Tittle
: “Secret Box”
Author
: Shippa Kim
Main
cast :
·
Lee Hyuk Jae
·
Park Ji Joon as Lee Ji Joon (OC)
Genre
: Romance/a bit little sad/comfort (dan satu genre yang saya rahasiakan, jadi
yang masih penasaran mending di baca dan bisa menyimpulkan sendiri satu
genrenya itu apa ^^)
Length
: Oneshoot
Rated
: T
A/N
: Selamat membaca sayangku, saya gak mau banyak bacot, hanya mau menyampaikan
ucapan terima kasih terlebih dahulu kepada dua sahabat saya Sagari Nilamsari
dan Rafika Nur Jannah yang udah mereview FF ini.
Warning
: Yang jelas tolong siapa pun yang kena tag atau tak sengaja nemu FF ini di
beranda, saya mohon DENGAN SANGAT ketika berkomentar bisa ‘kan menggunakan
bahasa yang enak di baca? Saya capek berurusan dengan orang yang tidak tahu
cara BERETIKA yang baik. Ngomong seenak idungnya sendiri, gak mikirin perasaan
orang lain T___T nah…yang niatnya masih mau hina saya, silahkan lewat inbox
ya…kita bicara layaknya orang yang tau cara beretika ^^ saya menerima kritik,
tapi kritik yang fokus pada tanda baca, TYPO dan salah dalam pengetikan FF ini
saja. Terima kasih sayang :*
©Secret Box – Shippa Kim Story line
♥
Jika
di ibaratkan dua kutub magnet, Hyuk Jae dan Ji Joon bukanlah dua kutub yang
berlawanan, dimana ada utara dan selatan.
Sebaliknya,
Hyuk Jae dan Ji Joon hanyalah satu kutub magnet.
Hyuk
Jae dan Ji Joon adalah sama-sama kutub utara. Dimana keduanya tidak akan pernah
pergi berlawanan arah. Mereka akan tetap bersama, menikmati indahnya bunga
cherry blossom di musim semi. Menikmati hangatnya sang mentari di kala musim
panas menyapa. Dan sekedar bermain lempar salju di tengah indahnya musim
dingin. Atau menghabiskan waktu bersama mengumpulkan daun-daun kering di saat
musim gugur itu menghampiri.
Bagi
Hyuk Jae, Ji Joon adalah satu-satunya orang yang mampu membuat dunianya
berputar dua kali lipat lebih indah.
Begitupun
dengan Ji Joon, tidak ada hal paling indah di dunia ini selain Hyuk Jae.
Kehidupan
itu berjalan terus menerus. Layaknya poros roda yang di putar, layaknya bumi
yang terus berputar mengelilingi matahari.
Begitupun
Ji Joon dan Hyuk Jae. Lambat laun, perlahan namun pasti…kisah di antara mereka
akan usai. Tali cinta itu perlahan akan memudar.
Akan
ada waktunya dimana mereka harus memilih, dan…inilah waktu itu.
♥
-Korea Selatan, 2033-
TRING
Dua
jam lamanya. Ingat dua jam! Hyuk Jae menunggu seseorang di dalam café
favoritnya dan…Ji Joon. Sebuah café beraksen Eropa klasik, café yang selalu
mereka kunjungi hampir setiap harinya. Menghabiskan waktu berdua, mengobrol ini
dan itu, saling berdebat—hingga adu mulut mengakhiri semuanya.
Tapi
itu tidak lama. Hey…siapa yang betah berlama-lama mengacuhkan gadis manis di
hadapannya itu. walaupun Ji Joon kerap kali yang memicu pertengkaran di antara
mereka terjadi, akan tetapi orang yang pertama kali melontarkan permintaan maaf
itu…siapa lagi jika bukan Hyuk Jae. Lalu keduanya akan kembali rukun, kembali saling
mengejek;seperti pasangan pengantin baru.
TRING
Kembali,
untuk kesekian kalinya lonceng di atas pintu café tersebut berbunyi. Dan untuk
kesekian kalinya pula Hyuk Jae melongokan kepalanya kearah pintu, berharap jika
itu Ji Joon-nya.
“Hufh.”
Ia
melenguh kesal. Bagaimana bisa seorang Hyuk Jae dengan setianya menunggu
seseorang hampir 2 jam?
Bisa!
Dan jawabannya adalah Ji Joon.
Ji
Joon lah yang bisa membuat Hyuk Jae rela mengantri hotdog selama 3 jam lamanya di kedai dekat universitas sepulang
kuliah.
Ji
Joon pula yang mampu membuat Hyuk Jae meloloskan kalimat “Iya”, “Tentu saja”
atau bahkan “Untukmu aku akan melakukan apapun”.
Hebat
bukan? Tapi hal yang perlu di ingat, Ji Joon bukanlah seorang mentalis yang
bisa menghipnotis orang agar bisa ia peralat.
Ji
Joon hanyalah Ji Joon. Gadis manis dengan rambut cokelat caramelnya yang unik.
Sepasang bola mata bulat bak purnama, jemari mungil nan lentik, serta tubuh
tinggi semampainya. Dan jangan pernah melupakan sesuatu, jika Ji Joon itu
pintar beraegyo…sehingga Hyuk Jae akan
mudah luluh ketika gadis itu melakukan “Buing-Buingnya” yang lucu dan
menggemaskan.
TRING
Akhirnya…
Ji
Joon datang, Hyuk Jae bagaimana? Tentu saja ia bahagia, tak lupa pria tampan
itu pun memberikan senyuman gummy smile
terbaiknya di hadapan Ji Joon.
“Kemana
saja nona tukang telat? Apa tiba-tiba kau terkena amnesia, lalu melupakan jika
ada kencan denganku?”
Hyuk
Jae akan berpura-pura kesal, melipat lengan di dada bidangnya. Maka…Ji Joon
sudah pasti akan melakukan jurus aegyo
andalannya;mengepalkan kedua tangan di antara pipi bakpaonya, bola mata
bulatnya pun akan terlihat seperti puppy
yang merajuk meminta belas kasihan dari sang tuan. Lalu Hyuk Jae? Tentu saja
pria tampan itu akan segera luluh dan memalingkan wajahnya—dengan senyum
merekah di bibir kissablenya.
“Maafkan
aku…jangan marah, jika kau marah aku akan mengutuk diriku.”
Ji
Joon mempoutkan bibirnya, merasa
bersalah sudah pasti terjadi. Bagaimana bisa ia membiarkan Hyuk Jae-nya
menunggu hampir 2 jam.
“Jangan
seperti itu, kau terlihat sangat jelek, honey.
Nah…seperti ini terlihat cantik.”
Hyuk
Jae untuk kemudian menarik tangannya menuju bibir semerah cherry tersebut,
menarik belahan bibir ranum itu agar tersenyum. Sangat indah dan Hyuk Jae
begitu terpesona.
“Apa
yang kau makan selama menungguku? Apakah velvet strawberry itu akan kau biarkan
saja?”
Ji
Joon memotong satu suapan kecil pada velvet strawberry di hadapan Hyuk Jae.
Kemudian tangannya memerintahkan bibir kissable
itu menyambut makanan manis nan lembut tersebut untuk segera dinikmati.
“Bagaimana?”
“Semakin
enak jika tanganmu yang menyuapi.”
“Dasar
manja.”
Keduanya
terkikik bersamaan dengan Hyuk Jae menyambut senang manakala satu suapan velvet
strawberry itu mulai menari-nari di lidahnya.
“Ingin
memakannya juga?”
Ji
Joon menggeleng lembut, “Tidak akan pernah lagi. Aku tidak mau tubuhku gemuk
gara-gara benda menjijikan itu.” Cibir Ji Joon menatap horror makanan manis
tersebut.
Hyuk
Jae tertawa lepas, sebab Ji Joon-nya paling anti bahkan bermusuhan dengan
makanan manis. Alasannya sederhana, ia tidak mau tubuh indahnya itu bergelambir
oleh timbunan lemak.
“Mana
boleh seperti itu. lihatlah…velvet strawberry ini akan menangis jika kau tidak
mencicipi barang sedikit saja.”
“Cihh!
Mana ada makanan yang akan menangis jika tidak di makan? Kau berlebihan, honey. Ingat! B-E-R-L-E-B-I-H-A-N,” Ucap
Ji Joon dengan penuh penekanan.
Kembali,
Hyuk Jae tertawa lantang. Hey…apakah gadisnya itu kini merubah cita-citanya
menjadi seorang komedian? Atau Ji Joon-nya itu memang punya bakat terpendam
untuk melawak?
Hyuk
Jae mengelus lembut surai indah gadis itu. merapikan setiap helai anak surai
yang menghalangi wajah cantiknya.
“Akan
kemana hari ini? Bagaimana jika kita menghabiskan waktu dengan bersepeda di
taman. Kau tahu musim gugur akan sangat indah jika dinikmati dengan bersepeda.”
Ji
Joon mengangguk pasti. “Baiklah, tapi aku hanya ingin menggunakan satu sepeda
saja. Kau harus memberiku tumpangan. Aku ingin duduk di depan, bukankah itu
akan terlihat sangat romantis?”
Ayo
lah…biarkan gadismu itu berangan-angan indah, Lee Hyuk Jae.
Biarkan
dia larut dalam kebahagiaan untuk hari ini, sebelum…
“Baiklah,
untukmu…honey. Ayo?”
Tangan
Ji Joon secara spontan melingkar di lengan kokoh Hyuk Jae.
TRING
Lonceng
di pintu café itu berbunyi, di iringi langkah dua manusia yang terus menerus
menyunggingkan senyum merekah di wajah mereka.
—begitu
indah.
♥
Kau tahu pelangi itu memiliki tujuh
warna…
Seperti itulah aku mencintaimu,
seperti tujuh warna di dalam pelangi.
.
Hyuk
Jae dan Ji Joon telah sampai di taman kota, tempat dimana keduanya akan
menghabiskan waktu mereka. Dengan sepeda yang mereka sewa, selanjutnya Ji Joon
sudah siap duduk di depan, duduk menyamping dengan sweater Hyuk Jae sebagai alas duduknya.
“Kau
siap, honey?”
“Tentu
saja, let’s go!”
Kayuhan
pertama, semua berjalan lancar tanpa kendali. Semilir dingin angin musim gugur
menggelitik indera perasa mereka, mengalirkan rasa dingin melalui pori-pori
kulit. Dengan background gugurnya daun cherry
blossom, bukankah itu sangat indah—tentu saja romantis.
“Pelan-pelan
kataku, kau mau membuat kita terjatuh, eoh?”
PUK
Hyuk
Jae memukul kepala Ji Joon, berisik sekali gadis itu. Menurut Hyuk Jae teriakan
Ji Joon itu seperti anak ayam yang kehilangan induknya “piak-piak”, berisik.
“Berisik
sekali anak ayamku ini. Kucium jika kau masih berceloteh.”
PLETAK
“Dasar
pervert! Mana sudi bibirku yang seksi
ini terjamah oleh bibir seperti itu, cihh!”
“Narsis.”
“Lantas
mengapa kau menyukaiku yang narsis ini, tuan Lee?”
Apa
perlu Hyuk Jae mengatakannya?
Alasan
apa yang membuatnya begitu menyukai Ji Joon-nya itu?
Sangat
sederhana, dengan lantang Hyuk Jae akan menjawab. “Sebab kau adalah kau, Lee Ji Joon. Dan aku menyukai Lee Ji Joon”.
Sederhana
bukan, jawaban macam apa itu? ambigu… dan Ji Joon cukup lelah dengan alasan
Hyuk Jae yang hanya itu-itu saja.
.
.
.
Dua
jam lamanya mereka mengelilingi pepohonan rimbun itu dengan bersepeda.
Terkadang saling mengejek, atau Hyuk Jae akan mencuri ciuman di pipi Ji Joon.
Dasar Hyuk Jae! Apa tidak melihat jika semburat merah itu menghiasi pipi bakpao
Ji Joon-nya.
“Sudah
sore, apakah kau masih ingin bersepeda?”
Hyuk
Jae menghentikan laju sepedanya, berhenti tepat di depan pohon cherry blossom yang hampir tidak
berdaun.
“Kita
duduk dulu saja disini, rasanya aku tidak ingin pulang.”
“Jangan
bilang masih merindukanku, eoh?” Goda Hyuk Jae.
Ji
Joon turun dari sepeda, kemudian ia menjatuhkan tubuhnya dan bersandar di
batang pohon tersebut.
“Kemarilah!
Aku ingin memelukmu tuan gigi.”
Panggilan
sayang apalagi yang diberikan Ji Joon untuk Hyuk Jae. “Tuan gigi”, itu bukan
panggilan sayang, melainkan lebih seperti sebuah ejekan. Tapi…Ji Joon tidak pernah
sembarangan memberikan panggilan sayang itu untuk Hyuk Jae-nya. “Tuan gigi”
pernah ada sejarahnya, sewaktu kecil…Hyuk Jae pernah berjanji jika ia akan
menjadi dokter gigi yang hebat. Kenapa demikian? Sebab dulu, Ji Joon mempunyai
riwayat sakit gigi. Maka dari itu Hyuk Jae pernah bercita-cita seperti itu.
“Aku akan menjadi dokter gigi
hebat, setelah itu aku akan menyembuhkan sakit gigimu dengan peralatan magicku,
Joon-ie.”
Menggelikan…tapi
tidak untuk Ji Joon dan Hyuk Jae. Sebab romansa itu benar-benar indah jika di
ingat. Kenangan manis yang akan mereka simpan di kotak rahasia, dan jika suatu
saat mereka merindukan satu sama lain, maka kotak rahasia itu akan mereka buka
bersama-sama.
“Aku
mencintaimu, Ji Joon.”
“Aku
tahu, dan aku juga mencintaimu. Kau tahu…bahkan cintaku lebih besar daripada
cintamu padaku.”
“Benarkah?”
“Eummm,
tentu saja. Apa perlu aku buktikan?”
Hyuk
Jae mengangguk pasti, dan tentunya senyuman indah merekah di bibirnya.
CHU
Kecupan
manis itu mendarat pada kelopak mata Hyuk Jae yang tertutup.
“Jika
aku menciummu pada kelopak mata, itu artinya aku merindukanmu.”
CHU
Kecupan
manis kembali mendarat pada kedua pipi Hyuk Jae.
“Dan
jika aku menciummu pada kedua pipi, maka itu artinya aku sangat
menginginkanmu.”
CHU
Kecupan
kembali mendarat di bibir kissable
Hyuk Jae. Sangat lembut, bahkan lebih lembut dan manis melebihi velvet strawberry
kesukaannya.
“Lalu
jika kau menciumku di bibir, itu artinya apa?”
Hyuk
Jae yang kali ini bertanya. Sementara Ji Joon yang masih menangkupkan tangan di
kedua pipi Hyuk Jae hanya tersenyum lembut.
“Itu
artinya aku begitu mencintaimu, idiot.”
“Terima
kasih sudah mencintai orang idiot
ini.”
Keduanya
tersipu malu di iringi dengan semburat merah di belahan pipi masing-masing.
Musim gugur yang indah menjadi semakin indah dengan kebersamaan mereka.
“Aku
tidak akan melupakan hari ini.”
“Begitupun
aku.”
♥
Ini
adalah detik-detik dimana mereka harus berkata “Kita akan berakhir sampai
disini”
Kenapa
demikian? Karena ikatan cinta itu sesungguhnya tidak boleh terjadi di antara
Hyuk Jae dan Ji Joon.
Apanya
yang salah? Jelas saja itu salah…karena mereka adalah…
—sepasang
saudara kembar.
Terlahir
dari rahim seorang wanita yang sama, memiliki aliran darah dari pria yang sama.
Dari satu sel telur, berbagi air susu yang sama. Menangis, memakai barang yang
sama dan…hanya jenis kelamin mereka saja yang berbeda. Akan tetapi dengan
berbedanya jenis kelamin, bukan berarti mereka bisa menerobos batas yang Tuhan
ciptakan.
Tuhan
memang yang menciptakan cinta. Sebuah rasa ketertarikan kepada lawan jenis.
Tidak
salah bukan? Yang salah adalah orang yang salah mengartikan cinta.
Tautan
tangan mereka terlepas tepat setelah Hyuk Jae dan Ji Joon sampai di depan pintu
rumah yang mereka tempati bersama dengan ke dua orangtua mereka tentunya.
“Akhirnya
sampai juga, apa kau sudah siap, honey?”
Ji
Joon mengangguk pasti. Tidak ada keraguan yang terlihat di kedua bola mata
purnamanya itu. jika Ji Joon yakin, maka Hyuk Jae pun akan lebih yakin untuk…
—melepas
Ji Joon bersama orang lain.
“Masuklah, honey. Jangan membuat pangeranmu
menunggu terlalu lama.”
Ji
Joon kembali mengangguk, perlahan jemari mereka terpisah. Tidak ada yang
tersakiti disini, keduanya sama-sama bahagia. Dengan dunia baru yang akan
mereka mulai, dan dengan orang baru dalam kehidupan mereka.
Di
dalam sana, seorang pria tampan tengah menunggu Ji Joon. Pria bernama Kim Young
Woon, seorang pengusaha muda yang akan menjadi pendamping hidup Ji Joon-nya
kelak.
“Terima
kasih banyak, Oppa. Hari ini adalah
hari terindah seumur hidupku.”
Ji
Joon mengecup lembut pipi kiri Hyuk Jae, sebuah kecupan perpisahan lebih
tepatnya. Perlahan tubuh mungil gadis itu menjauh dari hadapannya. Hyuk Jae
dapat melihat betapa bahagianya Ji Joon saat memeluk erat tubuh Kim Young
Woon-nya itu.
Dan
Hyuk Jae juga dapat mendengar celotehan manja Ji Joon pada calon suaminya
tersebut. “Apa oppa membawa oleh-oleh
untukku? Cepat berikan!” Dasar Ji Joon, selalu seperti itu.
Dan
detik berikutnya seseorang kini mengapit lengan Hyuk Jae. Seorang wanita muda
lebih tepatnya.
“Apakah
kau hanya ingin menjadi penonton saja, baby.
Tidak mau bergabung juga?”
CHU
Hyuk
Jae mendaratkan satu kecupan manis di bibir wanita muda tersebut. “Apa kau mau
menemaniku bergabung bersama mereka sayang?”
“Tentu!
Ayo?”
Dan
jika kalian berpikir bahwa Hyuk Jae akan menikmati sisa hidupnya dengan hati
yang patah. Kalian salah besar. Sebab di sampingnya kini ada seseorang yang
selalu setia memberinya bahu untuk bersandar. Menjadi teman berbagi suka dan
duka, menjadi partner hebat dalam
berhubungan “ini dan itu”, serta pelangi yang akan mewarnai kehidupan Hyuk Jae
mulai saat ini.
—dialah
Yoon Ji Hyun.
.
.
Seperti kata Hyuk Jae dan Ji Joon.
Kenangan manis itu akan mereka simpan di kotak rahasia, dan jika suatu saat
mereka merindukan satu sama lain, maka kotak rahasia itu akan mereka buka
bersama-sama.
-FIN-
Bagaimana? Masih absurd? Ambigu
atau bahkan aneh?
Silahkan tuangkan unek2 kalian di
komentar, jangan lupa beri saya ciuman mesra ^^
No comments:
Post a Comment