Title : Stay With Me
Author : Mrs. Lee
Cast : Lee Hyuk Jae
Park Ji Joon (OC)
Genre : AU/Little bit sad/Crime/Romance
Rated : PG-17
Length : Ficlet
Disclaimer : All cast in THIS story is mine. The idea, plot and setting are purely came from my brain and my imagination :D
Thanks to all the reader and if you don’t mine please give me your review about this Ficlet. Deep Bow ^^
=== STORY BEGIN ===
“Mommy! Daddy!” jerit Ji Joon di alam bawah sadarnya yang juga tanpa disadarinya itu juga dilontarkan secara nyata. Berulangkali JiJoon - nama gadis itu berteriak di dalam tidurnya.
“Brakk!” pintu kamar Ji Joon yang didominasi warna kuning lembut itu terbuka dengan kasar, pertanda orang yang membukanya pintu itu sedang tergesa atau lebih tepatnya panik dalam hal ini.
Dengan cepat seorang pria berjalan melintasi kamar yang cukup luas itu dengan langkah kakinya yang lebar. Dia duduk di tepi tempat tidur kemudian menopang sebagian tubuh gadis yang sedang berteriak itu. Wajah Ji Joon penuh dengan peluh, begitu juga tubuhnya. Keringat yang muncul mengalir dari dahinya menuruni pelipis, pipi, leher kemudian menghilang dibalik baju tidur yang dikenakannya. Nafasnya tersengal seakan seseorang menghalanginya untuk bernafas. Air matanya mengalir disudut matanya, sesekali dia terisak diantara teriakan-teriakannya memanggil kedua orangtuanya.
Pria itu menelan ludahnya panik melihat ekspresi ketakutan yang nampak jelas tergambar pada wajah gadis itu. Dia lantas menggoncangkan perlahan tubuh mungil Ji Joon memaksanya untuk bangun. Tangannya bergerak menghapus titik-titik keringat yang membanjiri wajahnya, sambil terus memanggil namanya.
“Joon-ie, bangunlah.” Begitu pria itu memanggil Ji Joon. Sekali lagi pria itu mengusap air mata dan keringat yang bersatu disisi wajah Ji Joon.
Dia menarik tubuh Ji Joon sedikit lebih ke atas, membuat posisi Ji Joon yang semula tertidur menjadi setengah duduk didepannya. Dia menyelipkan tangannya diperut gadis itu dan menyandarkan kepalanya didada bidangnya. Menggoyangkan kepalanya lembut berusaha kembali membangunkan Ji Joon dari mimpi buruknya.
“Umm... Mom, Dad” ujarnya membuka matanya perlahan.
Ji Joon masih berusaha mengatur nafas, menarik dalam-dalam oksigen lewat indra penciumannya dan berulang kali mengerjapkan matanya.
“Hyuk Jae-sshi” panggil gadis itu lemah, tangannya bergerak menggenggam lengan Hyuk Jae yang masih melingkar diperutnya. Dia berpegangan pada lengan kokoh Hyuk Jae seakan takut Hyuk Jae juga akan menghilang seperti mimpinya.
“Joon-ie, ada apa? Another nightmare?” Hyuk Jae menggunakan sebelah tangannya untuk membungkus tubuh gadis itu yang menggigil. Hyuk Jae selalu berpikir apa yang sangat ditakutkannya sampai dia selalu bermimpi buruk setiap malam. Ji Joon masih diam tidak menjawab pertanyaannya, dia masih terisak. Hyuk Jae bisa merasakan air mata hangat Ji Joon jatuh di lengannya.
“Aku disini, apa yang terjadi? Katakan padaku, aku mohon”
Hyuk Jae kini menyusupkan kepalanya dipundak gadis itu, menghirup aroma rambut ikal coklatnya yang beraroma khas percampuran bunga clayment-lily dan raspberry. Tubuh Ji Joon yang terasa tegang mulai melemas dan bersandar dengan nyaman di dada Hyuk Jae.
“Aku melihat Mommy dan Daddy. Aku ingat…”
“ Aku ingat se… setiap…”
“Shhhh… tenanglah sayang. Aku ada disini. Kau tidak perlu mengatakannya jika kau tidak bisa.” Hyuk Jae berbisik lembut di telinga kanan Ji Joon. Gadis itu menggeleng, dia menarik nafas panjang berusaha mengalahkan apa yang dirasakannya.
“Aku mengingat setiap detail saat aku kehilangan Mommy dan Daddy. Aku ingat semuanya. Aku ingat saat mobil kami meledak, aku ingat senyuman Mommy dan Daddy dengan wajah mereka yang berlumuran darah. Aku ingat ucapan terakhir mereka padaku. Mimpi itu selalu berulang, selalu sama.” Ji Joon kembali terisak bahunya bergerak naik turun.
“Aku berdosa pada mereka, harusnya aku juga ikut bersama mereka.” Tangisnya meledak semakin keras. Dia membalikkan tubuhnya dan menyembunyikan wajahnya didada Hyuk Jae, kali ini Ji Joon tidak berusaha menahan tangisnya. Ia menangis dengan keras membasahi bagian depan baju yang dikenakan pria itu.
Hyuk Jae menelan ludahnya dengan susah payah, seakan kerongkongannya menyempit. Dia menyandarkan dagunya dipuncak kepala Ji Joon, mengelus lembut punggung Ji Joon dengan frekuensi yang teratur menenangkannya, sambil menggumamkan kata maaf yang tidak pernah bisa diucapkan dibibirnya.
==OOO==
Ji Joon baru saja menyelesaikan tugasnya sehari-hari layaknya seorang istri pada umumnya. Laundry, menyapu, berbelanja, mengepel lantai, menyiram bunga-bunga kesayangannya juga mencuci piring. Gadis itu duduk dengan mangkuk berisi salad buah sebagai makan siangnya. Makan siangnya selalu terasa membosankan, Hyuk Jae hanya akan makan bersamanya pada pagi dan malam hari. Di siang hari dia menghabiskan waktu di kantornya. Hyuk Jae bekerja di kantor milik ayahnya, pria itu menggantikan posisi ayah Ji Joon sebagai direktur setelah menikah dengannya.
Hyuk Jae menjadi suaminya sejak hampir 4 bulan yang lalu, Hyuk Jae adalah pria yang menyelamatkannya dalam kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orangtua-nya. Ji Joon lahir dan tumbuh di Orlando salah satu kota indah di Florida yang merupakan negara bagian Amerika Serikat.
Ayah Ji Joon – Tuan Park atau yang sering disebut Ji Joon dengan “Daddy”, memiliki bisnis dalam bidang konstruksi. Pria pekerja keras itu memulai bisnisnya dari awal dan mendapatkan keberhasilan setelah bekerja keras selama bertahun-tahun. 3 tahun lalu keluarga besar Park kembali ke Korea dan memindahkan perusahaannya ke negara kelahirannya. Dia ingin satu-satunya putri kesayangannya itu hidup dengan nyaman dan aman di Korea. Tuan Park berpikir dengan kembali ke negaranya akan membuat keluarganya aman dan terbebas dari upaya jahat para competitor bisnisnya namun ternyata hal itu sangat salah. Dia dan istrinya meninggal dalam kecelakaan yang direncanakan, beruntung Ji Joon masih dapat terselamatkan.
Ji Joon berdiri mendengar suara decitan ban mobil yang seakan dipaksa berhenti seketika di halaman rumahnya. Gadis itu baru saja akan memakai sandal rumahnya dan melihat siapa yang datang ketika seseorang menerjang masuk dan memeluknya erat sangat erat.
“Kyaaa!!” jerit ji Joon kaget, mangkuk saladnya terjatuh diatas karpet bermotif bunga-bunga berwarna cerah. Iris mata coklat tuanya melebar melihat siapa yang memeluknya. Lee Hyuk Jae- suaminya sendiri. Bukan hal yang biasa Hyuk Jae memeluknya seperti itu dan tanpa meminta ijinnya.
Meskipun sudah menikah selama 4 bulan namun mereka tidak pernah melakukan hal yang lebih jauh dari pada berpelukan. Hal itu juga dilakukan Hyuk Jae hanya ketika Ji Joon bermimpi buruk. Ya, Hyuk Jae pernah mencium Ji Joon. Hanya 1 kali, dikeningnya dihari pernikahan mereka di depan para tamu undangan. Hyuk Jae juga menggunakan kamar yang berbeda, dia tidak ingin memaksa Ji Joon untuk bersamanya saat gadis itu belum siap. Dia tahu benar trauma yang dirasakan gadis itu.
“Hyuk Jae-sshi… Apakah terjadi sesuatu?” Pria itu hanya diam menggeleng sekilas, memperhatikan Ji Joon dari ujung kepala hingga kakinya memastikan gadis itu tidak terluka sedikit-pun kemudian kembali memeluknya.
“Hyuk Jae-sshi?”
“Maafkan aku, aku bereaksi terlalu berlebihan. Aku senang kau baik-baik saja.”
“Ada apa? Kau baik-baik saja?” Ji Joon balik bertanya terlihat khawatir, Hyuk Jae pria tenang yang dikenalnya terlihat sangat ketakutan saat itu. Hyuk Jae hanya menggeleng masuk ke dalam kamarnya.
===OOO===
Hyuk Jae bergidik setiap kali dia mengingat kata-kata ancaman yang dilontarkan Mr. Han – ketua kelompok jaringan pembunuh bayaran professional dan juga ayahnya sendiri. Beberapa tahun lalu Hyuk Jae diutus dengan misi membunuh keluarga Park tanpa menyisakan seorang-pun. Dan dalam kenyataannya Hyuk Jae, sniper professional itu jatuh hati pada putri sang korban. Hyuk Jae tidak pernah tahu bahwa Ji Joon adalah gadis yang tanpa sengaja ditemuinya di Orlando kemudian mencuri hatinya dulu saat pria ber- gummy smile itu menjalankan misinya disana.
“Meskipun kau anakku, aku tidak akan membuat pengecualian. Kita akan tetap melaksanakan permintaan klien. Anak perempuan Park, istrimu itu dia harus mati! Mengapa kau harus merasa bersalah? ini bukan pertama kalinya kau membunuh! Dan aku bertanya-tanya, bagaimana reaksi gadis itu seandainya dia tahu bahwa yang menyebabkan kedua orangtuanya mati adalah suaminya sendiri?!”
Kata-kata itu yang selalu terngiang dalam benak Hyuk Jae, seandainya dia melakukan investigasi mendalam sebelum melaksanakan misinya pasti hal ini tidak akan terjadi. Dia tidak akan membunuh keluarga orang yang dicintainya. Beruntung dia masih sempat menyelamatkan Ji Joon beberapa saat sebelum mobil yang dikendarainya meledak. Peluru yang dilesakkannya mengenai ban mobil yang dikendarai tuan Park dan menyebabkan kecelakaan parah.
“Hyuk Jae-sshi” panggil Ji Joon diantara celah pintu kamar Hyuk Jae yang terbuka. Mata bulatnya melihat Hyuk Jae yang tengah duduk ditepian tempat tidurnya.
“Apa sesuatu terjadi? Kau terlihat sangat berbeda.” Ucap Ji Joon berjalan takut-takut memasuki teritori Hyuk Jae.
“Ji Joon…” ucapnya lirih. Ji Joon mengulurkan tangannya menepuk bahu Hyuk Jae sekilas.
“Apakah jika aku melakukan hal yang sangat besar, melakukan kesalahan yang tidak terampuni kau akan memaafkanku?”
“Kesalahan? Kau tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Kau menolongku, menyelamatkanku dan melindungiku.”
Ji Joon kini berdiri dibelakang Hyuk Jae, mengalungkan lengannya di leher Hyuk Jae. Hyuk Jae menoleh ke samping, menghadap wajah Ji Joon yang hanya berjarak beberapa centimeter dari wajahnya. Wajah tampannya mengekspresikan wajah yang sendu, matanya dilapisi air bening yang siap terjatuh.
“Kau salah Ji Joon, itu semua salah. Aku akan mengatakan semuanya padamu.”
“Ssshhhh.. Hyuk Jae-sshi aku mohon berhentilah. Aku tidak peduli dengan masa lalumu. Jika memang itu buruk sangat buruk bagiku dan mungkin menyakitiku…” Ji Joon menarik nafas panjang, menatap mata Hyuk Jae tajam.
“Berhentilah, jangan katakan apa-pun padaku. Simpanlah kata-kata itu, simpanlah rahasia itu hingga ajal membawamu, aku hanya ingin mengingatmu sebagai pria yang menyelamatkanku, pria yang melindungiku, dan pria yang mulai kucintai.”
“Ji Joon… Aku sungguh berdosa” Pria itu menangis mengecupi lengan Ji Joon yang masih memeluknya dari belakang menunjukkan permintaan maafnya.
“Aku bersumpah, aku tidak akan membiarkan siapa-pun menyakitimu. Aku akan melindungimu, menjagamu dengan seluruh hidupku. Aku mencintaimu” Ji Joon mengangguk mengiyakan janji Hyuk Jae.
Ji Joon tahu apa yang sebenarnya terjadi sejak lama, sejak dia memutuskan untuk menikahi pria itu. Dia telah kehilangan semua orang yang dicintainya dan tidak ingin lagi kehilangan 1 cintanya yang tersisa.
Petir dan hujan badai yang mengamuk malam itu menjadi saksi saat Hyuk Jae dan Ji Joon menyecap keindahan dunia yang sebenarnya. Dalam derai airmata penyesalan dan kebahagian yang akan mereka ciptakan.
=== END ===
No comments:
Post a Comment