Saturday, July 20, 2013

ONESHOOT/VIGNETTE//SILENTLY//Shippa Kim Story line




Tittle : “ Silently “
Author : Shippa Kim
Main cast
·         Byun Baekhyun
·         Jung Hyun Hoon (OC)
·         Kim Jong Woon
Supporter cast
·         Oh Sehun a.k.a Jung Sehun (numpang nama)
·         Kim Young Woon a.k.a Kangin (numpang nama + main dikit)
·         Other
Genre : Hurt/Comfort/Brothership
Length : Vignette
Rated : General (aman dikonsumsi segala jenis usia)
Disclaimer : semua cast milik Tuhan dan keluarganya. Saya hanya meminjam nama mereka saja. ide cerita murni keluar dari otak saya, tidak menyadur cerita dari manapun! Namun jika terdapat kesamaan nama, tempat dan apapun, itu murni bukan karena unsur kesengajaan.
Warning : DON’T LIKE DON’T READ! Simple kan :) silahkan langsung close dan ucapkan selamat tinggal kalau memang gak suka! Saya hanya menerima kritik dan saran yang membangun, bukan ejekan, hinaan dan teman-temannya. Ingat kritik sama ejekan dan hinaan itu beda lho? Bisa membedakan, kan ^^ yang suka boleh lanjut baca dan setelah itu jangan lupa RCL ya :D

NB: terima kasih untuk ketiga sahabat baik saya Sagari Nilamsari, Fhaa Wanay Min dan Rafika Nur Jannah yang sudah memberi banyak masukan untuk ff kali ini :* tapi maafkan otak saya nyonya sagari, gak bisa ketik lagi saran yang kamu maksud…otak saya sudah mentok disini u.u terima kasih banyak pokoknya buat ketiga editor canggih ini :* :*




``Enjoy for reading``


***


Tidak ada satupun manusia didunia ini yang ingin terlahir dengan suatu kekurangan. Begitu pula dengan Baekhyun, dengan namja manis bernama Byun Baekhyun.

Saat tuan dan nyonya Jung membawa Baekhyun menjadi bagian dari keluarga Jung. Saat dirinya dipertemukan dengan gadis bernama Jung Hyun Hoon, puteri dari tuan dan nyonya Jung. Tidak terlihat raut wajah kegembiraan diwajah cantik gadis dihadapannya itu. Baekhyun pun hanya memilih diam, menundukan wajahnya menatap lantai beralas marmer.

Hyun Hoon menatap anak laki-laki bermarga Byun itu tak ubahnya seperti seorang pemburu menangkap mangsa buruannya. Ia nampak menatap Baekhyun dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Sayang, apa kau tidak ingin menyambut adikmu ini?” Ucap sang ibu lembut. “Jangan terus menatapnya seperti itu, Baekhyun memang tak bisa bicara, tapi Baekhyun anak yang cerdas dan ia cukup mengerti dengan yang kita ucapkan. Hanya saja kau harus sering membantunya berkomunikasi agar ia lebih terbiasa. Kau bisa membantunya, kan?”

“Mwo? Jadi appa dan eomma membawa anak bisu ini untuk menjadi adikku?”

“Hyun Hoon, jaga bicaramu!”

Tuan Jung berteriak tak lama setelah gadis itu membuat Baekhyun hampir meneteskan airmata karena ucapannya sungguh membuat siapapun akan terluka. Begitupun dengan nyonya Jung, raut wajah wanita setengah baya itu terlihat sedih, pasalnya baru kali ini puteri kesayangan mereka berkata tidak sopan dengan orang lain.

Hyun Hoon tak peduli dengan semua itu. Awal pertemuan dengan Baekhyun saja ia sudah membenci anak laki-laki itu. Silahkan saja jika appa dan eomma nya mengakui Baekhyun sebagai bagian dari keluarga Jung, tapi tidak untuknya.



***




“Baekhyun…apa yang kau lakukan dengan foto itu!!”

Itulah pertama kalinya Hyun Hoon berbicara dengan Baekhyun ketika ia menemukan anak laki-laki itu tengah duduk bersimpuh dengan serpihan kaca berserakan disekitarnya, dengan sebuah frame foto rusak berada ditangannya.

“Neo micheoso!!” Teriak Hyun Hoon membiarkan luapan emosinya meledak.

Apa yang dilakukan Baekhyun? Tentu ia hanya diam. Bukan ia tak mau menanggapi perkataan Hyun Hoon, anak manis itu bisu ia tak bisa mengeluarkan suaranya. Setelah mendengar Hyun Hoon berteriak, ia hanya menunduk dengan posisi kedua kakinya bersimpuh dilantai. Hyun Hoon masih dengan amarah tertahan hanya diam menatap tajam kearah Baekhyun, dengan satu tarikan yang kasar ia merebut frame foto yang berada ditangan Baekhyun. Baekhyun bermaksud mengulurkan tangannya dan berniat membantu. Namun lagi-lagi Hyun Hoon berteriak kasar.

“Pergi dari sini!! Aku benci melihat wajah sok polosmu itu!!”

Dasar Baekhyun…ia tetap saja bersikeras membantu Hyun Hoon, ia tetap membersihkan serpihan kaca yang masih berserakan dilantai.

“Kubilang pergi!! Apa kau tuli Byun Baekhyun!”

Baekhyun menegang mendengar ucapan Hyun Hoon yang sungguh menyakitinya. Bukan hanya mendengar teriakan, umpatan kasar, tapi Baekhyun pun mendengar jika Hyun Hoon tidak menginginkannya, Hyun Hoon menolaknya, bahkan Hyun Hoon sangat membencinya.

Baekhyun bangkit dengan kelopak mata sayu, terlihat perkataan tadi cukup membuatnya terluka. Anak laki-laki manis itu menundukkan wajahnya, lalu berlalu meninggalkan Hyun Hoon yang sepertinya tidak peduli padanya.

Bukankah lebih bagus jika anak bisu itu tidak muncul lagi dihadapannya!

Hyun Hoon tidak peduli pada Baekhyun, ia tidak peduli alasan apa hingga Baekhyun berani merusak foto Sehun.

Ya…frame foto berisi kenangannya tentang Sehun…




***




Setiap orang pasti akan menganggap aneh pada orang lain, apalagi ketika melihat perbedaan itu begitu mencolok. Hal itupun rupanya berlaku untuk seorang Byun Baekhyun, saat anak manis ini memulai hari pertamanya disekolah menengah atas, memulai pendidikan barunya disebuah sekolah swasta ternama. Siswa sebayanya, kakak kelasnya, tak ada satupun yang mau menjadi temannya. Baekhyun selalu dianggap kuman penganggu disekitar mereka. Baekhyun hanya dianggap sampah kecil yang merusak pemandangan.

Apakah karena ia bisu? Apakah itu yang membuatnya berbeda?

Baekhyun bukan tak mengerti apa yang mereka ucapkan. Tidak sama sekali, hanya saja ia tidak bisa mengeluarkan suaranya. Ia bisu…demi Tuhan ia hanya bisu. Tapi apakah karena ia bisu ia menjadi manusia yang bodoh dan tidak berguna? Baekhyun sangat cerdas, ia siswa berprestasi disekolahnya terdahulu. Anak manis itu terbilang siswa yang pintar, buktinya ia sangat paham saat Kim seongsaenim memberikan materi pelajaran hari ini walau tanpa bahasa isyarat sekalipun.

“Ya…bisu! Berani-beraninya kau bersekolah disini!! Cih…menjijikan!”

“Ya…mengapa kau diam saja, eoh?? upss…kami lupa kau kan tidak bisa bicara, kau kan bisu! Hahahahha…”

Lagi-lagi Baekhyun hanya diam mendengar kalimat-kalimat ejekan itu terus saja datang silih berganti.

Apakah karena ia bisu sehingga diperlakukan seperti itu?
Memangnya kenapa jika Baekhyun bisu? Salah jika Baekhyun terlahir bisu?

Saat jam istirahat tiba, saat jam pelajaran terhenti sejenak. Saat semua siswa asyik bermain dengan teman sebayanya, berkumpul, berbicara tentang banyak hal. Baekhyun hanya diam dan menyandarkan tubuhnya disebuah pohon cherry blossom sambil menikmati kotak bekal buatan nyonya Jung sang eomma.

PLUK~

Seseorang menumpahkan kotak bekal miliknya. Baekhyun hanya diam menatap naas pada kotak bekalnya. Perlahan pandangan matanya tertuju pada siswa yang berdiri berkacak pinggang dihadapannya. Baekhyun bangkit dari duduknya, bukan untuk melawan siswa dihadapannya itu melainkan ia bermaksud pergi dari hadapan siswa yang mengganggunya.

“Ya…sombong sekali si bisu ini. Apa yang harus kita lakukan pada makhluk aneh ini?”

Belum sempat Baekhyun pergi, kerah seragam sekolahnya sudah ditarik paksa oleh beberapa siswa lain. ia diseret masuk kedalam toilet, mendapatkan bermacam-macam penindasan dari siswa-siswa itu.
.
.
.
.
Dikoridor sekolah, semua siswa tertawa memerhatikan penampilan Baekhyun yang mengenaskan. Tubuhnya menggigil, penampilannya sangat basah dengan air yang sesekali menetes dari ujung kemeja seragamnya.

Hyun Hoon yang berjalan hendak menuju keperpustakaan pun sempat memerhatikan penampilan Baekhyun yang kacau dan terlihat kotor itu. Apa yang dilakukan gadis itu saat melihat adik angkatnya ditertawakan dimuka umum? Hyun Hoon diam dan bahkan ia bersikap tak peduli pada Baekhyun ketika mereka berpapasan.





***




“Aku melihat Baekhyun diseret oleh Kangin kedalam toilet saat istirahat tadi. Apa kau tahu itu?”

“Kalaupun aku tahu, itu tidak ada hubungannya denganku,” Ucap Hyun Hoon ketus dan menghentikan kegiatan membacanya untuk beberapa saat.

“Dia itu adikmu, Jung Hyun Hoon! Meskipun Baekhyun hanya adik angkatmu, dia tetap saudaramu.”

Hyun Hoon benar-benar menutup bukunya, menghentikan kegiatan membacanya saat mendengar seseorang yang tengah berbicara padanya selalu mengaitkan dirinya dengan Baekhyun. Kim Jong Woon –nama seseorang yang kini duduk berhadapan dengannya, laki-laki yang menjadi kekasihnya.

“Berhenti mengaitkan aku dengan anak bisu itu! Jika kau memang melihatnya, mengapa bukan kau saja yang menolong Baekhyun,eoh??”

“Kurasa kau lebih berhak menolongnya. Aku tahu Kangin takut padamu, jadi jika kau yang menolong Baekhyun pasti anak itu tidak akan mengganggu adikmu lagi.”

Hyun Hoon mendengus kesal, ia berdiri dengan menghentakan satu kakinya kelantai. Ia tidak suka jika Jong Woon terus menerus membicarakan Baekhyun. Hyun Hoon sangat membenci Baekhyun, jadi tidak ada alasan baginya untuk menolong anak bisu itu.

“Baiklah jika kau ingin aku menolongnya. Tapi dengan satu syarat…”

Jong Woon mengerutkan dahinya, membuat wajahnya terlihat begitu bodoh didepan Hyun Hoon. Lelaki tampan itu sedikit memiringkan kepalanya ketika mendapati Hyun Hoon berseringai evil.

“Cium aku! jika kau mau menciumku, aku akan menolong Baekhyun, bagaimana?”

“Jangan bermimpi Nona Jung. Aku tidak akan sudi melakukan itu, sekalipun kau kekasihku!”

Hyun Hoon berdecak, antara menahan malu dan kesal. Bagaimana bisa Jong Woon menolaknya.

“Baiklah kalau begitu, jangan paksa aku lagi untuk menolong anak bisu itu. Aku dan Baekhyun tidak ada hubungan apa-apa, dan Baekhyun bukan adikku!”

“Sampai kapan kau akan menjadi manusia berhati batu, eoh??”

Jong Woon menarik kasar lengan Hyun Hoon. Membuat sang pemilik meringis kesakitan. Ia tak habis pikir mengapa Hyun Hoon menjadi berhati batu? Apakah karena Sehun, sehingga gadisnya itu menjadi manusia berdarah dingin.

Saudara…
Adik dan kakak…
Bagi Hyun Hoon tidak ada adik dan saudaranya selain Sehun…
Bagi Hyun Hoon Sehun cukup menjadi adik satu-satunya yang ia miliki…





***





Satu bulan berlalu dan itu artinya sudah satu bulan juga Baekhyun menjadi bagian dari keluarga Jung. Apakah itu artinya Hyun Hoon sudah menerima Baekhyun menjadi adiknya? Tidak…alasan itu tidak berlaku untuknya. Kedua orang tua Hyun Hoon memang sangat menyayangi Baekhyun, dan itu justru membuatnya semakin membenci anak bisu itu.

Contoh kecil mengapa Hyun Hoon membenci Baekhyun adalah perlakuan sang eomma yang sepertinya begitu memanjakan Baekhyun. Lihat saja sekarang saat sang eomma begitu hati-hati memasukan kotak bekal untuk Baekhyun kedalam tasnya.

“Belajar yang baik sayang…”

Hyun Hoon hanya tersenyum sinis melihat pemandangan dihadapannya. Melihat nyonya Jung sang eomma begitu perhatian pada anak bisu itu.

Ketika ia hendak berjalan, tiba-tiba tangannya tak sengaja menjatuhkan tas milik Baekhyun, membuat semua isinya berceceran dilantai. Kotak pensil, buku pelajaran, kotak bekal dan tunggu…ada satu benda yang begitu menarik perhatian gadis cantik itu. Satu benda berbentuk kotak yang ia ketahui adalah kotak obat.

“Apa dia bodoh?? Seberapa pasrah anak bisu itu sampai-sampai harus membawa kotak obat segala. Dasar bodoh!” Hyun Hoon terus berguman sendiri sampai ia tersadar saat Baekhyun merapikan isi tasnya yang bercecer dilantai.

“Kenapa…” Ucap Hyun Hoon membuat Baekhyun menengadah dan menatapnya dalam.

“Kenapa kau tidak melawan mereka Baekhyun? Mengapa kau hanya diam saat semua orang menindasmu? Mengapa??”

Baekhyun membulatkan matanya saat mendengar Hyun Hoon berbicara padanya. Ia sungguh bahagia mendengar Hyun Hoon mau berbicara padanya, ia tidak peduli apa yang Hyun Hoon katakan. Baekhyun terlalu senang mendengar suara Hyun Hoon sehingga ia menyunggingkan senyuman manis itu diwajahnya, membuat tanda tanya besar menyelinap dibenak Hyun Hoon.

“Ya…aku sedang berbicara padamu Byun Baekhyun. Mengapa kau tersenyum seperti itu?”

Hyun Hoon kesal, ia sangat kesal dengan sikap Baekhyun yang hanya diam mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya. Ia kesal pada adik angkatnya itu. apapun yang Baekhyun lakukan, Hyun Hoon selalu tak menyukainya…Hyun Hoon sangat membenci Baekhyun, karena dalam diri Baekhyun ia bisa melihat adik laki-lakinya. Ia bisa melihat Sehun dalam diri Baekhyun.

Baekhyun hanya menggeleng lembut lalu membungkukan badannya sopan, dan segera berlalu meninggalkan Hyun Hoon untuk masuk terlebih dulu kedalam mobil yang biasa mengantar mereka kesekolah.




***




“Ya…anak bisu, ambil bolanya dengan benar!!”

Hyun Hoon menoleh saat indera pendengarannya menangkap sesuatu. Saat ia berada diteras depan kelasnya, saat ia tengah berkumpul bersama teman-temannya. Mengapa justru pemandangan Baekhyun yang tengah dibully harus jadi pemandangan yang dilihatnya.

Hyun Hoon melihatnya, ia melihat saat gerombolan siswa sebayanya mengelilingi Baekhyun dilapangan basket sekolah. Ada satu orang siswa yang maju ketengah, menghampiri Baekhyun yang lagi-lagi hanya bisa diam dan menunduk. Baekhyun lagi-lagi membiarkan siswa berbadan besar itu menghantamkan kepalan tangannya dipipi kanan, lalu beralih kepipi kirinya. Sementara yang lain, apakah mereka menolong Baekhyun? Tidak…mereka hanya asyik menonton. Bahkan ada beberapa siswa ikut membantu memegangi kedua tangan Baekhyun, membiarkan siswa berbadan besar itu lebih leluasa memukuli tubuh mungilnya

Melihat pemandangan itu apa yang dilakukan Hyun Hoon? ia diam? Tidak…kali ini ia tidak tinggal diam. Entah apa yang menuntunnya untuk berjalan kearah kerumunan itu? Hyun Hoon hanya merasa ia perlu melakukannya.

“Hentikan!! Atau aku akan melaporkan kalian!!”

Semua hening, penindasan itu sesaat berhenti. Semua mata tertuju pada Hyun Hoon yang kini berjalan mendekat arah kerumunan. Wajah cantiknya terlihat menahan amarah.

PLAK~

Sebuah tamparan mendarat bebas dipipi siswa berbadan besar itu. Semua diam, siswa berbadan besar itupun diam dan memegangi pipinya yang memerah.

“Apa itu sakit!!”

“Apa itu sebanding dengan apa yang kau lakukan pada adikku???”

DEG~

Semua dibuat menganga dengan ucapan Hyun Hoon tak terkecuali dengan Baekhyun. Tubuh lemahnya berusaha bangkit walau ia harus merangkak sekalipun. Ingin rasanya ia mendengar sekali lagi Hyun Hoon menyebut kalimat itu. Baekhyun ingin mendengar sekali lagi. Tangan lemahnya berusaha meraih kaki Hyun Hoon, membuat gadis itu terhenyak dan bersimpuh didepan Baekhyun. Menggapai jemari Baekhyun yang bergetar.

“Dasar bodoh…mengapa kau tidak melawan mereka, eoh? Mengapa?”

Baekhyun menggeleng lemah, bulir bening menggenang dikelopak matanya. Perlahan tangan mungil Hyun Hoon mengusap lembut sudut bibirnya yang lebam.

“Apa ini sakit?” Lagi-lagi Baekhyun menggeleng dan tersenyum. Ia menahan tangan Hyun Hoon untuk lebih lama berada dipipinya. Membiarkan rasa nyaman itu terus menjalar.

“Apa aku terlambat Baekhyun-ah? Maafkan aku, jika saja aku sadar lebih awal mungkin kau tidak akan menderita seperti ini. Mianhae…jeongmal mianhae…”

Perlahan tangan lemah itu menggapai pipinya, mengusap cairan bening yang mengalir dipipi Hyun Hoon. ia menatap Baekhyun sekarang, terlihat jika adik yang selama ini tak diinginkannya itu tersenyum tulus dan mengangguk lemah, seolah ia mencoba meyakinkan Hyun Hoon jika saat ini dirinya sungguh baik-baik saja.

“Kita pergi dari sini.”

Hyun Hoon memapah tubuh Baekhyun, mengalungkan tangan Baekhyun diceruk lehernya. Sebelum ia pergi membawa Baekhyun, Hyun Hoon terlebih dulu melemparkan pandangannya pada siswa yang melakukan penindasan pada adiknya itu.

“Urusan kita belum selesai Kangin-ah. Akan aku pastikan jika kau tidak akan selamat kali ini!! Akan aku pastikan jika kau akan menerima ganjaran dari perbuatan yang kau lakukan dulu pada Sehun dan juga Baekhyun!”





***





Hyun Hoon kini berdiri ditepian ranjang tidur Baekhyun. Mengobati luka Baekhyun dengan sangat hati-hati. Tangannya tiba-tiba terhenti saat Baekhyun menahannya.

“Ada apa? Apa kau ingin aku duduk?”

Baekhyun mengangguk, menuntun Hyun Hoon untuk duduk disampingnya. Posisi mereka kini berhadapan, hanya saja tubuh Baekhyun terlihat lebih tinggi darinya. Walaupun untuk ukuran seorang anak laki-laki ia termasuk dalam kategori mungil, tapi tetap saja jika dibandingkan dengan tubuhnya Baekhyun tetap terlihat tinggi.

Keduanya masih terdiam, tidak ada yang memulai pembicaraan. Tentu saja tidak akan ada pembicaraan, karena Baekhyun itu bisu. Hyun Hoon menghela nafasnya panjang, pandangannya kini ia edarkan menatap langit-langit kamar yang dulu pernah ditempati Sehun.

“Aku memiliki seorang adik yang sebaya denganmu…namanya Jung Sehun,” Ucap Hyun Hoon yang masih mengedarkan pandangannya menatap langit-langit kamar.

Baekhyun sudah tahu, Baekhyun tahu cerita itu dari nyonya Jung. Baekhyun tahu tentang Sehun. Anak laki-laki yang tak lain adalah adik satu-satunya Hyun Hoon, adik yang begitu Hyun Hoon cintai.

Jung Sehun, anak laki-laki yang ia lihat fotonya dikamar Hyun Hoon itu kini telah pergi meninggalkan Hyun Hoon tiga tahun yang lalu. Sehun pun sama seperti dirinya yang sering ditindas, disiksa oleh teman dan kakak kelasnya. Hingga pada saat hari naas itu terjadi, Hyun Hoon tidak bersama Sehun. Hyun Hoon tengah mengikuti kegiatan sosial disebuah panti asuhan. Saat kejadian naas itu terjadi Hyun Hoon tidak bersama Sehun, sehingga Sehun harus meregang nyawa, merasakan sakit akibat luka tusukan benda tajam itu ditoilet seorang diri. Itulah yang membuatnya terus dihantui rasa bersalah sampai sekarang.

Sehun…
Sebagai seorang kakak ia gagal melindungi Sehun…
Maka dari itu ia takut saat kedua orang tuanya membawa Baekhyun kerumah. Ia takut berdekatan dengan Baekhyun, ia takut bersentuhan dengan Baekhyun, ia takut jika Baekhyun akan bernasib sama dengan Sehun. Ia begitu takut untuk mengakui jika diam-diam menyayangi Baekhyun, sama seperti perasaan sayang yang ia berikan untuk Sehun.

“Maafkan aku Baekhyun-ah. Maaf atas sikapku selama ini padamu, sungguh aku tidak bermaksud, aku hanya takut…”

Baekhyun menangkup pipi putih Hyun Hoon, rasanya begitu hangat dan tak pernah terkira akan senyaman ini. Gadis cantik itu menggigit bibir bagian bawahnya, menahan agar bulir bening yang menganak sungai dipelupuk matanya tak terjatuh.

Hyun Hoon menatap Baekhyun ketika anak laki-laki manis itu melepaskan tangannya. Ia meraih sebuah ponsel disamping tempat tidur. Ponsel miliknya.

-Tidak apa-apa. Semua sudah berakhir, noona. Sehun pasti ingin melihat kakaknya yang cantik ini hidup bahagia. Aku sangat bersyukur karena Tuhan mempertemukan aku denganmu, eomma dan appa. Terima kasih karena masih menganggapku sebagai manusia-

Sukses…Baekhyun sukses membuat Hyun Hoon menangis. Senyuman manis terukir begitu indah dibibir Baekhyun. Ia membiarkan Hyun Hoon menangis melepaskan beban yang selama ini menghantuinya.




***



“Sehun-ah, apa kau melihatnya? Apa kau senang sekarang?”

Hyun Hoon memandangi foto Sehun ditangannya, gadis itu tersenyum manis. Tidak ada lagi rasa bersalah yang menghantuinya sekarang.

Ia mendudukan tubuhnya disebuah kursi pesawat bersama Baekhyun yang duduk disampingnya, melakukan keberangkatannya ke Jepang. Rencananya Baekhyun, Hyun Hoon dan kedua orang tuanya akan pindah dan menetap di Jepang. Setelah mendengar Baekhyun sering ditindas oleh teman-teman sekolahnya, tentu kedua orang tua Hyun Hoon marah. Bahkan gadis itu sempat mendapat hukuman tidak boleh keluar rumah selama beberapa waktu selain kesekolah.

Hyun Hoon kini menolehkan pandangannya pada Baekhyun yang duduk disampingnya, ia menelusuri lekuk wajah tampan adiknya itu yang saat ini tengah tertidur pulas dibahunya. Hyun Hoon tersenyum dan mengusap lembut surai milik Baekhyun, membawa Baekhyun lebih dalam memasuki alam mimpinya.

Ada sesuatu yang menarik perhatian Hyun Hoon, matanya tertuju pada secarik kertas yang digenggam Baekhyun. Hyun Hoon meraih kertas tersebut lalu membacanya.

-Tidak ada hadiah indah manapun yang dapat menandingi hadiah yang aku miliki sekarang. Kau Jung Hyun Hoon, kau adalah hadiah terindah yang dikirimkan Tuhan. Andai aku bisa bersuara, andai aku bisa mengatakan ini padamu. Aku hanya ingin mengatakan aku menyayangimu, noona. Aku menyayangimu sejak pertama kali kita bertemu. Terima kasih telah menempatkan aku disatu sisi bagian terpenting dalam hatimu, setelah Sehun dan sebelum Jong Woon hyung. Terima kasih-

Hyun Hoon tersenyum dan kepalanya menyandar dikepala Baekhyun. Membiarkan kebahagiaan itu mengiringinya menuju kehidupan baru di Jepang bersama Baekhyun dan kedua orang tuanya.

“Terima kasih Byun Baekhyun, aku menyayangimu.” Ucap Hyun Hoon pelan sebelum iapun menyusul Baekhyun kealam mimpinya.





-Epilog-


“Mengapa kau memanggilku kemari?” Ucap Jong Woon yang mendapati Hyun Hoon tengah duduk dan memandangnya.

“Tak bisakah kau bersikap lembut pada kekasihmu ini, Kim Jong Woon?”

Jong Woon tak menjawab, ia hanya duduk disamping Hyun Hoon. Sementara pandangannya hanya menatap lurus kearah siswa lain yang tengah bermain basket dilapangan. Saat jam istirahat Hyun Hoon memintanya kemari, entah apa yang akan dibicarakan gadis itu padanya.

“Lusa…aku dan Baekhyun akan pergi ke Jepang. Kami sekeluarga akan menetap disana,” Ucap Hyun Hoon.

“Aku menceritakan peristiwa penindasan itu pada appa dan eomma. Sejak saat itu appa dan eomma memutuskan untuk membawa kami pindah ke Jepang. Ia tidak ingin kondisi mental  Baekhyun menjadi buruk.”

“Hiduplah dengan tenang mulai saat ini, Jong Woon-ah. Apa kau senang karena sebentar lagi aku tidak akan mengganggumu, eoh?” Hyun Hoon menatap lelaki tampan itu dengan sorot matanya yang tulus, ia lalu tersenyum tipis.

TAK~

Sebuah pukulan mendarat dikepalanya. Hyun Hoon meringis menahan sakit, Jong Woon memukul kepala gadis itu gemas.

“Ya…apa yang kau lakukan Kim Jong Woon?? Appo…”

Jong Woon terkekeh lembut, ucapan Hyun Hoon tadi membuatnya sadar. Membuatnya tersadar jika Hyun Hoon berarti dalam hidupnya. Walaupun terkadang gadis itu begitu menyebalkan dimatanya, tapi tidak dengan hatinya. Jauh didalam hatinya, Jong Woon mencintai Hyun Hoon, bahkan sangat mencintai gadisnya itu. Hanya saja ia tidak tahu bagaimana cara mengutarakan itu, ia tidak tahu bagaimana cara memperlihatkan rasa cintanya pada Hyun Hoon.

“Bagaimana bisa kau pergi dengan mengucapkan selamat tinggal seperti itu, eoh? gadis bodoh…jangan mengira aku bisa melepaskanmu begitu saja. Aku tidak akan melepaskanmu kali ini Jung Hyun Hoon!”

Mendengar ucapan Jong Woon tentu membuatnya bahagia. Tidak perlu kalimat manis yang terucap dari bibir sang kekasih, Hyun Hoon sudah tahu dan paham hanya dengan kalimat sederhanapun Hyun Hoon sudah tahu jika Jong Woon mencintainya.

“Tunggu aku satu tahun mendatang, Hyun Hoon. Aku akan menyusulmu ke Jepang dan setelah itu aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi!”

Keduanya terkekeh dan bersamaan dengan itu musim gugur pun dimulai dengan jatuhnya daun-daun cherry blossom disekitar mereka duduk.

Sangat indah!


-FIN-
Jederrrr…..petir Chen membahana!! *apadah
Selesai dah tuh FF…kekekkeke
Gimana? Gajekah? Anehkah?
Jong Woon : Woy thor nape elu cuma nampilin ane dikit banget?? Pelit amat lu ah, uda honor kagak dibayar2 lagi dari awal ane jadi cast di FF ente! *kibasrambut
Author : nyang penting kan elu ada bang, elu tampil. Ribet amat neh ah, masalah honor seperti biasa nunggak ye bang, bayar abis lebaran :D *dibacokyesung
Hyun Hoon : elu juga nape bikin ane jadi menyebalkan di FF ini! aish…author gila bikin image cute ane ancur seacur-ancurnya!! *lemparauthorbom
Author : woy…uda bagus ane masukin! Pake2 protes lu ah…berisik…*tutup kuping
Baekhyun : ane juga mau protes thor!! nape nista amat yak idup ane di FF ini *nangis gegulingan. Ah…lu mah kagak asyik thor, masa adegan sepanjang itu ane cuma diem kagak ngapa2in, pegel neh thor…*bantingbibir
Author : Berisik Baek, uda bagus ane masukin ente jadi cast utama. Bilang terima kasih napa??
Dan akhirnya author dikeroyok berjamaah sama semua cast (apadahneh)

Setelah membaca FF gaje bin ajaib yang cerita sama judul gak nyambung, gimana tanggapan anda selaku pembaca? Kekekkeke…seperti biasa saya selalu minta RCL aja kok kagak minta duit….hiihihihi
Makasih buat semua yang sudah sempatkan baca FF kagak jelas ini…maaf ya sekali lagi jangan bashing dan hina saya…ini hanyalah hiburan semata, tidak ada maksud apa-apa…
Annyeong *deepbow

No comments:

Post a Comment