mulutnya terkunci mendengar ucapan Hyuk Jae padanya, dia baru sadar sepenuhnya bahwa namja dihadapannya itu sangat dalam memaknai persahabatan mereka.

            “Jae-ya..” Hyun Hoon mulai terisak. Hyuk Jae mengulurkan lengannya dan menarik yeoja itu dalam pelukannya.

            “Kau dan Jong Woon, entah mengapa aku merasa harus berterimakasih pada kalian. Dan tentang Ji Joon. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya, bukan kalian yang menyakitinya, akulah yang menyakitinya.”

            “Apa maksudmu?” Hyun Hoon mengerutkan keningnya nampak tidak bisa mencerna apa yang dikatakan Hyuk Jae.

            “Aku yang telah menyakiti hatinya selama ini, aku tidak pernah bisa mengerti dirinya selama ini. Aku mengatakan pada semua orang bahwa aku sahabatnya, tapi sedikitpun aku tidak mengerti tentang perasaannya yang sebenarnya. Tentang rasa sedih yang sering ditelannya sendiri dan dengan kuat memasang topeng ceria dihadapan kita.”

            “Jae-ya..”

            Hyuk Jae melepaskan pelukannya pada Hyun Hoon dan kembali menyesap coffenya gelisah.

            “Ji Joon seorang yeoja yang kuat, dia menyembunyikan semua masalah dan rasa sedihnya dari kita semua dan menyelesaikannya satu-persatu dengan tangannya sendiri. Ayo kita berjanji untuk lebih memperhatikan yeoja itu dan membuat hatinya terbuka hingga dia tidak harus merasa sakit sendirian lagi” Hyun Hoon mengulurkan tangannya pada Hyuk Jae memandang namja itu dengan senyuman manisnya.

            “Ne.. Kita akan membuat yeoja itu menangis dihadapan kita saat dia benar-benar tidak bisa lagi menahannya dan akan membuat yeoja tidak lagi menyembunyikan perasaannya” ujar Hyuk Jae membalas uluran tangan halus Hyun Hoon padanya.


==OooO==


            Ji Joon terbangun dari tidurnya, rasa haus yang menyerangnya tiba – tiba. Yeoja cantik itu berjalan gontai untuk mengisi penuh cangkir kepala sapi kesayangannya itu. Diruang tamu, Hyuk Jae tertidur sangat pulas. Perlahan, Ji Joon melangkahkan kakinya mendekati Hyuk Jae yang masih terpejam. Sebuah selimut tebal nampak tergelatak dibawa sofa, tanda jika namja tampan dihadapannya itu tak pernah bisa untuk tidur dengan tenang.

            “Aigoo..tidurmu seram sekali, Jae-ya” Ucap Ji Joon sambil menutupi kembali tubuh Hyuk Jae dengan selimut tebalnya itu lagi.

            Ia kemudian beranjak dan hendak meninggalkan Hyuk Jae diruang tengah itu seorang diri. Akan tetapi, lengannya seperti terkunci oleh cengkraman kuat lengan yang lebih besar darinya. Ji Joon menoleh, namun masih mendapati Hyuk Jae dengan keadaan tertidur.

            “Apa dia sedang bermimpi?” Gumamnya.

            “Aku mengawasimu anak ayam cerewet,” Ujar Hyuk Jae yang tiba – tiba membuka kelopak matanya, menatap tajam pada Ji Joon yang mematung.

            “Yak! Lepaskan aku monyet jelek” Cela Ji Joon membuat Hyuk Jae semakin mencengkram lengannya dengan kuat.

            “Shirreo. Karena kau yang membuatku terbangun, sebagai gantinya kau harus menemani aku sampai pagi, Arra!” Perintah Hyuk Jae.

            “Baiklah, Tuan Lee Hyuk Jae yang terhormat” Ji Joon berdecak kesal, sementara Hyuk Jae terkekeh dengan penuh kemenangan.

            Keduanya kini tengah bermain game seru milik Jong Woon yang tertinggal. Ji Joon mengacak rambutnya kesal saat Hyuk Jae berkali – kali berhasil mengalahkannya dalam permainan kali ini. Ji Joon melempar stik game yang berada ditangannya, ia beranjak dari duduknya dan meninggalkan Hyuk Jae.

            “Apa kau ingin meminum sesuatu?” Tanya Ji Joon pada Hyuk Jae yang masih sibuk dengan gamenya.

            “Strawberry milk, apa ada?” Ji Joon mengangguk lalu berjalan menuju dapur mungil yang letaknya berhadapan dengan ruang tamu yang hanya tertutupi sebuah lemari sebagai pembatasnya.

            “Untunglah, strawberry milk milik Hyun Hoon masih ada. Jika tidak ada, bisa – bisa monyet jelek itu akan menyuruhku pergi membelinya diluar.” Gumannya seorang diri.

            “Aigoo…mengapa lama sekali. Kau ini mengambil apa?” Hyuk Jae tiba – tiba menyembulkan wajahnya saat Ji Joon menutup pintu lemari es. Dengan cepat, namja tampan itu meraih satu kotak strawberry milk ditangan Ji Joon dan meneguknya sampai tak bersisa.

            “Yak! Mati kau???” Teriak Ji Joon saat mengguncang – guncangkan kotak kosong ditangannya.

            “Mwo?? Ja…di..strawberry milk ini…kkkkkaaaaa..uuuu…” Hyuk Jae nampak panik.

            “Maksudmu apa, Jae-ya? Aku hanya mengatakan jika kau akan mati ditangan Hyun Hoon karena menghabiskan strawberry milk kesukaannya” Hyuk Jae nampak menelan ludahnya yang terasa pahit. Ia bisa membayangkan jika Hyun Hoon, sahabatnya yang manis itu akan berubah mengerikan saat seseorang menganggu miliknya.

            “Joonie-ya. Nan Eottokhe?” Hyuk Jae nampak menggigit bibirnya gugup, sementara Ji Joon hanya mengangkat bahunya lalu meninggalkan namja tampan itu seorang diri.


==OooO==


            “Good morning, Hyun Hoon-ah” Hyuk Jae pagi – pagi sekali sudah  menyiapkan sarapan untuk kedua yeoja yang merupakan sahabat baiknya itu. Beberapa makanan tersaji sangat rapi dimeja makan mungil itu, Hyun Hoon hanya terpaku mendapati sahabatnya itu yang tak seperti biasanya. Namun, pagi ini rupanya mood yeoja cantik itu tengah dalam keadaan baik dan ia tak mau berpikir yang nantinya akan merusak harinya menjadi lebih buruk.

            “Jae-ya. Apa hari ini anjingmu berulang tahun?” Tanya Hyun Hoon polos membuat Ji Joon yang tengah mencuci buah tertawa begitu keras.

            “A…nni” Hyuk Jae menjawab tanpa menatap Hyun Hoon yang kini duduk menatapnya dengan seram.

            “Apa kau melakukan kesalahan, eoh? Yak! Lihat aku, kau ini tidak sopan sekali” Hyun Hoon meracau sambil melahap pancake blueberry buatan Hyuk Jae.

            “Neomu mashita” Ucap Hyun Hoon dengan mulut penuh makanan.

TETT..TETT~

            Seseorang menekan bel beberapa kali, Hyun Hoon hanya melongokan wajahnya menatap kearah pintu, namu kembali menatap Ji Joon dan Hyuk Jae secara bergantian.

            “Adakah yang bersedia membuka pintu?” Pinta Hyun Hoon.

            “Biar aku saja” Hyuk Jae berjalan menuju pintu. Seseorang yang ia kenal nampak berdiri dengan mengenakan kacamata berbingkai hitam itu dihadapannya.

            “JongWoon-ah, masuklah” Hyun Hoon kembali melongokan wajahnya menatap namja tampannya kini berjalan kearahnya dengan senyuman favoritnya.

            “Cha..duduklah, apa kau sudah sarapan?” Tanya Hyun Hoon sambil meletakan piring dihadapan Jong Woon.

            “Ini makanlah, rupanya sahabat kita yang satu ini telah berhasil dengan penemuan barunya yaitu pancake blueberry” Jong Woon tersenyum lalu melahap satu suapan yang diberikan Hyun Hoon padanya.

            “Jae-ya, mengapa kau tidak membuka restoran saja?” Celoteh Jong Woon sambil kembali melahap makanannya.

            “Yak! Kau mau mengejekku, eoh? aku hanya akan membuatkan makanan ini untuk kalian saja, bukan untuk orang lain. Untuk apa aku harus bersusah payah membuka restoran, kelak bisnis kedua orang tuaku juga akan diwariskan padaku,” Hyun Hoon, Ji Joon dan JongWoon kembali melahap makannya dengan malas, ketika mendengar penyakit narsis yang sangat tinggi yang menimpa sahabatnya itu kumat.

            “Terserah kau sajalah, tuan Lee Hyuk Jae..” Cibir Ji Joon dengan menjulurkan lidahnya pada Hyuk Jae.

            Hyun Hoon beranjak dari tempat duduknya, meraih cangkir kepala koala kesayangannya dan berjalan mendekati lemari es. Seperti biasa, hal yang dilakukan yeoja cantik itu tak lain adalah mengambil strawberry milk kesukaannya. Namun, rupanya minuman favoritnya itu tak ia temukan ditempat biasa, ia mencari kesegala arah sampai matanya terhenti pada sebuah tempat sampah.

            “Hyuk Jae!!!” Teriak Hyun Hoon geram, dan namja yang dipanggil namanya itu hanya tersenyum getir menatap wajah Hyun Hoon yang berubah menyeramkan.

            “Kubunuh kau monyet jelek!” Jong Woon dan Ji Joon hanya terkekeh saaat Hyuk Jae mulai berlari kesegala arah dan Hyun Hoon mulai mengejarnya dengan sebuah sapu ditangannya.


==OooO==


            Keempat sahabat itu sudah bersiap dalam mobil hitam Jong Woon, hari ini mereka berencana menghabiskan waktu bersama di sebuat taman hiburan seperti yang biasa mereka lakukan dikala liburan sekolah beberapa tahun lalu. Matahari yang bersinar terik, langit yang biru menyegarkan serta semilir angin lembut membuat hari itu terasa sempurna.

            “Cha.. mari kita mulai double date perdana kita..!” seru Jong Woon yang langsung diam mengunci mulutnya saat siku Ji Joon dengan manis mendarat dirusuknya. Death glare menakutkan yeoja itu membuat Jong Woon menyembunyikan dirinya dibalik bahu Hyun Hoon.

            “Hoonie, katakan padanya untuk berhenti memandangku seperti itu. Anak ayam itu selalu berubah menjadi monster setiap kali dia marah.” bisik Jong Woon pada Hyun Hoon. Yeoja itu tersenyum maklum dengan sikap Ji Joon. Yeoja itu menepis pegangan Jong Woon dibahunya dan menghampiri Ji Joon.

            “Kaja Joonie-ya. Kita tinggalkan saja namja itu disini.” Hyun Hoon meraih tangan Ji Joon dan mengaitkannya dengan miliknya. Keduanya kompak menjulurkan lidahnya pada Jong Woon yang memandang kagum pada kekompakan dua yeoja yang membullynya itu. Jong Woon menoleh kemudian mengekor Hyuk Jae yang menepuk pundaknya memberi isyarat untuk mengikuti Hyuk Jae dan Ji Joon.

            Mereka berlarian, tertawa bersama seperti kembali ke masa kecil mereka dulu. Mereka tidak sadar usia mereka sudah terlalu tua untuk melakukan hal-hal seperti berebut menaiki mainan untuk anak-anak.

            “Kalian ingin naik itu lagi eoh?” tanya Hyun Hoon bersemangat menunjuk rollercoster besar yang menggelegar saat melewati mereka. Ketiga orang disampingnya menggeleng serempak, Hyun Hoon gadis yang terlihat lembut namun dia menyukai hal-hal yang terlihat ekstrim. Ji Joon wajahnya tampak semakin pucat setelah menaiki balon udara yang sangat tinggi. Yeoja itu fobia dengan ketinggian, keringat dinginnya pasti akan mengucur deras dan tubuhnya terasa lemas. Namun demi tidak mengecewakan sahabatnya yeoja itu memaksakan dirinya.

            “Ya, chagii. Berhentilah menyiksa kami eoh? Aku tidak sangup lagi” Jong Woon menarik lengan Hyun Hoon menghentikan yeoja itu untuk kembali duduk disampingnya. Jong Woon sudah tidak lagi canggung memanggil Hyun Hoon dengan sebutan sayang didepan kedua sahabatnya.

            Hyuk Jae menatap khawatir Ji Joon yang hanya terdiam sejak beberapa saat lalu.

            “Joonie-ya, gwaenchana?” Jong Woon dan Hyun Hoon seketika mengarahkan pandangan mereka pada Ji Joon. Yeoja itu segera kembali berpura-pura mengembalikan keceriaannya, walalupun kepalanya terasa sangat pusing.

            “Waeyo? Aku baik-baik saja.” jawabnya menepuk bahu Hyuk Jae. Namja itu menyipitkan matanya kembali mengamati Ji Joon.

            “Kalian haus? Aku ingin minum sesuatu yang segar” celoteh Ji Joon beranjak berdiri.

            “Aku susu strawberry dingin dan ice coffe late untuk Jong Woon” Ji Joon mengangguk dan beranjak meninggalkan sahabatnya. Namun seseorang menahan lengannya, membuatnya berhenti.

            “Kajja, aku akan pergi bersamamu. Aku juga sangat haus.” ucap Hyuk Jae bangkit dari duduknya dan merangkulkan lengannya pada bahu Ji Joon dan mendorongnya menjauh. Hyuk Jae terus mendorong JiJoon menjauh dari HyunHoon dan JongWoon sampai akhirnya mendudukkannya ditepi kolam air mancur besar.

            “Kenapa kita kesini Jae-ya? Kita harus membeli minuman untuk Jong Woon dan Hyun Hoon.” Tolak Ji Joon berusaha berdiri. Hyuk Jae kembali menarik pergelangan tangannya untuk kembali duduk.

            “Aku tahu kau tidak baik-baik saja. Kau sakit kan? Kau lelah?” tanya Hyuk Jae beruntun berjongkok didepan Ji Joon, wajahnya terlihat sangat khawatir. Ji Joon terkekeh lembut, membuat Hyuk Jae tercengang.

            “Kau terlalu berlebihan Jae-ya. aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit pusing, mungkin karena mataharinya terlalu terik hari ini” kilah Ji Joon, dia memainkan tas kecil dipangkuannya pertanda ada hal yang disembunyikannya. Hyuk Jae sangat paham dengan bahasa tubuh Ji Joon.

            Hyuk Jae kembali menyipitkan matanya menyelidik. Pipi yeoja itu selalu memerah saat tertawa, namun kini tidak. Tangannya juga terasa sangat dingin dalam genggamannya.

            “Kau berbohong, katakan padaku.”

            “Aku bilang aku baik-baik saja” Ji Joon menghentakkan tangannya dari genggaman Hyuk Jae.

            “Tidak cukupkah kau membuatku merasa bersalah, Joonie-ya! Aku sahabatmu, bahkan tidak tau apapun tentangmu? Dan kini kau akan kembali menyembunyikannya dariku?” seru Hyuk Jae terdengar putus asa. Namja itu kemudian melonggarkan pegangannya pada tangan Ji Joon dan tertunduk. Dia kembali mengangkat kepalanya sedikit menengadah menatap Ji Joon saat dirasakannya tangan halus membelai puncak kepalanya. Tangan Ji Joon berada disana menyibak rambut didahinya dan menemukan bekas luka yang didapatnya semasa sekolah menengah dulu.

            “Kau ingat luka ini?” tanya Ji Joon menyusuri bekas luka didahi Hyuk Jae yang sekarang hanya menyerupai garis.

            “Ne, waeyo?”



TBC –


Kya…lagi – lagi TBC *tepok jidat XD. Untuk part 3, eotte? Apakah masih kurang gereget? Atau justru gemes liat JoonHyuk kagak jadian2??? Nah lho…luka?? Hyuk Jae terluka? Penasaran….? Yang penasaran ditunggu aja di DMBB part 4 nya :D *ngakak setan. SaShi cuma minta kesediaannya untuk memberikan saran dan kritik di FF kolaborasi pertama kami ini, di tunggu :*

No comments:

Post a Comment