Monday, May 20, 2013

SONGFIC || I Really, Really, I Want To Love You Like Crazy




Tittle : “I Really, Really, I Want To Love You Like Crazy”

Autor : Shippa Kim
             Facebook : Shippa Kim
             Twitter : @shippa3
             Link Blog : http://fanfictioncafe.blogspot.com/

Main Cast
·         Super Junior’s Yesung a.k.a Kim Jong Woon
Jung Hyun Hoon a.k.a Shippa Kim

Genre : Sweet Romance

Length : Vignette, Songfic

Rate : PG-17

Disclaimer : Story milik saya! Yesung milik Tuhan YME, saya milik Kim Jong Woon :P. FF ini terinsfirasi dari sebuah lagu milik SHINee yang memberi arti dalam buat saya, tergila – gila dengan lirik lagunya yang benar – benar dalam dan manis. Ini murni hasil pemikiran saya, jika terdapat kesamaan nama, tempat dan lainnya ini murni bukan karena faktor kesengajaan. Saya hanya menuliskan apa yang ada di otak saya. If you don’t like, don’t read! Gampang kan?? :) , juga saya ingin mengucapkan rasa terima kasih saya untuk sahabat Sagari Nilamsari sekaligus tempat curhat dan editor terbaik yang selalu menyempatkan waktunya untuk membantu saya mengedit2 ataupun membenarkan semua Typo dan pemberi saran dan kritik bagi saya *colek hyuk XD

Recommended Song : SHINee – One  하나






``Enjoy for reading ``



***

Sinar matahari pagi sepertimu
Mungkin ini sedikit kekanak-kanakan
Tapi aku menyukainya

Jika ku di sisimu saat kau bangunkan
Tak ada lagi yang ku inginkan
Aku hanya  ingin melihatmu




[[Shippa Kim Story Line – I Really, Really, I Want To Love You Like Crazy]]


            Deringan ringtone Rockstar mengalun indah dan sempurna membangunkan aku dari tidur yang cukup singkat ini. Dengan sangat malas kuraih ponsel bersarung silicon hitam yang tergelatak mengenaskan disamping aku tertidur semalam. Kulihat sekilas layar ponsel lalu kutekan tombol OK berwarna hijau menyala.

            Nde, hyung” Ucapku parau. Aku mengucek pelan kelopak mata kiriku dan berusaha memulihkan kesadaranku sepenuhnya.

            “Yesungie, cepat bangun! bukankah jam 11 nanti ada latihan untuk persiapan show nanti malam? Bagaimana keadaanmu? Apa perlu aku siapkan sopir untuk menjemputmu nanti siang?” Entah berapa oktav pekikan Manager hyung  diseberang telefon sana, mungkin lengkingan suaranya bisa aku pastikan melebihi tingginya lengkingan suara Changmin saat bernyanyi.

            “Aku baik – baik saja, hyung. Kau tidak usah menyiapkan sopir untukku, aku bisa pergi sendiri kesana”

            “Apa kau yakin, Sungie?”

            Nde hyung,” Hanya itu yang aku ucapkan saat mengakhiri percakapan singkatku dengan manager hyung pagi ini.

            Kuletakkan telapak tanganku pada dahi, lalu mengusap sebagian rambutku yang kembali berwarna hitam. Menghela nafas dalam, mencoba mengembalikan seluruh tenagaku yang tersisa pagi ini. Rasa pegal yang masih tersisa akibat semalam dan rasa sakit pada pinggang, tulang rusuk dan jari manis masih dapat aku rasakan sampai saat ini. berniat ingin memberikan penampilan terbaikku malam tadi, tapi rupanya kecelakaan kecil yang tak diduga menimpaku semalam. Salahku memang, terlalu bersemangat dan tak memikirkan keselamatanku sendiri.

            “Yesung pabbo,” Gumanku pelan.

            Kulirik jam digital yang terletak tak jauh dari tempatku saat ini berada, waktu menunjukan pukul 07.30 KST. Dengan enggan aku memaksakan tubuh ini untuk bangun, mendudukan tubuhku pada sofa berwarna putih tulang didalam kamar apartement pribadiku.

            Kulirik seseorang, tepatnya seorang yeoja yang kini menempati tempat tidurku. Memandangi sosok indah ciptaan Tuhan dihadapanku ini, memerhatikan wajahnya yang cantik, dengan hidung mancung yang runcing serta sepasang mata almond yang kini tertutup sempurna. Cara tidurnya sangat lucu, ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal dan hanya menampakan wajahnya saja. perlahan, aku berjalan mendekatinya, duduk ditepian tempat tidur  dan masih memerhatikan wajahnya yang begitu cantik walau tanpa sentuhan make up sekalipun.


            Kutempelkan bibirku mengecup puncak kepalanya lembut.

            “Baby-a, irreona” Bisikku perlahan.

            “Bangun Hoonie sayang,” Gemas rasanya saat melihat yeoja cantikku ini menggeliat lucu.

            “Eummmm,” Lenguhnya perlahan. Kelopak mata almondnya terbuka sedikit demi sedikit, kemudian senyuman manis terlihat sempurna menghiasi wajahnya sekarang.

            Mata almondnya kini menatapku intens, seperti berusaha mengingat keberadaannya sekarang. Jung Hyun Hoon –nama yeoja cantik yang kini berada dihadapanku- yeoja yang menjadi kekasihku sejak 3 tahun terakhir ini, tidak banyak yang tahu memang. Bukan karena aku tak ingin mengumumankan hubunganku dengannya, tapi Hyun Hoonlah yang menolak untuk memperkenalkan dirinya pada publik sebagai kekasihku, yeoja yang menjadi make up artisku dan semua member Super Junior dan yeoja yang juga akan mendampingiku kelak.

            Jika bertanya mengapa yeoja cantik ini berada didalam kamar bersamaku sekarang, mungkin akan terbayang jika kami telah melakukan hal yang macam – macam semalam. Tidak! Aku masih mempunyai kekuatan untuk menahan hasratku, aku masih menghormatinya dan berjanji tak akan melakukan hal diluar nalarku padanya.

            “Jika kau masih merasa lelah, tidurlah kembali” Ucapku padanya. Tapi tetap saja ia bangkit dari tidurnya dan menyamai posisiku.

            Oppa…” Panggilnya sangat manja. Sikap manja yang jarang ia tunjukan dihadapanku selama ini.

            Wae?” Jawabku singkat dan masih memerhatikan Hyun Hoon yang masih belum pulih kesadarannya.

            Hyun Hoon menatap lekat mataku lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Kemudian ia mengangkat kedua tangannya, menangkup sepasang pipiku lalu mengecup lembut tepat dihidungku.

            “Apa masih sakit?” Tanyanya lagi. Aku hanya menggelengkan kepalaku, seolah kecupannya tadi membuatku lupa pada rasa sakit di beberapa bagian tubuhku akibat terjatuh semalam.

            Anni, aku sudah menemukan obat mujarab untuk menyembuhkannya,” Ucapku membuatnya membulatkan mata almondnya itu begitu lucu.

            “Obat mujarab? Ige mwo-ya?” Hyun Hoon nampak penasaran dengan ucapanku tadi.

            “Rahasia,” Godaku padanya. Membuat yeoja cantikku itu mempoutkan bibirnya, memperlihatkan raut wajah kesal yang justru membuatku gemas melihatnya.

            “Yak! Jangan memperlihatkan raut wajah bodohmu itu sayang. Lihatlah kau terlihat seperti bayi panda dengan lingkaran hitam dibawah kelopak matamu itu” Tunjukku pada kelopak matanya. Semalam, Hyun Hoon berdiri menungguku tepat dipintu apartement. Hampir berjam – jam ia menungguku dengan wajah yang telah basah oleh airmata setelah ia menerima kabar dari manager hyung perihal kondisiku. Entah berapa lama kekasihku ini menangis? Dan hasil yang terlihat sekarang adalah, wajahnya berubah sembab serta lingkaran hitam mata panda tergurat jelas menghiasi kelopak matanya.

            Oppa! kau mau mati eoh??” Teriaknya sambil memukul gemas bagian kepalaku dengan sebuah bantal yang entah sejak kapan berada ditangannya.

            “Aku hanya bergurau, chagi. Kau tetap cantik dimataku, dengan keadaanmu seperti ini ataupun dengan keadaan yang paling buruk sekalipun,” Hyun Hoon hanya terdiam, kulingkarkan lenganku dilehernya kemudian menempelkan dahiku didahinya sesaat.

            “Mengapa diam?” Tuturku saat menjauhkan jarakku darinya.

            “Seharusnya kau tau, hanya kau yang bisa membuatku terdiam hanya dalam hitungan detik. Sederhana oppa, perlakuanmu tadi yang mengunci bibirku untuk tak berucap apapun,”

            Kutatap matanya tanpa beralih pada apapun disekitarku. Mencoba menyelami makna yang diucapkan Hyun Hoon. TUHAN! Aku mencintai yeoja ini, benar – benar mencintainya. Mencintai semua yang ada pada dirinya, semakin hari yeoja cantik dihadapanku ini semakin menjadi candu bagiku. Hyun Hoon adalah alasanku untuk bahagia sekarang dan selamanya. Saat terbangun dari tidurku rasanya tak ada hal lain yang aku inginkan kecuali satu, aku ingin melihatnya. Yeoja cantik inilah yang pertama kali ingin aku lihat saat aku membuka mataku dipagi hari.

            “Mandilah! Aku akan menyiapkan sarapan untukmu,” Ucapnya lalu beranjak meninggalkanku. Dengan piyama kotak – kotak  milikku yang begitu longgar ditubuhnya, Hyun Hoon berjalan membuka pintu, lalu berjalan menuju dapur kecil yang berada disudut apartementku.

            “Satu detik lagi saja kau berada dihadapanku, aku bisa khilaf Hoonie” Racauku frustasi.



***


Aku hanya mencintaimu
Seluas langit
Kau alasan sesungguhnya ku hidup
Aku ingin memelukmu
Tapi kita terlalu cepat, kan?

Dimanapun ku bertatap mata dengannya
Apakah senyum yang tumbuh di wajahku dapat mencapai ke dalam hatimu
Ku berbisik pada telinga yang indah
Ke dalam hatimu yang ragu
Tentang perasaan cintaku padamu

                       
           
[[Yesung’s Apartement 10.00 KST]]

           
            Kami –aku dan Hyun Hoon- duduk berhadapan, menyantap menu sarapan buatan kekasihku ini. balutan bluss berwarna peach melekat sempurna pada tubuh mungilnya. Tak ada sentuhan make up diwajahnya, ia bahkan menggulung rambutnya sembarang. Sungguh Hyun Hoonku yang sangat unik, bahkan ia tak sadar jika aku tengah memerhatikannya saat ini. Yeoja cantikku itu masih sibuk mengupaskan buah untukku, menatanya dengan sangat cantik pada piring kecil. Sesekali ia nampak menatapku sekilas, lalu kembali melanjutkan rutinitasnya.

            Setelah selesai menyantap sarapan pagi buatannya, kami duduk berdampingan disofa sambil menikmati kartun favoritnya sebelum ia kuantarkan pulang. Berkali – kali Hyun Hoon terkekeh kecil memerhatikan tingkah konyol kartun favoritnya itu. Inilah sosok kekasihku, yeoja polos yang tak pernah menyembunyikan sikapnya, walau sikap anehnya sekalipun.

            chagi-ya?” Ucapku.

            “Emmm…” Hyun Hoon hanya menoleh, memperlihatkan wajahnya dan menatapku sekilas. Kemudian ia menyandarkan kepalanya tepat dibahuku.

            Manja sekali sikapnya pagi ini membuat hatiku semakin berdesir. Kian detik, cintaku semakin bertambah padanya. Aku mencintainya seperti orang gila, bahkan sangat gila sehingga aku takut kehilangannya.

            Aigoo…” Kuacak gemas rambutnya. Membuatnya spontan menahan lenganku agar tetap berada dikepalanya.

            Jeongmal gomapta,” Hyun Hoon beranjak dari posisinya kemudian mensejajarkan duduknya denganku.

            “Untuk apa?”

            “Untuk semua kebahagiaan yang kau ciptakan untukku,” ia hanya menunduk dan mencoba mengalihkan kegugupannya dihadapanku.

            Perlahan kutangkup pipinya yang kini terlihat merona, membawa wajahnya mendekat padaku. Menenggelamkan bibir mungilnya pada bibirku, menikmati cherry manis itu sangat dalam.

            “Wajahmu merah, chagi “ Godaku saat tautan bibir kami terlepas.

            “Semua karenamu, Oppa. Kau yang membuatku kehilangan sebagian oksigen” Elaknya sambil menundukan wajahnya yang terlihat semakin memerah itu.

            chagi, angkat wajahmu” Pintaku lembut.

            Wae?” Ucapnya sambil membalas tatapanku. Sial, beraninya dia menatapku. Biasanya akulah yang berhasil membuatnya mati kutu karena tatapanku.

            Yeppo-da,” Kucolek hidung runcingnya.

            Arra

            “Hahhahahahaha!” kami tertawa bersamaan.

            Tanpa mengakupun, aku tahu kau memang yang tercantik” Gumanku dalam hati.

            Chagi-ya, mengapa kau tak pernah berani menatapku seperti ini, bahkan kau selalu mengalihkan pandanganmu saat mendandaniku diruang make up?” Tanyaku penasaran.

            Hyun Hoon menghela nafasnya perlahan. Memikirkan satu alasan mengapa ia menghindari tatapanku.

            “Aku takut jika perasaanku akan terlihat oleh yang lain. Tatapan matamu selalu mengingatkan aku akan banyak hal,” Tegasnya.

            “Tapi tetap saja pada akhirnya kau membalas tatapanku kan? Mata tidak dapat berbohong, chagi” Hyun Hoon mengangguk malu.

            Nde, karena itulah aku tidak pernah sembarangan menatapmu. Walaupun semua member Super Junior mengetahui hubungan kita dan manager oppa juga mengetahui itu, tapi aku tidak akan pernah sembarangan menatapmu”

            Aku hanya tersenyum, mengangguk mencoba mengerti apa kemauannya. Aku tahu ia melakukan itu semua untukku, mencoba mengerti profesiku dan mencoba mengerti bagaimana ia memposisikan dirinya. Tak salah bukan, jika yeoja cantik inilah yang membuatku seperti orang orang gila, mencintainya sudah menjadi kebutuhanku sekarang.

            “Bersiaplah. Siapkan tenagamu untuk nanti malam, dan berikanlah penampilan terbaikmu malam ini, oppa 

            Nde,”





***

[[130324 – Super Show 5 Seoul @Olimpic Park Stadium]]


            Lagu terakhir mengalun sempurna pertanda jika Show akan berakhir, setelah 4 jam lamanya kami –Super Junior- memberikan penampilan terbaik kami malam ini. Walau Show hari pertama tidak berjalan mulus bagiku. Akan tetapi malam ini, malam ini aku mampu memberikan penampilan terbaikku sebelum aku benar – benar akan hiatus untuk mendaftar wajib militer dibulan Mei nanti. Semua member saling mengaitkan lengan satu sama lain, membungkukan tubuh kami sebagai ucapan syukur untuk kesuksesan show kami malam ini.

            Saat tirai benar – benar ditutup, aku berlari menjauh dari semua dongsaengku. Mencari keberadaan kekasihku yang kini sibuk menata perlengkapan make up yang biasa ia pakai untuk mendandaniku. Kupeluk tubuhnya dari belakang, membuatnya mematung dengan kelakuanku.

            Waeyo?” Ucapnya sambil mengelus lembut lenganku yang melingkar ditubuhnya. Kusandarkan wajahku dibahunya, menyesap aroma vanilla yang menyeruak wangi menggelitik saraf penciumanku.

            Anni. Aku hanya merindukanmu,” Kataku seraya melepaskan pelukanku. Membalikan tubuhnya agar sejajar denganku.

            “Apakah ada sesuatu yang aku lewatkan hari ini, chagi?

            “Melewatkan apa?” Tanyanya heran. Hyun Hoon nampak bingung dengan tingkahku kali ini. yeoja cantikku ini hanya mengernyitkan dahinya, mencoba mencari jawaban dari kebingungannya itu.


Aku akan mengatakannya padamu
Aku tahu tanpamu
Tanpamu, aku merindukanmu
Aku akan abadi untukmu
Harapan dan hasratku
Cintaku yang tumbuh lebih dalam
Aku tak bisa menyembunyikannya lebih lama
Kau milikku


Hatiku akan memilikimu dan takkan ku lepaskan
Bisakah kau merasakannya?
Sebelum semuanya terlambat
Sebelum aku menjadi tua
Bisakah kau mempercayaiku?


Aku tahu hatimu
Belum bisa berada di sisiku
Bolehkah aku memanggilmu milikku?

            Saranghae,”

            “Blushh…” Kembali, untuk kesekian kalinya wajah kekasihku ini memerah. Ah…padahal aku sering sekali mengucapkan kalimat ini padanya. Apakah kau begitu mencintaiku Hoonie? Aku…aku bahkan lebih mencintaimu.

            Oppa?” Hyun Hoon masih terlihat bingung.

            “Aku mencintaimu,” Bisikku lembut.

            “Mengapa kau tiba – tiba mengata…eummm”

            Kugantungkan kalimatnya, mengunci bibirnya dengan bibirku. Menggodanya dengan lumatan kecil nan lembut yang aku ciptakan. Memerhatikan kelopak matanya yang terpejam indah saat kusesap dalam bibir cherrynya itu.


Bersama kita hitung
Satu…
Dua…
Tiga…


            Aku mencintaimu. Satu detik, ah tidak! Satu hari bahkan seribu tahunpun hasrat cintaku, perasaanku padamu akan tetap sama seperti hari ini. aku mencintaimu dan akan menjadikanmu satu – satunya yeoja yang membuatku bahagia. Mencintaimu adalah kebutuhanku, sama seperti saat aku membutuhkan oksigen untuk bernafas, sama seperti saat aku membutuhkan makan dan minum untuk tetap membuatku hidup. Jika saja ada kata yang lebih dari itu. maka akulah orang yang pertama kali akan menggunakan itu. Aku sangat mencintaimu! Bahkan aku seperti kehilangan kewarasanku saat aku mencintaimu.

            Geudaereul aju mani geudael michidorok saranghago shipeo


_FIN_

Kya…FF apa ini T__T semua kalimatnya buruk dan berantakan. Mian..jika sesudah membaca FF ini reader jadi merasa mual dan ingin muntah. Ini adalah FF aneh dari sekian FF aneh yang saya buat, dan semoga FF ini tidak menimbulkan efek samping yang berlebihan. Saya adalah author yang masih dalam tahap belajar dan akan selalu seperti itu, dan terus menantikan kritik dan saran yang membangun dari reader agar saya lebih baik lagi dalam membuat karya yang lainnya. Gomawo, sudah menyempatkan waktu kalian untuk membaca FF aneh ini ^^ *kecupsatu-satu.

No comments:

Post a Comment