Title : “Cause You are My Life, Oppa-ya “
Author : Park JiJoon
Main Cast
- Lee Hyuk Jae
-Park Ji Joon
Genre : Romance
Length : Drabble
Warning : Drabble ini tercipta ditengah kegalauan, mendengar nampyeon saya tercinta sedang menjalani operasi mata hari ini*tabok Hyuk. Cepet sembuh Oppa chagiii*kecupkecup
Disclaimer : JoonHyuk is real, sah dunia akhirat kekekekekeke~~. The story belong to me, don't copy paste, HATE Plagiat..! Thanks for reading, don't like it just ignore it..!
Happy Reading
=== STORY BEGIN ===
Matahari
hanya memancarkan semburat sinar jingganya di sore itu, sinarnya tidak lagi
mampu menghalau udara dingin bulan February yang masih menyelimuti kota Seoul.
Nampak JiJoon duduk ditepi tempat tidur di dalam sebuah kamar yang didominasi
warna coklat muda dan semua benda didalamnya tertata sangat rapi. Disampingnya
terbaring seorang namja tampan, dengan wajah yang sedikit pucat. Rasa khawatir
jelas terlukis diwajah JiJoon, sejak beberapa jam yang lalu sedikitpun yeoja
itu tidak mengalihkan perhatiannya dari Lee HyukJae, namja dihadapannya itu.
JiJoon balas mengeratkan genggaman tangan
HyukJae yang bertaut di jemarinya erat. Mata namja itu terpejam, keringat
membasahi dahinya dan sesekali rahangnya mengeras bersamaan dengan genggaman
tangannya yang menguat. Namjanya, Lee HyukJae sedang bertarung melawan rasa
sakit pasca operasi matanya beberapa jam yang lalu. Entah apa yang membuatnya
berkeras melakukan operasi itu, padahal namja itu sangat membenci dokter dan
peralatannya terutama jarum suntik. Bagi JiJoon, tidak menjadi masalah baginya
jik namjachingunya memakai kacamata
ataupun contact lens.
“Oppa,
gwaenchana? Eodi appo? Neomu appa-yo?” tanya JiJoon khawatir untuk kesekian
kalinya. Namja itu hanya menggeleng, dan kembali mengeraskan rahangnya. JiJoon
sangat tahu itu bohong, diudara sedingin ini namja itu masih bisa berkeringat
begitu banyak dan ekspresi wajahnya benar-benar tidak bisa disembunyikan. Jijoon mengambil sapu tangan disakunya dan
mulai menyapukannya didahi HyukJae untuk menghapus keringat yang mengalir
disana.
“Wae-yo
Oppa? Kenapa kau melakukan operasi ini? Kau
tahu aku sangat benci melihatmu kesakitan.” Isaknya sambil kembali menyapukan
saputangannya perlahan.
“Bukan
suatu masalah bagiku, bahkan jika kau memang harus memakai kacamata, aku tidak
pernah mempermasalahkannya. Toh tanpa operasi-pun tidak mempergaruhi
kesehatanmu. Aku benci melihatmu menahan
sakit, apa kau tidak tahu aku sangat khawtir eoh?” Tangis yeoja itu akirnya
pecah, air matanya mengalir membasahi jemari sebelah tangannya yg masih bertaut
dengan jemari Hyukjae. Yeoja itu kemudian memalingkan wajahnya yang sedari tadi
menatap wajah namjanya itu dan menutup
mulutnya untuk menahan suara tangisnya.
Beberapa detik berlalu dalam kesunyian, JiJoon dan HyukJae hanya saling
terdiam seakan menyelami pikiran mereka masing-masing. Hanya terdengar suara
angin yang menderu menerpa jendela kamar HyukJae dan sesekali terdengar suara
isakan JiJoon.
“Mian..
Mianhae aku tidak banyak membicarakan semuanya denganmu karena hal inilah yang
kutakutkan akan terjadi.” HyukJae menghela nafas yang terasa berat didadanya,
kemudian melanjutkan ucapannya.
“
Aku membenci saat aku melukai hatimu dan membuatnya memaksamu meneteskan
airmata. Aku benci melihatmu menangis. Arra? “ Ujarnya masih dengan mata
terpejam. Sebelah tangannya meraba-raba untuk menemukan wajah Jijoon, karena
dokter masih melarangnya membuka matanya untuk beberapa saat. Kemudian dengan
jemarinya dihapus air mata yang masih mengalir dari ujung mata JiJoon.
“Aku
melakukannya agar aku bisa melihat dunia dengan lebih jelas dan baik sepertimu
dan orang-orang lainnya. Aku ingin melihat duniaku dengan jelas, kau adalah
duniaku. Apa kau tidak tahu?” kata-kata Hyukjae benar-benar membuat JiJoon
tertegun. Dibalik sikap masa bodohnya, namja itu begitu menyayangi dan
memperhatikannya, bahkan mampu melontarkan kata-kata seperti itu.
“Oppa..”
bisik JiJoon dengan suara tercekat, tidak mampu lagi melanjutkan kata-katanya.
“Gwaenchana,
nan gwaenchana chagi-ya. Hanya tetap tinggalah disisiku agar rasa sakit ini
berkurang. Aku tidak membutuhkan obat atau suntikan relieve pain apapun saat
kau ada disisiku. Dan tersenyumlah, karena itu adalah hal pertama yang ingin
kulihat saat aku pertama kali membuka mataku.” ucapnya perlahan, kemudian
membawa tangan JiJoon yang masih dalam genggamannya mendekati bibirnya dan
mengecupnya.
“Mianhae
Oppa, tidak seharusnya aku begini, seharusnya aku memberimu semangat dan
kekuatan bukan seperti ini…” desis JiJoon lirih, kembali terisak.
“ Aku
hanya sangat mengkhawatirkan keadaanmu. Boleh aku memelukmu?”
“Ne,
tentu saja chagi-ya.. “ Jijoon membungkukan badannya, dan memeluk erat namjanya
yang terbaring dihadapannya. Mendengar detak jantungnya dan merasakan harum
tubuhnya. Jijoon kembali mengeratkan pelukannya saat dirasakan, HyukJae mengecup
puncak kepalanya sayang seakan mengatakan dirinya baik-baik saja dan memerintahkannya untuk berhenti
khawatir karena semuanya baik-baik saja.
“Oppa..
berjanjilah padaku, kau tidak akan melakukan hal seperti ini tanpa
membicarakannya padaku dulu ne? tanya JiJoon dengan nada memaksa.
“Kau
sangat sangat sangat berarti untuk hidupku, aku tidak ingin hal yang buruk
terjadi padamu. Dan bila hal itu memungkinkan aku lebih suka kau membagi rasa
sakitmu denganku. Hatiku terasa sangat sakit melihatmu seperti ini.” Bisik
JiJoon ditelinga HyukJae.
“Ne
chagi, aku berjanji. Kau juga sangat berarti untuk hidupku. Aku tidak akan
membuatmu menangis sedih lagi karenaku. Aku akan berusaha membuatmu bahagia, dan
membayar hutangku karena aku membuatmu menangis.”
“Saranghae,
Oppa-ya”
“Nado,
chagi”
END
Sweet <3
ReplyDelete