Thursday, February 7, 2013

-Drabble- "Cause You are My Life,Oppa-ya"




Title : “Cause You are My Life, Oppa-ya “
Author : Park JiJoon

Main Cast
- Lee Hyuk Jae
-Park Ji Joon

Genre : Romance 

Length : Drabble

Warning : Drabble ini tercipta ditengah kegalauan, mendengar nampyeon saya tercinta sedang menjalani operasi mata hari ini*tabok Hyuk. Cepet sembuh Oppa chagiii*kecupkecup
Disclaimer : JoonHyuk is real, sah dunia akhirat kekekekekeke~~. The story belong to me, don't copy paste, HATE Plagiat..! Thanks for reading, don't like it just ignore it..!
Happy Reading


                                            ===     STORY BEGIN         ===



Matahari hanya memancarkan semburat sinar jingganya di sore itu, sinarnya tidak lagi mampu menghalau udara dingin bulan February yang masih menyelimuti kota Seoul. Nampak JiJoon duduk ditepi tempat tidur di dalam sebuah kamar yang didominasi warna coklat muda dan semua benda didalamnya tertata sangat rapi. Disampingnya terbaring seorang namja tampan, dengan wajah yang sedikit pucat. Rasa khawatir jelas terlukis diwajah JiJoon, sejak beberapa jam yang lalu sedikitpun yeoja itu tidak mengalihkan perhatiannya dari Lee HyukJae, namja dihadapannya itu.

 JiJoon balas mengeratkan genggaman tangan HyukJae yang bertaut di jemarinya erat. Mata namja itu terpejam, keringat membasahi dahinya dan sesekali rahangnya mengeras bersamaan dengan genggaman tangannya yang menguat. Namjanya, Lee HyukJae sedang bertarung melawan rasa sakit pasca operasi matanya beberapa jam yang lalu. Entah apa yang membuatnya berkeras melakukan operasi itu, padahal namja itu sangat membenci dokter dan peralatannya terutama jarum suntik. Bagi JiJoon, tidak menjadi masalah baginya jik  namjachingunya memakai kacamata ataupun contact lens.

“Oppa, gwaenchana? Eodi appo? Neomu appa-yo?” tanya JiJoon khawatir untuk kesekian kalinya. Namja itu hanya menggeleng, dan kembali mengeraskan rahangnya. JiJoon sangat tahu itu bohong, diudara sedingin ini namja itu masih bisa berkeringat begitu banyak dan ekspresi wajahnya benar-benar tidak bisa disembunyikan.  Jijoon mengambil sapu tangan disakunya dan mulai menyapukannya didahi HyukJae untuk menghapus keringat yang mengalir disana.

“Wae-yo Oppa? Kenapa kau melakukan operasi ini?  Kau tahu aku sangat benci melihatmu kesakitan.” Isaknya sambil kembali menyapukan saputangannya perlahan.

“Bukan suatu masalah bagiku, bahkan jika kau memang harus memakai kacamata, aku tidak pernah mempermasalahkannya. Toh tanpa operasi-pun tidak mempergaruhi kesehatanmu.  Aku benci melihatmu menahan sakit, apa kau tidak tahu aku sangat khawtir eoh?” Tangis yeoja itu akirnya pecah, air matanya mengalir membasahi jemari sebelah tangannya yg masih bertaut dengan jemari Hyukjae. Yeoja itu kemudian memalingkan wajahnya yang sedari tadi menatap wajah namjanya itu dan  menutup mulutnya untuk menahan suara tangisnya.  Beberapa detik berlalu dalam kesunyian, JiJoon dan HyukJae hanya saling terdiam seakan menyelami pikiran mereka masing-masing. Hanya terdengar suara angin yang menderu menerpa jendela kamar HyukJae dan sesekali terdengar suara isakan JiJoon.

“Mian.. Mianhae aku tidak banyak membicarakan semuanya denganmu karena hal inilah yang kutakutkan akan terjadi.” HyukJae menghela nafas yang terasa berat didadanya, kemudian melanjutkan ucapannya.

“ Aku membenci saat aku melukai hatimu dan membuatnya memaksamu meneteskan airmata. Aku benci melihatmu menangis. Arra? “ Ujarnya masih dengan mata terpejam. Sebelah tangannya meraba-raba untuk menemukan wajah Jijoon, karena dokter masih melarangnya membuka matanya untuk beberapa saat. Kemudian dengan jemarinya dihapus air mata yang masih mengalir dari ujung mata JiJoon.

“Aku melakukannya agar aku bisa melihat dunia dengan lebih jelas dan baik sepertimu dan orang-orang lainnya. Aku ingin melihat duniaku dengan jelas, kau adalah duniaku. Apa kau tidak tahu?” kata-kata Hyukjae benar-benar membuat JiJoon tertegun. Dibalik sikap masa bodohnya, namja itu begitu menyayangi dan memperhatikannya, bahkan mampu melontarkan kata-kata seperti itu.

“Oppa..” bisik JiJoon dengan suara tercekat, tidak mampu lagi melanjutkan kata-katanya.

“Gwaenchana, nan gwaenchana chagi-ya. Hanya tetap tinggalah disisiku agar rasa sakit ini berkurang. Aku tidak membutuhkan obat atau suntikan relieve pain apapun saat kau ada disisiku. Dan tersenyumlah, karena itu adalah hal pertama yang ingin kulihat saat aku pertama kali membuka mataku.” ucapnya perlahan, kemudian membawa tangan JiJoon yang masih dalam genggamannya mendekati bibirnya dan mengecupnya.

“Mianhae Oppa, tidak seharusnya aku begini, seharusnya aku memberimu semangat dan kekuatan bukan seperti ini…” desis JiJoon lirih, kembali terisak.

“ Aku hanya sangat mengkhawatirkan keadaanmu. Boleh aku memelukmu?”

“Ne, tentu saja chagi-ya.. “ Jijoon membungkukan badannya, dan memeluk erat namjanya yang terbaring dihadapannya. Mendengar detak jantungnya dan merasakan harum tubuhnya. Jijoon kembali mengeratkan pelukannya saat dirasakan, HyukJae mengecup puncak kepalanya sayang seakan mengatakan dirinya baik-baik  saja dan memerintahkannya untuk berhenti khawatir karena semuanya baik-baik saja.

“Oppa.. berjanjilah padaku, kau tidak akan melakukan hal seperti ini tanpa membicarakannya padaku dulu ne? tanya JiJoon dengan nada memaksa.

“Kau sangat sangat sangat berarti untuk hidupku, aku tidak ingin hal yang buruk terjadi padamu. Dan bila hal itu memungkinkan aku lebih suka kau membagi rasa sakitmu denganku. Hatiku terasa sangat sakit melihatmu seperti ini.” Bisik JiJoon ditelinga HyukJae.

“Ne chagi, aku berjanji. Kau juga sangat berarti untuk hidupku. Aku tidak akan membuatmu menangis sedih lagi karenaku. Aku akan berusaha membuatmu bahagia, dan membayar hutangku karena aku membuatmu menangis.”

“Saranghae, Oppa-ya”

“Nado, chagi”

END

1 comment: