Tittle
: “ Silently “
Author
: Shippa Kim
Main
cast
·
Byun Baekhyun
·
Jung Hyun Hoon (OC)
·
Kim Jong Woon
Supporter
cast
·
Oh Sehun a.k.a Jung Sehun (numpang nama)
·
Kim Young Woon a.k.a Kangin (numpang
nama + main dikit)
·
Other
Genre
: Hurt/Comfort/Brothership
Length
: Vignette
Rated
: General (aman dikonsumsi segala jenis usia)
Disclaimer
: semua cast milik Tuhan dan keluarganya. Saya hanya meminjam nama mereka saja.
ide cerita murni keluar dari otak saya, tidak menyadur cerita dari manapun!
Namun jika terdapat kesamaan nama, tempat dan apapun, itu murni bukan karena
unsur kesengajaan.
Warning
: DON’T LIKE DON’T READ! Simple kan :) silahkan langsung close dan ucapkan
selamat tinggal kalau memang gak suka! Saya hanya menerima kritik dan saran
yang membangun, bukan ejekan, hinaan dan teman-temannya. Ingat kritik sama
ejekan dan hinaan itu beda lho? Bisa membedakan, kan ^^ yang suka boleh lanjut
baca dan setelah itu jangan lupa RCL ya :D
NB:
terima kasih untuk ketiga sahabat baik saya Sagari Nilamsari, Fhaa Wanay Min
dan Rafika Nur Jannah yang sudah memberi banyak masukan untuk ff kali ini :*
tapi maafkan otak saya nyonya sagari, gak bisa ketik lagi saran yang kamu
maksud…otak saya sudah mentok disini u.u terima kasih banyak pokoknya buat
ketiga editor canggih ini :* :*
``Enjoy for reading``
***
Tidak
ada satupun manusia didunia ini yang ingin terlahir dengan suatu kekurangan.
Begitu pula dengan Baekhyun, dengan namja manis bernama Byun Baekhyun.
Saat
tuan dan nyonya Jung membawa Baekhyun menjadi bagian dari keluarga Jung. Saat
dirinya dipertemukan dengan gadis bernama Jung Hyun Hoon, puteri dari tuan dan
nyonya Jung. Tidak terlihat raut wajah kegembiraan diwajah cantik gadis
dihadapannya itu. Baekhyun pun hanya memilih diam, menundukan wajahnya menatap
lantai beralas marmer.
Hyun
Hoon menatap anak laki-laki bermarga Byun itu tak ubahnya seperti seorang
pemburu menangkap mangsa buruannya. Ia nampak menatap Baekhyun dari ujung
kepala hingga ujung kaki.
“Sayang,
apa kau tidak ingin menyambut adikmu ini?” Ucap sang ibu lembut. “Jangan terus
menatapnya seperti itu, Baekhyun memang tak bisa bicara, tapi Baekhyun anak
yang cerdas dan ia cukup mengerti dengan yang kita ucapkan. Hanya saja kau
harus sering membantunya berkomunikasi agar ia lebih terbiasa. Kau bisa membantunya,
kan?”
“Mwo?
Jadi appa dan eomma membawa anak bisu ini untuk menjadi adikku?”
“Hyun
Hoon, jaga bicaramu!”
Tuan
Jung berteriak tak lama setelah gadis itu membuat Baekhyun hampir meneteskan
airmata karena ucapannya sungguh membuat siapapun akan terluka. Begitupun
dengan nyonya Jung, raut wajah wanita setengah baya itu terlihat sedih,
pasalnya baru kali ini puteri kesayangan mereka berkata tidak sopan dengan
orang lain.
Hyun
Hoon tak peduli dengan semua itu. Awal pertemuan dengan Baekhyun saja ia sudah
membenci anak laki-laki itu. Silahkan saja jika appa dan eomma nya mengakui
Baekhyun sebagai bagian dari keluarga Jung, tapi tidak untuknya.
***
“Baekhyun…apa
yang kau lakukan dengan foto itu!!”
Itulah
pertama kalinya Hyun Hoon berbicara dengan Baekhyun ketika ia menemukan anak
laki-laki itu tengah duduk bersimpuh dengan serpihan kaca berserakan
disekitarnya, dengan sebuah frame foto rusak berada ditangannya.
“Neo
micheoso!!” Teriak Hyun Hoon membiarkan luapan emosinya meledak.
Apa
yang dilakukan Baekhyun? Tentu ia hanya diam. Bukan ia tak mau menanggapi
perkataan Hyun Hoon, anak manis itu bisu ia tak bisa mengeluarkan suaranya.
Setelah mendengar Hyun Hoon berteriak, ia hanya menunduk dengan posisi kedua
kakinya bersimpuh dilantai. Hyun Hoon masih dengan amarah tertahan hanya diam
menatap tajam kearah Baekhyun, dengan satu tarikan yang kasar ia merebut frame
foto yang berada ditangan Baekhyun. Baekhyun bermaksud mengulurkan tangannya
dan berniat membantu. Namun lagi-lagi Hyun Hoon berteriak kasar.
“Pergi
dari sini!! Aku benci melihat wajah sok polosmu itu!!”
Dasar
Baekhyun…ia tetap saja bersikeras membantu Hyun Hoon, ia tetap membersihkan
serpihan kaca yang masih berserakan dilantai.
“Kubilang
pergi!! Apa kau tuli Byun Baekhyun!”
Baekhyun
menegang mendengar ucapan Hyun Hoon yang sungguh menyakitinya. Bukan hanya
mendengar teriakan, umpatan kasar, tapi Baekhyun pun mendengar jika Hyun Hoon
tidak menginginkannya, Hyun Hoon menolaknya, bahkan Hyun Hoon sangat
membencinya.
Baekhyun
bangkit dengan kelopak mata sayu, terlihat perkataan tadi cukup membuatnya
terluka. Anak laki-laki manis itu menundukkan wajahnya, lalu berlalu
meninggalkan Hyun Hoon yang sepertinya tidak peduli padanya.
Bukankah
lebih bagus jika anak bisu itu tidak muncul lagi dihadapannya!
Hyun
Hoon tidak peduli pada Baekhyun, ia tidak peduli alasan apa hingga Baekhyun
berani merusak foto Sehun.
Ya…frame
foto berisi kenangannya tentang Sehun…
***
Setiap
orang pasti akan menganggap aneh pada orang lain, apalagi ketika melihat
perbedaan itu begitu mencolok. Hal itupun rupanya berlaku untuk seorang Byun
Baekhyun, saat anak manis ini memulai hari pertamanya disekolah menengah atas,
memulai pendidikan barunya disebuah sekolah swasta ternama. Siswa sebayanya,
kakak kelasnya, tak ada satupun yang mau menjadi temannya. Baekhyun selalu
dianggap kuman penganggu disekitar mereka. Baekhyun hanya dianggap sampah kecil
yang merusak pemandangan.
Apakah
karena ia bisu? Apakah itu yang membuatnya berbeda?
Baekhyun
bukan tak mengerti apa yang mereka ucapkan. Tidak sama sekali, hanya saja ia
tidak bisa mengeluarkan suaranya. Ia bisu…demi Tuhan ia hanya bisu. Tapi apakah
karena ia bisu ia menjadi manusia yang bodoh dan tidak berguna? Baekhyun sangat
cerdas, ia siswa berprestasi disekolahnya terdahulu. Anak manis itu terbilang
siswa yang pintar, buktinya ia sangat paham saat Kim seongsaenim memberikan
materi pelajaran hari ini walau tanpa bahasa isyarat sekalipun.
“Ya…bisu!
Berani-beraninya kau bersekolah disini!! Cih…menjijikan!”
“Ya…mengapa
kau diam saja, eoh?? upss…kami lupa kau kan tidak bisa bicara, kau kan bisu!
Hahahahha…”
Lagi-lagi
Baekhyun hanya diam mendengar kalimat-kalimat ejekan itu terus saja datang
silih berganti.
Apakah
karena ia bisu sehingga diperlakukan seperti itu?
Memangnya
kenapa jika Baekhyun bisu? Salah jika Baekhyun terlahir bisu?
Saat
jam istirahat tiba, saat jam pelajaran terhenti sejenak. Saat semua siswa asyik
bermain dengan teman sebayanya, berkumpul, berbicara tentang banyak hal.
Baekhyun hanya diam dan menyandarkan tubuhnya disebuah pohon cherry blossom
sambil menikmati kotak bekal buatan nyonya Jung sang eomma.
PLUK~
Seseorang
menumpahkan kotak bekal miliknya. Baekhyun hanya diam menatap naas pada kotak
bekalnya. Perlahan pandangan matanya tertuju pada siswa yang berdiri berkacak
pinggang dihadapannya. Baekhyun bangkit dari duduknya, bukan untuk melawan
siswa dihadapannya itu melainkan ia bermaksud pergi dari hadapan siswa yang
mengganggunya.
“Ya…sombong
sekali si bisu ini. Apa yang harus kita lakukan pada makhluk aneh ini?”
Belum
sempat Baekhyun pergi, kerah seragam sekolahnya sudah ditarik paksa oleh
beberapa siswa lain. ia diseret masuk kedalam toilet, mendapatkan
bermacam-macam penindasan dari siswa-siswa itu.
.
.
.
.
Dikoridor
sekolah, semua siswa tertawa memerhatikan penampilan Baekhyun yang mengenaskan.
Tubuhnya menggigil, penampilannya sangat basah dengan air yang sesekali menetes
dari ujung kemeja seragamnya.
Hyun
Hoon yang berjalan hendak menuju keperpustakaan pun sempat memerhatikan
penampilan Baekhyun yang kacau dan terlihat kotor itu. Apa yang dilakukan gadis
itu saat melihat adik angkatnya ditertawakan dimuka umum? Hyun Hoon diam dan
bahkan ia bersikap tak peduli pada Baekhyun ketika mereka berpapasan.
***
“Aku
melihat Baekhyun diseret oleh Kangin kedalam toilet saat istirahat tadi. Apa
kau tahu itu?”
“Kalaupun
aku tahu, itu tidak ada hubungannya denganku,” Ucap Hyun Hoon ketus dan menghentikan
kegiatan membacanya untuk beberapa saat.
“Dia
itu adikmu, Jung Hyun Hoon! Meskipun Baekhyun hanya adik angkatmu, dia tetap
saudaramu.”
Hyun
Hoon benar-benar menutup bukunya, menghentikan kegiatan membacanya saat
mendengar seseorang yang tengah berbicara padanya selalu mengaitkan dirinya
dengan Baekhyun. Kim Jong Woon –nama seseorang yang kini duduk berhadapan
dengannya, laki-laki yang menjadi kekasihnya.
“Berhenti
mengaitkan aku dengan anak bisu itu! Jika kau memang melihatnya, mengapa bukan
kau saja yang menolong Baekhyun,eoh??”
“Kurasa
kau lebih berhak menolongnya. Aku tahu Kangin takut padamu, jadi jika kau yang
menolong Baekhyun pasti anak itu tidak akan mengganggu adikmu lagi.”
Hyun
Hoon mendengus kesal, ia berdiri dengan menghentakan satu kakinya kelantai. Ia
tidak suka jika Jong Woon terus menerus membicarakan Baekhyun. Hyun Hoon sangat
membenci Baekhyun, jadi tidak ada alasan baginya untuk menolong anak bisu itu.
“Baiklah
jika kau ingin aku menolongnya. Tapi dengan satu syarat…”
Jong
Woon mengerutkan dahinya, membuat wajahnya terlihat begitu bodoh didepan Hyun Hoon.
Lelaki tampan itu sedikit memiringkan kepalanya ketika mendapati Hyun Hoon
berseringai evil.
“Cium
aku! jika kau mau menciumku, aku akan menolong Baekhyun, bagaimana?”
“Jangan
bermimpi Nona Jung. Aku tidak akan sudi melakukan itu, sekalipun kau
kekasihku!”
Hyun
Hoon berdecak, antara menahan malu dan kesal. Bagaimana bisa Jong Woon
menolaknya.
“Baiklah
kalau begitu, jangan paksa aku lagi untuk menolong anak bisu itu. Aku dan
Baekhyun tidak ada hubungan apa-apa, dan Baekhyun bukan adikku!”
“Sampai
kapan kau akan menjadi manusia berhati batu, eoh??”
Jong
Woon menarik kasar lengan Hyun Hoon. Membuat sang pemilik meringis kesakitan.
Ia tak habis pikir mengapa Hyun Hoon menjadi berhati batu? Apakah karena Sehun,
sehingga gadisnya itu menjadi manusia berdarah dingin.
Saudara…
Adik
dan kakak…
Bagi
Hyun Hoon tidak ada adik dan saudaranya selain Sehun…
Bagi
Hyun Hoon Sehun cukup menjadi adik satu-satunya yang ia miliki…
***
Satu
bulan berlalu dan itu artinya sudah satu bulan juga Baekhyun menjadi bagian
dari keluarga Jung. Apakah itu artinya Hyun Hoon sudah menerima Baekhyun
menjadi adiknya? Tidak…alasan itu tidak berlaku untuknya. Kedua orang tua Hyun Hoon
memang sangat menyayangi Baekhyun, dan itu justru membuatnya semakin membenci
anak bisu itu.
Contoh
kecil mengapa Hyun Hoon membenci Baekhyun adalah perlakuan sang eomma yang
sepertinya begitu memanjakan Baekhyun. Lihat saja sekarang saat sang eomma
begitu hati-hati memasukan kotak bekal untuk Baekhyun kedalam tasnya.
“Belajar
yang baik sayang…”
Hyun
Hoon hanya tersenyum sinis melihat pemandangan dihadapannya. Melihat nyonya
Jung sang eomma begitu perhatian pada anak bisu itu.
Ketika
ia hendak berjalan, tiba-tiba tangannya tak sengaja menjatuhkan tas milik
Baekhyun, membuat semua isinya berceceran dilantai. Kotak pensil, buku
pelajaran, kotak bekal dan tunggu…ada satu benda yang begitu menarik perhatian
gadis cantik itu. Satu benda berbentuk kotak yang ia ketahui adalah kotak obat.
“Apa
dia bodoh?? Seberapa pasrah anak bisu itu sampai-sampai harus membawa kotak
obat segala. Dasar bodoh!” Hyun Hoon terus berguman sendiri sampai ia tersadar
saat Baekhyun merapikan isi tasnya yang bercecer dilantai.
“Kenapa…”
Ucap Hyun Hoon membuat Baekhyun menengadah dan menatapnya dalam.
“Kenapa
kau tidak melawan mereka Baekhyun? Mengapa kau hanya diam saat semua orang
menindasmu? Mengapa??”
Baekhyun
membulatkan matanya saat mendengar Hyun Hoon berbicara padanya. Ia sungguh
bahagia mendengar Hyun Hoon mau berbicara padanya, ia tidak peduli apa yang
Hyun Hoon katakan. Baekhyun terlalu senang mendengar suara Hyun Hoon sehingga
ia menyunggingkan senyuman manis itu diwajahnya, membuat tanda tanya besar
menyelinap dibenak Hyun Hoon.
“Ya…aku
sedang berbicara padamu Byun Baekhyun. Mengapa kau tersenyum seperti itu?”
Hyun
Hoon kesal, ia sangat kesal dengan sikap Baekhyun yang hanya diam mendapat
perlakuan kasar dari teman-temannya. Ia kesal pada adik angkatnya itu. apapun
yang Baekhyun lakukan, Hyun Hoon selalu tak menyukainya…Hyun Hoon sangat
membenci Baekhyun, karena dalam diri Baekhyun ia bisa melihat adik
laki-lakinya. Ia bisa melihat Sehun dalam diri Baekhyun.
Baekhyun
hanya menggeleng lembut lalu membungkukan badannya sopan, dan segera berlalu
meninggalkan Hyun Hoon untuk masuk terlebih dulu kedalam mobil yang biasa
mengantar mereka kesekolah.
***
“Ya…anak
bisu, ambil bolanya dengan benar!!”
Hyun
Hoon menoleh saat indera pendengarannya menangkap sesuatu. Saat ia berada
diteras depan kelasnya, saat ia tengah berkumpul bersama teman-temannya.
Mengapa justru pemandangan Baekhyun yang tengah dibully harus jadi pemandangan
yang dilihatnya.
Hyun
Hoon melihatnya, ia melihat saat gerombolan siswa sebayanya mengelilingi
Baekhyun dilapangan basket sekolah. Ada satu orang siswa yang maju ketengah,
menghampiri Baekhyun yang lagi-lagi hanya bisa diam dan menunduk. Baekhyun
lagi-lagi membiarkan siswa berbadan besar itu menghantamkan kepalan tangannya
dipipi kanan, lalu beralih kepipi kirinya. Sementara yang lain, apakah mereka
menolong Baekhyun? Tidak…mereka hanya asyik menonton. Bahkan ada beberapa siswa
ikut membantu memegangi kedua tangan Baekhyun, membiarkan siswa berbadan besar
itu lebih leluasa memukuli tubuh mungilnya
Melihat
pemandangan itu apa yang dilakukan Hyun Hoon? ia diam? Tidak…kali ini ia tidak
tinggal diam. Entah apa yang menuntunnya untuk berjalan kearah kerumunan itu?
Hyun Hoon hanya merasa ia perlu melakukannya.
“Hentikan!!
Atau aku akan melaporkan kalian!!”
Semua
hening, penindasan itu sesaat berhenti. Semua mata tertuju pada Hyun Hoon yang
kini berjalan mendekat arah kerumunan. Wajah cantiknya terlihat menahan amarah.
PLAK~
Sebuah
tamparan mendarat bebas dipipi siswa berbadan besar itu. Semua diam, siswa
berbadan besar itupun diam dan memegangi pipinya yang memerah.
“Apa
itu sakit!!”
“Apa
itu sebanding dengan apa yang kau lakukan pada adikku???”
DEG~
Semua
dibuat menganga dengan ucapan Hyun Hoon tak terkecuali dengan Baekhyun. Tubuh
lemahnya berusaha bangkit walau ia harus merangkak sekalipun. Ingin rasanya ia
mendengar sekali lagi Hyun Hoon menyebut kalimat itu. Baekhyun ingin mendengar
sekali lagi. Tangan lemahnya berusaha meraih kaki Hyun Hoon, membuat gadis itu
terhenyak dan bersimpuh didepan Baekhyun. Menggapai jemari Baekhyun yang
bergetar.
“Dasar
bodoh…mengapa kau tidak melawan mereka, eoh? Mengapa?”
Baekhyun
menggeleng lemah, bulir bening menggenang dikelopak matanya. Perlahan tangan
mungil Hyun Hoon mengusap lembut sudut bibirnya yang lebam.
“Apa
ini sakit?” Lagi-lagi Baekhyun menggeleng dan tersenyum. Ia menahan tangan Hyun
Hoon untuk lebih lama berada dipipinya. Membiarkan rasa nyaman itu terus
menjalar.
“Apa
aku terlambat Baekhyun-ah? Maafkan aku, jika saja aku sadar lebih awal mungkin
kau tidak akan menderita seperti ini. Mianhae…jeongmal mianhae…”
Perlahan
tangan lemah itu menggapai pipinya, mengusap cairan bening yang mengalir dipipi
Hyun Hoon. ia menatap Baekhyun sekarang, terlihat jika adik yang selama ini tak
diinginkannya itu tersenyum tulus dan mengangguk lemah, seolah ia mencoba
meyakinkan Hyun Hoon jika saat ini dirinya sungguh baik-baik saja.
“Kita
pergi dari sini.”
Hyun
Hoon memapah tubuh Baekhyun, mengalungkan tangan Baekhyun diceruk lehernya.
Sebelum ia pergi membawa Baekhyun, Hyun Hoon terlebih dulu melemparkan
pandangannya pada siswa yang melakukan penindasan pada adiknya itu.
“Urusan
kita belum selesai Kangin-ah. Akan aku pastikan jika kau tidak akan selamat
kali ini!! Akan aku pastikan jika kau akan menerima ganjaran dari perbuatan
yang kau lakukan dulu pada Sehun dan juga Baekhyun!”
***
Hyun
Hoon kini berdiri ditepian ranjang tidur Baekhyun. Mengobati luka Baekhyun
dengan sangat hati-hati. Tangannya tiba-tiba terhenti saat Baekhyun menahannya.
“Ada
apa? Apa kau ingin aku duduk?”
Baekhyun
mengangguk, menuntun Hyun Hoon untuk duduk disampingnya. Posisi mereka kini
berhadapan, hanya saja tubuh Baekhyun terlihat lebih tinggi darinya. Walaupun
untuk ukuran seorang anak laki-laki ia termasuk dalam kategori mungil, tapi
tetap saja jika dibandingkan dengan tubuhnya Baekhyun tetap terlihat tinggi.
Keduanya
masih terdiam, tidak ada yang memulai pembicaraan. Tentu saja tidak akan ada
pembicaraan, karena Baekhyun itu bisu. Hyun Hoon menghela nafasnya panjang,
pandangannya kini ia edarkan menatap langit-langit kamar yang dulu pernah
ditempati Sehun.
“Aku
memiliki seorang adik yang sebaya denganmu…namanya Jung Sehun,” Ucap Hyun Hoon
yang masih mengedarkan pandangannya menatap langit-langit kamar.
Baekhyun
sudah tahu, Baekhyun tahu cerita itu dari nyonya Jung. Baekhyun tahu tentang
Sehun. Anak laki-laki yang tak lain adalah adik satu-satunya Hyun Hoon, adik
yang begitu Hyun Hoon cintai.
Jung
Sehun, anak laki-laki yang ia lihat fotonya dikamar Hyun Hoon itu kini telah
pergi meninggalkan Hyun Hoon tiga tahun yang lalu. Sehun pun sama seperti
dirinya yang sering ditindas, disiksa oleh teman dan kakak kelasnya. Hingga
pada saat hari naas itu terjadi, Hyun Hoon tidak bersama Sehun. Hyun Hoon
tengah mengikuti kegiatan sosial disebuah panti asuhan. Saat kejadian naas itu
terjadi Hyun Hoon tidak bersama Sehun, sehingga Sehun harus meregang nyawa,
merasakan sakit akibat luka tusukan benda tajam itu ditoilet seorang diri.
Itulah yang membuatnya terus dihantui rasa bersalah sampai sekarang.
Sehun…
Sebagai
seorang kakak ia gagal melindungi Sehun…
Maka
dari itu ia takut saat kedua orang tuanya membawa Baekhyun kerumah. Ia takut
berdekatan dengan Baekhyun, ia takut bersentuhan dengan Baekhyun, ia takut jika
Baekhyun akan bernasib sama dengan Sehun. Ia begitu takut untuk mengakui jika
diam-diam menyayangi Baekhyun, sama seperti perasaan sayang yang ia berikan
untuk Sehun.
“Maafkan
aku Baekhyun-ah. Maaf atas sikapku selama ini padamu, sungguh aku tidak
bermaksud, aku hanya takut…”
Baekhyun
menangkup pipi putih Hyun Hoon, rasanya begitu hangat dan tak pernah terkira
akan senyaman ini. Gadis cantik itu menggigit bibir bagian bawahnya, menahan
agar bulir bening yang menganak sungai dipelupuk matanya tak terjatuh.
Hyun
Hoon menatap Baekhyun ketika anak laki-laki manis itu melepaskan tangannya. Ia
meraih sebuah ponsel disamping tempat tidur. Ponsel miliknya.
-Tidak apa-apa. Semua sudah
berakhir, noona. Sehun pasti ingin
melihat kakaknya yang cantik ini hidup bahagia. Aku sangat bersyukur karena
Tuhan mempertemukan aku denganmu, eomma dan appa. Terima kasih karena masih
menganggapku sebagai manusia-
Sukses…Baekhyun
sukses membuat Hyun Hoon menangis. Senyuman manis terukir begitu indah dibibir
Baekhyun. Ia membiarkan Hyun Hoon menangis melepaskan beban yang selama ini
menghantuinya.
***
“Sehun-ah,
apa kau melihatnya? Apa kau senang sekarang?”
Hyun
Hoon memandangi foto Sehun ditangannya, gadis itu tersenyum manis. Tidak ada
lagi rasa bersalah yang menghantuinya sekarang.
Ia
mendudukan tubuhnya disebuah kursi pesawat bersama Baekhyun yang duduk
disampingnya, melakukan keberangkatannya ke Jepang. Rencananya Baekhyun, Hyun Hoon
dan kedua orang tuanya akan pindah dan menetap di Jepang. Setelah mendengar
Baekhyun sering ditindas oleh teman-teman sekolahnya, tentu kedua orang tua
Hyun Hoon marah. Bahkan gadis itu sempat mendapat hukuman tidak boleh keluar
rumah selama beberapa waktu selain kesekolah.
Hyun
Hoon kini menolehkan pandangannya pada Baekhyun yang duduk disampingnya, ia
menelusuri lekuk wajah tampan adiknya itu yang saat ini tengah tertidur pulas
dibahunya. Hyun Hoon tersenyum dan mengusap lembut surai milik Baekhyun,
membawa Baekhyun lebih dalam memasuki alam mimpinya.
Ada
sesuatu yang menarik perhatian Hyun Hoon, matanya tertuju pada secarik kertas
yang digenggam Baekhyun. Hyun Hoon meraih kertas tersebut lalu membacanya.
-Tidak ada hadiah indah manapun
yang dapat menandingi hadiah yang aku miliki sekarang. Kau Jung Hyun Hoon, kau adalah
hadiah terindah yang dikirimkan Tuhan. Andai aku bisa bersuara, andai aku bisa
mengatakan ini padamu. Aku hanya ingin mengatakan aku menyayangimu, noona. Aku
menyayangimu sejak pertama kali kita bertemu. Terima kasih telah menempatkan
aku disatu sisi bagian terpenting dalam hatimu, setelah Sehun dan sebelum Jong
Woon hyung. Terima kasih-
Hyun
Hoon tersenyum dan kepalanya menyandar dikepala Baekhyun. Membiarkan
kebahagiaan itu mengiringinya menuju kehidupan baru di Jepang bersama Baekhyun
dan kedua orang tuanya.
“Terima
kasih Byun Baekhyun, aku menyayangimu.” Ucap Hyun Hoon pelan sebelum iapun
menyusul Baekhyun kealam mimpinya.
-Epilog-
“Mengapa
kau memanggilku kemari?” Ucap Jong Woon yang mendapati Hyun Hoon tengah duduk
dan memandangnya.
“Tak
bisakah kau bersikap lembut pada kekasihmu ini, Kim Jong Woon?”
Jong
Woon tak menjawab, ia hanya duduk disamping Hyun Hoon. Sementara pandangannya
hanya menatap lurus kearah siswa lain yang tengah bermain basket dilapangan.
Saat jam istirahat Hyun Hoon memintanya kemari, entah apa yang akan dibicarakan
gadis itu padanya.
“Lusa…aku
dan Baekhyun akan pergi ke Jepang. Kami sekeluarga akan menetap disana,” Ucap
Hyun Hoon.
“Aku
menceritakan peristiwa penindasan itu pada appa dan eomma. Sejak saat itu appa
dan eomma memutuskan untuk membawa kami pindah ke Jepang. Ia tidak ingin
kondisi mental Baekhyun menjadi buruk.”
“Hiduplah
dengan tenang mulai saat ini, Jong Woon-ah. Apa kau senang karena sebentar lagi
aku tidak akan mengganggumu, eoh?” Hyun Hoon menatap lelaki tampan itu dengan
sorot matanya yang tulus, ia lalu tersenyum tipis.
TAK~
Sebuah
pukulan mendarat dikepalanya. Hyun Hoon meringis menahan sakit, Jong Woon
memukul kepala gadis itu gemas.
“Ya…apa
yang kau lakukan Kim Jong Woon?? Appo…”
Jong
Woon terkekeh lembut, ucapan Hyun Hoon tadi membuatnya sadar. Membuatnya
tersadar jika Hyun Hoon berarti dalam hidupnya. Walaupun terkadang gadis itu
begitu menyebalkan dimatanya, tapi tidak dengan hatinya. Jauh didalam hatinya, Jong
Woon mencintai Hyun Hoon, bahkan sangat mencintai gadisnya itu. Hanya saja ia
tidak tahu bagaimana cara mengutarakan itu, ia tidak tahu bagaimana cara
memperlihatkan rasa cintanya pada Hyun Hoon.
“Bagaimana
bisa kau pergi dengan mengucapkan selamat tinggal seperti itu, eoh? gadis
bodoh…jangan mengira aku bisa melepaskanmu begitu saja. Aku tidak akan melepaskanmu
kali ini Jung Hyun Hoon!”
Mendengar
ucapan Jong Woon tentu membuatnya bahagia. Tidak perlu kalimat manis yang
terucap dari bibir sang kekasih, Hyun Hoon sudah tahu dan paham hanya dengan
kalimat sederhanapun Hyun Hoon sudah tahu jika Jong Woon mencintainya.
“Tunggu
aku satu tahun mendatang, Hyun Hoon. Aku akan menyusulmu ke Jepang dan setelah
itu aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi!”
Keduanya
terkekeh dan bersamaan dengan itu musim gugur pun dimulai dengan jatuhnya
daun-daun cherry blossom disekitar mereka duduk.
Sangat
indah!
-FIN-
Jederrrr…..petir
Chen membahana!! *apadah
Selesai
dah tuh FF…kekekkeke
Gimana?
Gajekah? Anehkah?
Jong
Woon : Woy thor nape elu cuma nampilin ane dikit banget?? Pelit amat lu ah, uda
honor kagak dibayar2 lagi dari awal ane jadi cast di FF ente! *kibasrambut
Author
: nyang penting kan elu ada bang, elu tampil. Ribet amat neh ah, masalah honor
seperti biasa nunggak ye bang, bayar abis lebaran :D *dibacokyesung
Hyun
Hoon : elu juga nape bikin ane jadi menyebalkan di FF ini! aish…author gila
bikin image cute ane ancur seacur-ancurnya!! *lemparauthorbom
Author
: woy…uda bagus ane masukin! Pake2 protes lu ah…berisik…*tutup kuping
Baekhyun
: ane juga mau protes thor!! nape nista amat yak idup ane di FF ini *nangis
gegulingan. Ah…lu mah kagak asyik thor, masa adegan sepanjang itu ane cuma diem
kagak ngapa2in, pegel neh thor…*bantingbibir
Author
: Berisik Baek, uda bagus ane masukin ente jadi cast utama. Bilang terima kasih
napa??
Dan
akhirnya author dikeroyok berjamaah sama semua cast (apadahneh)
Setelah
membaca FF gaje bin ajaib yang cerita sama judul gak nyambung, gimana tanggapan
anda selaku pembaca? Kekekkeke…seperti biasa saya selalu minta RCL aja kok
kagak minta duit….hiihihihi
Makasih
buat semua yang sudah sempatkan baca FF kagak jelas ini…maaf ya sekali lagi jangan
bashing dan hina saya…ini hanyalah hiburan semata, tidak ada maksud apa-apa…
Annyeong
*deepbow
No comments:
Post a Comment