Monday, September 1, 2014

FICLET [Last Second] By. Mrs Lee



Title                : Last Second

Author            : Mrs. Lee

Cast                : Kim Jong Woon
                         Lee Hyuk Jae
                         Park Ji Joon (OC)

Genre             : AU, Sad.

Rated              : PG-15

Length            : Ficlet

Disclaimer      : All cast IN this story is mine. The idea, plot and setting are purely came from my brain and my imagination :D
Ficlet ini dibuat untuk project FFD ke 2 dengan tema Pancake and Cappucino. Thanks to all the reader and if you don’t mine please give me your review about this Ficlet. Deep Bow ^^

                                                                   
 STORY BEGIN


Seorang yeoja tengah sibuk merias wajahnya kemudian mematut  dirinya dengan beberapa dress didepan kaca besar disudut kamarnya yang didominasi warna kuning cerah dan turquoise. Gadis itu bernama Park JiJoon, berusia 23 tahun. Dia bekerja sebagai seorang designer setelah lulus dari sebuah sekolah design 1 tahun lalu. Gadis itu sesekali menggumamkan lagu bahagia. Dia mengenakan dress chifon berwarna peach, gadis berpipi chubby itu merias wajahnya dengan sederhana dan terlihat natural. Meskipun begitu, hal itu tidak mengurangi kecantikannya. Ji Joon menyambar tas hitam chanel kesayangannya dan keluar dari kamarnya. Langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya.



"Joon-ie sayang, kau mau pergi kemana em?" Tanya sang Eomma yang entah muncul dari mana. Wajahnya tampak berseri-seri membawa buket bunga yang cukup indah. Eomma-nya memang cukup ahli dalam urusan merangkai bunga.



"Oh, Eomma. Em.. Aku akan bertemu temanku sebentar."






"Besok adalah hari pernikahanmu, lebih baik kau beristirahat sayang"


"Arraseoyo eomma, aku hanya pergi sebentar saja. Oppa juga akan menjemputku nanti."


"Geure, joshimhae sayang. Segera pulang setelah urusanmu selesai" Ji Joon mengecup pipi Eomma-nya sekilas dan berlari-lari kecil keluar dari rumahnya. Rumahnya yang biasanya lengang karena hanya dihuni dirinya sendiri dan kedua orangtuanya, hari ini terkesan ramai. Banyak orang berlalu-lalang terutama di kebun belakang rumahnya. Disana akan diadakan pesta jamuan kecil setelah pernikahannya besok. Rumahnya kini didominasi segala sesuatu yang bertema broken white. JiJoon kemudian cepat menghilang ke dalam taxi yang sudah dipesannya beberapa menit yang lalu.


***


Ji Joon sampai disebuah apartement, dia menyapa security yang sedang berjaga layaknya penghuni apartement itu. Keakraban itu terjalin secara alami karena intensitasnya mengunjungi tempat itu. Dia bergegas naik ke lantai 3 Main Building Block C melalui lift khusus penghuni apartement. JiJoon bisa melakukannya, ya karena dia memiliki key-in password salah satu apartement.


Ji Joon sampai di lantai yang ditujunya. 306A adalah apartement yang ditujunya. Dia menekan beberapa angka kombinasi password di pintu masuk  dan membuka pintu. Memasuki rumah itu sangat terasa berbeda. Tidak ada lagi sofa besar dan smart TV tempat biasa dia menghabiskan waktu. Hanya tersisa kotak kardus yang sudah terkemas rapi dan siap dipindahkan. Sesaat terdengar langkah kaki mendekat.


"Joonie-ya, kau sudah datang?" Ji Joon, mereguk ludahnya susah payah berusaha tersenyum dan datang mendekat ke arah suara.





"Aku datang Oppa," ujarnya ceria. "Kau memasak sesuatu?" tanyanya memeluk namja itu dari belakang.



"Ne, duduklah. Tunggu sebentar. Aku hampir menyelesaikannya" JiJoon duduk dengan patuh di meja makan yang menyatu dengan dapur. Dia bisa melihat dengan jelas punggungnamja itu, kesibukannya memasak. Aroma wangi kayu manis tersebar memenuhi indra penciumannya.





"Kau membuat pancake untukku, Oppa ?"





"Aku bertaruh kau belum sarapan," ucap pria itu tersenyum memandang JiJoon sekilas.





"Kau sudah berkemas?" Kali ini dia tidak menjawab.





"Oppa," JiJoon mengerjapkan matanya beberapa kali berusaha menghalau airmatanya untuk jatuh.





"Cha, pancake dan chappuchino hangat untukmu. Makanlah" Ji Joon meraih garpu yang disodorkan namja-nya itu. Kim Jong Woon nama kekasihnya itu, pria yang sangat disukainya sejak 5 tahun lalu. Gadis berambut ikal berwarna karamel itu menyuapkan potongan besar pancake dengan sirup maple itu ke dalam mulutnya. Mengunyahnya, menundukkan kepalanya menyembunyikan airmatanya. Dia menyesap capuchino-nya. Airmatanya semakin deras mengalir, saat Jong Woon yang duduk tepat didepannya membelai rambut halusnya.





"Makan yang  banyak chagi. Ini adalah pancake dan cappuchino terakhir yang bisa kusajikan untukmu." Punggung Jong Woon bergetar. Dia menangis. Untuk pertama kali dalam hidupnya Ji Joon melihat pria itu menangis begitu sedih.





"Oppa..."





"Makanlah.. Mianhae, besok adalah hari besar untuk kita, maafkan aku seperti ini. "Ji Joon menggenggam tangan hangat pria itu, kemudian berdiri memeluknya. Menghirup sebanyak mungkin aroma khasnya.





"Uljima chagi, kau terlihat sangat cantik hari ini" ucap Jong Woon mengamati Ji Joon lekat dari puncak kepala hingga kakinya.





"Aku mempersiapkan diriku hari ini, agar Oppa mengingatku dalam bentukku yang paling cantik" Ji Joon menundukkan kepala, menyembunyikan pipinya yang selalu merona saat Jong Woon menatapnya lekat.





“Hari ini, kemana kita akan pergi?” Ji Joon menggeleng. Dia tidak ingin pergi kemana-pun. Dia hanya ingin menghabiskan waktunya bersama Jong Woon.





***





Matahari mulai tenggelam menyisakan semburat jingganya mewarnai sore itu, Ji Joon masih berada disana duduk disatu-satunya sofa yang tersisa di apartement itu memeluk Jong Woon tidak melepaskannya. Ji Joon itu menolak untuk pergi kemana-pun dan berkeras hanya ingin berada di rumah. Yang dilakukannya hanyalah menatap Jong Woon dan berada dekat dengannya.





Chagi,” panggil Jong Woon membelai pipi Ji Joon lembut.





“Eum..”





"Saatnya pergi seseorang sudah menjemputmu didepan" Jong Woon menatap seklias layar smartphone-nya.


Keduanya beranjak dari duduk nyaman mereka, Jong Woon menggenggam tangan Ji Joon erat sebelah tangannya membawa handbag Ji Joon. Keduanya berdiri di depan pintu apartement.  Ji Joon, harusnya dia bahagia mengingat besok adalah hari pernikahannya.



“Hyuk Jae-sshi, maaf membuatmu datang.” Jong Woon menyerahkan handbag Ji Joon pada pria yang berdiri dihadapan mereka.





Gwaenchana, Jong Woon-sshi. Ini tugasku”





Jong Woon mengalihkan pandangannya pada Ji Joon yang berdiri dibelakangnya “Joonie-ya, berjanjilah padaku kau akan berbahagia dan berusaha mencintai Hyuk Jae-sshi sebesar kau mencintaiku. Jangan membuatku merasa berdosa karena menghalangi kebahagiaanmu. Aku cukup merasa bahagia dengan bisa mencintaimu selama 5 tahun ini.” Jong Woon memeluk Ji Joon erat untuk terakhir kalinya. Membiarkan yeoja itu menangis tersedu di pelukannya.





Jong Woon menarik nafasnya dalam dan berkata, “Hyuk Jae-sshi, aku percaya kau akan bisa membuat Ji Joon bahagia. Tolong jaga dia seperti kau menjaga dirimu sendiri.” Ucap Jong Woon menyerahkan tangan Ji Joon yang sejak tadi digenggamnya.





Hyuk Jae mengangguk, tanpa Jong Woon memintanya-pun dia akan menjaga dan mencintai Ji Joon dengan seluruh hidupnya. Yeoja yang besok akan menjadi pendampingnya itu sudah merebut hatinya sejak dia belum pantas mengenal cinta.





Ji Joon menghapus airmatanya dan berusaha tersenyum menatap Jong Woon, dia tidak mau Jong Woon mengingatnya sebagai yeoja yang sedang menangis sedih. Dia akan selalu mengingat pancake dan cappucino terakhir Jong Woon. Dia masih mengingat jelas rasanya, dia akan selalu mengingat tekstur lembut pancake dan hangat cappucino itu seperti sosok Jong Woon yang dikenalnya. Lembut,  hangat  dan selalu mencintainya.





“Aku akan berbahagia seperti yang kau inginkan Oppa. Hiduplah dengan baik Oppa, aku yakin Oppa akan menemukan seseorang yang mencintaimu sebesar aku mencintai Oppa,” bisik Ji Joon pada Jong Woon terakhir kali sebelum dia benar-benar meninggalkannya dan memulai sesuatu yang baru bersama Hyuk Jae.






END

No comments:

Post a Comment