FF me and my "idol" boyfriend |
Title : Me and my "idol" boyfriend
Author : Mrs. Lee
Cast : Lee Hyuk Jae
Park Ji Joon (OC)
Jung Hyun Hoon (OC)
Genre : AU, Comfort, a little bit sad
Rated : PG-13
Length : One Shoot
Disclaimer : All cast IN this story is mine. The idea, plot and setting are purely came from my brain and my imagination :D
Thanks to all the reader and if you don’t mine please give me your review about this Ficlet. Deep Bow ^^
STORY BEGIN
Taukah kalian bagaimana rasanya marah secara tiba-tiba. Merasakan seolah-olah tubuh kalian terbakar karena terlalu marah. Seperti saat itu ada kekuatan luar biasa yang sanggup menghancurkan cup yang sedang kalian genggam?
Melihat seorang idola yang dikerubuti oleh fans adalah hal yang lumrah terjadi. Mengejar-ngejar idola kemudian mendapatkan foto-foto ekslusif adalah hal yang membanggakan sekaligus membahagiakan. Namun bagaimana jika idola itu adalah kekasih kalian?
Bagaimana jika pria yang diperhatikan oleh para wanita dengan tatapan lapar itu adalah kekasihmu? Perasaan semacam itulah yang tengah menghinggapi gadis bernama Park Ji Joon. Beberapa bulan lalu hidupnya sebagai fans biasa terasa tenang dan menyenangkan. Namun sekarang semenjak status “fans biasa”-nya berubah menjadi “kekasih sang idola”, semuanya pun turut berubah. Baik sudut pandangnya berpikir dan juga perasaannya. Saat menjadi seorang fans Ji Joon akan rela membagi beberapa foto eksklusif idolanya dengan fans lain. Tapi saat ini, mampukah dia membagi foto kekasihnya dengan wanita lain yang jelas-jelas juga mencintai kekasihnya?
Terlebih lagi saat ini Ji Joon sangat kesulitan mengendalikan rasa cemburunya yang menggila dan mulai membuatnya tidak nyaman. Well yah, dia tahu kekasihnya adalah idola berjuta-juta wanita diluar sana bahkan dia pun juga melakukan hal yang sama beberapa waktu lalu. Tapi saat keadaannya berubah seperti ini, Ji Joon tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri untuk tetap bertindak waras dan menahan egonya.
Seperti yang terjadi hari ini, lagi-lagi Ji Joon mengeram kesal dan menutup laptop berwarna pink-kesayangannya-beberapa saat setelah melihat video yang dikirimkan di dalam sebuah grup yang dia ikuti. Di sana tampak kekasihnya kewalahan menghadapi kerumunan fans berambut blonde ditambah lagi dengan tubuh S-line yang menggiurkan di sebuah bandara London.
Ji Joon dengan cepat menyambar smartphone miliknya dan mulai aktifitas menggeser dan menekan layar. Dia terlihat mengetikkan sesuatu dan kemudian melempar benda itu ke atas tempat tidur. Beberapa detik kemudian Ji Joon melakukan hal yang sama, merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya.
Ji Joon dengan cepat menyambar smartphone miliknya dan mulai aktifitas menggeser dan menekan layar. Dia terlihat mengetikkan sesuatu dan kemudian melempar benda itu ke atas tempat tidur. Beberapa detik kemudian Ji Joon melakukan hal yang sama, merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya.
“Penyambutan yang meriah, sepertinya kau senang Oppa.”
Setelah mengirimkan pesan itu, ada perasaan aneh yang mengganggunya, membuat jantungnya berdebar keras dan keringat dingin muncul secara tiba-tiba di dahi dan punggungnya.
"Apakah dia akan marah? Apa dia terganggu? Apa dia akan kecewa dengan sikapku?" Pertanyaan-pertanyaan itu silih berganti memenuhi otak Ji Joon yang sedang sangat kacau. Satu menit, dua menit dan berpuluh-puluh menit berlalu. Tapi tidak ada balasan. Perasaan Ji Joon semakin bertambah kacau.
"Apakah dia akan marah? Apa dia terganggu? Apa dia akan kecewa dengan sikapku?" Pertanyaan-pertanyaan itu silih berganti memenuhi otak Ji Joon yang sedang sangat kacau. Satu menit, dua menit dan berpuluh-puluh menit berlalu. Tapi tidak ada balasan. Perasaan Ji Joon semakin bertambah kacau.
Ji Joon terkadang meruntuki dirinya sendiri yang bersikap egois. Ketika dia mengingat apa yang dicapai kekasihnya saat ini bukanlah hal yang instan dan akan berhasil dalam waktu 3 menit seperti ramyun cup.
Kekasih Ji Joon adalah seorang member boyband terkenal di Korea Selatan. Dia adalah Lee Hyuk Jae atau yang sering disebut dengan nama Eunhyuk. Sebagai seorang fans berat boyband itu, Ji Joon paham benar apa yang harus dilalui kekasihnya hingga sampai pada tahap yang sebagus ini. Ji Joon sangat ingin mengerti, Ji Joon sangat ingin bisa dengan hati yang ringan membiarkan Hyuk Jae menjadi sasaran para fans. Karena mereka semua hanya Fans! Tapi satu hal yang harus diingat adalah Ji Joon juga seorang wanita biasa yang ingin mendapatkan hak akses penuh pada kekasihnya.
Kekasih Ji Joon adalah seorang member boyband terkenal di Korea Selatan. Dia adalah Lee Hyuk Jae atau yang sering disebut dengan nama Eunhyuk. Sebagai seorang fans berat boyband itu, Ji Joon paham benar apa yang harus dilalui kekasihnya hingga sampai pada tahap yang sebagus ini. Ji Joon sangat ingin mengerti, Ji Joon sangat ingin bisa dengan hati yang ringan membiarkan Hyuk Jae menjadi sasaran para fans. Karena mereka semua hanya Fans! Tapi satu hal yang harus diingat adalah Ji Joon juga seorang wanita biasa yang ingin mendapatkan hak akses penuh pada kekasihnya.
***
Rasanya beberapa bulan lalu saat Hyuk Jae menyatakan perasaan, dia menjadi gadis yang paling berbahagia di dunia ini. Sebelumnya dia harus berlomba dengan jutaan gadis lain yang juga mencintai Hyuk Jae. Namun saat itu juga dia sadar, akan ada konsekuensi yang harus dijalani ketika mendapatkan cinta spesial dari sang idola. Ji Joon tidak pernah tahu kalau konsekuensinya akan menjadi seberat ini.
Gadis bermarga Park itu, menghembuskan nafas dengan berat sembari menatap foto Hyuk Jae berukuran super besar yang sengaja diletakkan berhadapan dengan tempat tidurnya. Eunhyuk idolanya dan Hyuk Jae kekasihnya adalah pria yang sama tapi terkadang apa yang sering kali dilihatnya di layar kaca bukanlah dirinya yang sebenarnya. Eunhyuk idolanya adalah pria yang ceria dan lucu, namun terkadang dalam dunia nyata dia terkadang menjadi sosok yang pendiam. Tidak jarang hal itu membuatnya khawatir.
“Oppa, apa kau sakit?”
“Tidak, aku baik-baik saja.”
“Lalu? Kau terlihat berbeda.”
“Tenanglah sayang, aku terlalu banyak bicara dan melucu pada syuting hari ini. Aku hanya kehabisan energi. Mungkin stok tawa-ku sudah habis dan aku perlu men-charge-nya ulang.” Ungkapan bahwa tidak selamanya yang kau lihat itu adalah kebenaran, memang benar. Hyuk Jae-nya memang memiliki kepribadian yang lebih tenang jika kamera tidak sedang menyorotnya.
Sekarang yang bisa dilakukan Ji Joon hanya menunggu, apakah Hyuk Jae akan membalas pesannya dan secara langsung mengakhiri hubungan mereka, mengabaikannya atau dia tidak lagi ingin melihat wajahnya.
Arggghh! Hal-hal itu membuat perasaan Ji Joon semakin buruk. Saat itu hujan baru saja berhenti, semilir sejuk udara malam dan aroma tanah yang masih menguar membuat Ji Joon memutuskan untuk sejenak menghirup udara diluar.
Arggghh! Hal-hal itu membuat perasaan Ji Joon semakin buruk. Saat itu hujan baru saja berhenti, semilir sejuk udara malam dan aroma tanah yang masih menguar membuat Ji Joon memutuskan untuk sejenak menghirup udara diluar.
Ji Joon segera bangun dari tempat tidur dan membalut tubuhnya dengan mantel tebal berwarna coklat tua. Ji Joon memasukkan kedua tangannya pada saku masing-masing bagian kiri dan kanan mantelnya. Dia berjalan perlahan tanpa tujuan yang jelas, sembari menghirup dalam-dalam udara segar melalui hidungnya. Seketika itu senyuman mulai tergambar dibibirnya. Ji Joon sangat menyukai aroma tanah yang baru saja tersiram hujan. Ji Joon sangat menyukai suara titik-titik hujan yang beradu bumi. Namun dia sangat membenci guntur, kilat dan badai. Suasana ini perlahan mulai membangun moodnya yang sempat berantakan beberapa waktu yang lalu.
Beberapa saat berjalan, tidak terasa Ji Joon melewati hampir 2 blok gedung dan pertokoan tidak jauh dari apartemennya. Dia kemudian memutuskan membeli satu cangkir kopi dan duduk di pinggiran sebuah taman. Bahkan bangku-bangku di taman itu masih terasa dingin dan sedikit basah setelah terguyur hujan. Duduk disana sendiri seperti membuat otaknya bisa kembali bekerja dengan baik. Dia kembali meruntuki diri sendiri ketika mengingat bahwa kejadian seperti ini tidak terjadi kali ini saja.
Hari itu Ji Joon benar-benar hilang kendali saat melihat sebuah foto di sebuah forum privat. Dalam foto itu Hyuk Jae tengah berjalan sangat dekat dengan seorang wanita, keduanya berjalan menuju mobil Hyuk Jae. Di sebuah video yang juga diunggah dalam forum itu terlihat keduanya memasuki mobil yang sama dan kemudian meninggalkan tempat parkir perusahaan yang dikerumuni fans. Bayangkan bagaimana perasaan Ji Joon pada saat itu. Orang lain lebih dulu mengetahui hal itu dari pada dirinya. Hyuk Jae tidak pernah mengatakan apa pun tentang “pulang bersama wanita seksi dengan wajah seperti boneka barbie”! Dia hanya mengatakan memiliki jadwal latihan di kantor sore ini dan see apa yang muncul pada akhirnya!
Ji Joon benar-benar merasa marah saat itu dan tanpa berpikir apa-apa dia bergegeas menuju rumah kekasihnya. Dia tidak bisa menunggu penjelasan keesokan hari atau entah kapan pria itu berniat menjelaskan semua ini. Menurut perhitungan, seharusnya Hyuk Jae sudah sampai di rumah setengah jam yang lalu. Tapi sudah hampir satu jam Ji Joon menunggunya dan dia belum juga pulang. Rumah yang disebutkan Ji Joon sebenarnya adalah apartemen yang ditinggali Hyuk Jae dan beberapa member yang lain. Ada perasaan tidak enak kalau Ji Joon datang ke sana, tapi kali ini dia benar-benar tidak tahan dengan berita yang baru saja rilis. Terlebih lagi dia tidak bisa menghubungi Hyuk Jae, entah handphone-nya memang mati atau sengaja dimatikan.
Ji Joon hampir saja menyerah dan memutuskan pulang saat satu jam kemudian Hyuk Jae muncul. Pria itu tampak terkejut melihat Ji Joon duduk memeluk lututnya di koridor apartemen. Ji Joon tidak biasanya datang tanpa memberitahunya. Saat itu, Hyuk Jae masih belum tahu apa yang dibicarakan para fans dan netizen diluar sana.
“Oh, Joon-ie. Apa yang kau lakukan disini? Kau menungguku?” Hyuk Jae membantu gadisnya berdiri, tapi dia merasa ada yang aneh. Gadis itu akan selalu tersenyum cerah saat bertemu. Malam ini dia terus saja menunduk dan menghindari menatap matanya. Ji Joon hanya menganggukketika harus menjawab pertanyaan.
“Ayo kita masuk, kenapa menungguku di luar? Cuacanya sangat dingin.” Kali ini Ji Joon menggeleng dan menarik tangan yang berada dalam genggaman Hyuk Jae. Pria itu menoleh heran.
“Ayo berbicara di dalam?” Ji Joon menggelengkan kepala lagi, dia menunduk mengaduk isi tas, kemudian menunjukkan sebuah foto dari layar smartphone-nya.
“Ini. Siapa dia?”
“Kau mencemaskan hal seperti ini? Sampai membeku menungguku? Joonie... apa yang kau pikirkan?” Hyuk Jae jelas heran dengan apa yang dilakukan kekasihnya itu. Benarkah hanya karena sebuah foto, gadis itu rela menunggunya di tengah cuaca yang bisa membuatnya membeku itu? Mengapa dia tidak berusaha menghubunginya dulu sebelum repot-repot datang? Hyuk Jae kemudian mengumpati dirinya sendiri, tentu saja Ji Joon tidak bisa menghubunginya. Benda itu kehabisa baterai sejak beberapa jam yang lalu.
“Jawab saja siapa dia?!” Ji Joon berbicara terbata-bata, namun jelas terlihat dia sama sekali tidak berniat menyerah sebelum pertanyaannya terjawab. Perasaan sesak mulai menyergap. Ji Joon tidak habis pikir, menurutnya ini adalah hal yang sangat penting dan Hyuk Jae seakan menganggap ini hal sepele.
“Joon-ie, dia bukan siapa-siapa.”
“Bagaimana aku tahu dia bukan siapa-siapa, Oppa tidak pernah mengatakan apa pun. Tidak juga mengatakan akan pergi bersamanya. Lalu pulang terlambat. Kalau hari ini aku tidak berdiri disini aku sangat yakin, aku juga tidak akan pernah tahu Oppa pulang selarut ini. Aku bahkan tidak bisa menghubungimu.” Air mata mulai menyeruak, menggenangi pelupuk matanya dan siap jatuh. Tapi Ji Joon menahannya. Hyuk Jae tidak menyukai gadis yang merengek dan menangis.
“Maafkan aku, aku lupa men-charge handphone-ku tadi. Maaf membuatmu cemas,” ujar Hyuk Jae berusaha menjelaskan. Dia kembali meraih Ji Joon dan memeluknya. Beberapa detik kemudian Ji Joon mendorong Hyuk Jae untuk melepaskannya.
“A... Apakah Oppa terpaksa selama ini?”
“Terpaksa? Apa maksudmu?”
“Terpaksa bersamaku, dia lebih cantik dan...”
“HENTIKAN! Hentikan sebelum aku benar-benar marah. Mengapa kau berpikir sampai sejauh itu? Menurutmu aku terpaksa? Jadi kau belum mempercayaiku, Joon-ie?” Ji Joon semakin menundukkan kepalanya. Apakah dia benar-benar keterlaluan mendorong perasaan Hyuk Jae sampai sejauh ini?
“Seharusnya aku yang marah dan meneriakimu, Oppa! Aku tidak pernah mengatakan tidak mempercayaimu, tidak bisakah memahamiku sedikit saja? Aku tidak percaya diri berada disampingmu. Sementara aku sangat mencintaimu, aku takut kau akan meninggalkanku.”
Hyuk Jae menghembuskan nafasnya kasar beberapa kali memandang gadis yang terlihat begitu menyedihkan dihadapannya itu. Hyuk Jae tidak pernah senang melihat Ji Joon menderita dan menangis. Dia selalu bertekat akan selalu membuat gadis itu bahagia saat bersamanya tapi yang dilakukannya malah melukainya dan membayangi kepribadian ceria gadis itu menjadi redup seperti ini.
Perlahan Hyuk Jae mendekati Ji Joon dan dengan hati-hati dia menarik tubuh gadis yang sedang terguncang karena menangis itu masuk ke dalam pelukannya. Tangannya mengusap lembut rambut Ji Joon dengan gerakan naik turun dengan tempo yang beraturan.
Perlahan Hyuk Jae mendekati Ji Joon dan dengan hati-hati dia menarik tubuh gadis yang sedang terguncang karena menangis itu masuk ke dalam pelukannya. Tangannya mengusap lembut rambut Ji Joon dengan gerakan naik turun dengan tempo yang beraturan.
“Maafkan aku, JiJoon-ie. Aku membuatmu tersiksa dan menangis. Maaf, aku tidak bisa membuatmu selalu tersenyum tapi malah membuatmu seperti ini. Maafkan aku tidak pernah mempunyai banyak waktu untukmu. Maafkan aku karena pekerjaanku memaksamu untuk sering melihatku bersama wanita lain.” Hyuk Jae menyelesaikan ucapannya dengan mengecup lembut puncak kepala Ji Joon.
Hyuk Jae menangkup kedua sisi leher Ji Joon dengan kedua tangannya, membuat gadis itu sedikit mendongak memandang Hyuk Jae. “Dengarkan aku, dia hanya seorang dancer yang akan tampil dalam video klip kami yang terbaru. Percayalah padaku.” Tidak tahan dengan perlakuan Hyuk Jae yang otomatis membuat jantungnya berdegup keras dan nyaris menimbulkan rasa nyeri, Ji Joon melangkahkan kakinya mundur dan menunduk.
“Seharusnya Oppa memberitahuku sebelum aku bepikiran buruk. Maafkan aku juga,” bisiknya lirih hanya mampu menatap ujung sepatu mereka berdua. Hyuk Jae kembali merangkul bahunya.
“Baiklah, mulai sekarang kupastikan kau tidak akan melewatkan apa pun, okay?”
Ji Joon menunduk menyembunyikan senyuman ketika mengingat kejadian itu. Ji Joon sangat beruntung dia belum menyerang Hyuk Jae membabi buta dengan handbag-nya malam itu. Meskipun Ji Joon tidak seharusnya menyangsikan Hyuk Jae lagi dan merasa ketakutan tanpa alasan yang jelas mengenai hubungan mereka berdua, tetap saja perasaan cemburu itu sangat sulit untuk dihilangkannya.
Dia baru saja menyesap kopinya dengan pandangan masih menenawang jauh saat seseorang menepuk pundaknya perlahan dan menyapanya.
“Ji Joon-sshi?” Ji Joon mengerjapkan matanya cepat, beberapa detik otaknya berusaha keras mengenali wanita cantik berambut panjang kecoklatan yang berdiri dihadapannya itu. Ji Joon merasa komposisi wajah cantiknya sangat familier, dia sangat yakin pernah melihatnya tapi entah dimana.
“Errr...?” dahi Ji Joon terlihat berkerut pertanda gadis itu masih berpikir keras.
“Kau lupa? Aku Hyun Hoon, Jung Hyun Hoon.” Setelah gadis itu meyebutkan namanya otak Ji Joon yang semula semacam diliputi badai, suram dan gelap akhirnya menemukan titik terang. Pantas saja dia merasa pernah melihat wanita ini. Kalau tidak salah mengingat Yesung memperkenalkan mereka berdua beberapa bulan yang lalu. Dia adalah kekasih Yesung. Sama seperti dirinya, dia juga memilih untuk diam-diam menjadi kekasihnya.
“Ah, Hyun Hoon-sshi!” pekik Ji Joon menepuk dahinya. “Maafkan aku, otakku terlalu sibuk mengingat hal lain. Maafkan kemampuanku yang sangat buruk soal mengenali orang.” Ji Joon terkekeh mempersilahkan Hyun Hoon duduk disampingnya.
“Apa yang kau lakukan disini? Ah ya, bolehkah aku berbicara dengan santai? Yesung Oppa pernah bercerita bahwa kita dilahirkan di tahun yang sama.”
Ji Joon mengangguk senang. Dia mengagumi kekasih Yesung ini. Dia cantik dan terlihat mudah bergaul. Berbeda dengannya yang memerlukan waktu sedikit lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
“Aku, emm... Hanya memerlukan udara segar, agar otakku ini kembali berfungsi dengan baik.” Ji Joon terkekeh, diikuti oleh Hyun Hoon. “Apa yang kau lakukan disini Hyun Hoon-sshi? Apakah kau tinggal di sekitar sini?”
Kali ini giliran Hyun Hoon mengangguk. “Ya, aku tinggal tidak jauh dari sini. Aku baru saja menemui Jong Woon Oppa.” Hyun Hoon memamerkan tas berisi beberapa roti berlabel mouse & Rabbit.
“Ah, aku iri. Meskipun Oppa sedang menjalani tugas militer, kau tetap bisa bertemu dengannya.” Tanpa sadar Ji Joon menghembuskan nafasnya sedikit keras.
“Apa kau jarang bertemu Hyuk Jae Oppa?”
Ji Joon tersenyum dengan setengah hati. “Memang dia tidak sedang berada di Korea saat ini, tapi aku masih bisa menahannya...” Hyun Hoon menoleh memandang Ji Joon, berharap akan ada kelanjutan dari kalimatnya yang diucapkan dengan menggantung itu.
“Lalu?”
“Entahlah, hanya merasa...” Ji Joon mengangkat bahunya, merasa bingung antara harus menceritakan perasaannya atau lebih baik diam. Belum tentu Hyun Hoon bersedia mendengarkan celotehannya, jika Ji Joon meneruskan bercerita. Dia belum begitu mengenal Hyun Hoon, mengingat ini pertemuan pertama mereka tanpa Hyuk Jae maupun Yesung.
“Mungkin aku bisa membantumu.” Hyun Hoon tersenyum tulus dan menggenggam sebelah tangannya lembut. Ji Joon merasa dia seperti seorang sahabat yang sudah dikenalnya selama bertahun-tahun. Terlebih lagi Hyun Hoon sudah menjalani kehidupan “menjadi kekasih idol” lebih lama dari pada dirinya.
“Emm... sebenarnya aku bingung. Apakah kau pernah merasa sangat marah karena cemburu dan otakmu menjadi tidak bisa berpikir dengan benar?” tanya Ji Joon dengan wajah sedikit malu-malu. Sedangkan Hyun Hoon segera paham dengan arah pembicaraan Ji Joon. Ternyata Ji Joon terserang penyakit yang dulu juga pernah dirasakannya, mungkin sampai saat ini masih sering kambuh dan membuat sudut hatinya berdenyut nyeri.
“Ah, jadi itu yang membuatmu melamun sendirian di taman seperti ini?” Hyun Hoon terkekeh melihat pipi Ji Joon dihiasi semburat kemerahan secara tiba-tiba.
“Tenanglah, bukankah normal merasa cemburu pada kekasihmu? Apalagi dia juga dicintai oleh jutaan wanita lain. Hanya saja kau perlu terbiasa untuk tidak bertindak menuruti emosi.”
Ucapan yang meluncur dengan lancar dari bibir Hyun Hoon yang dipulas dengan lip tint berwarna jingga itu sukses membuat Ji Joon merasa malu. Tentu saja karena dia baru saja melakukan “hal yang terdorong karena emosinya”.
“Upss... rasanya aku baru saja melakukannya lagi, Hyun Hoon-sshi.” Ji Joon terlihat malu, menggaruk rambutnya yang sama sekali tidak gatal.
“Memang tidak mudah untuk selalu menjadi seseorang yang tidak terlihat, bukan? Sementara kau ingin menyatakan hak kepimilikanmu atas dirinya kepada semua orang.” Ji Joon merasa tidak salah menceritakan apa yang dirasakannya pada Hyun Hoon. Dia tahu benar apa yang dirasakannya selama beberapa bulan belakangan ini.
“Jadi apa yang harus kulakukan?”
“Ketika dia memilihmu diantara jutaan wanita yang mungkin saja lebih cantik, kaya, pintar, seksi, pengertian dan kelebihan yang lain, apakah kau masih merasa tidak percaya pada dirimu sendiri?” ucap Hyun Hoon dengan nada yang menyejukkan hati Ji Joon, “dia memiliki alasannya sendiri untuk memilihmu. Dia memiliki alasannya sendiri untuk menyatakan bahwa kau adalah gadis yang paling tepat untuknya. Jadi, cemburulah selama hal itu akan menambah perasaan cintamu padanya dan selama itu sehat untuk hubungan kalian berdua. Kau tidak perlu memikirkan kekuranganmu dan kelebihan orang lain. Kau adalah yang dipilihinya bukan orang lain.”
Tes...
Air mata bening jatuh dari sudut mata Ji Joon. Akhirnya sekarang dia mengerti apa yang selama ini membebani hatinya. Dia masih meragukan kekasihnya. Dia masih tidak percaya diri dengan cintanya.
“Eh? Kau menangis?”
“Ahaha, aku menyesal. Mungkin aku harus bertemu denganmu sejak beberapa waktu lalu, jadi aku tidak merasa tersiksa seperti ini. Kata-katamu membuat otakku yang bebal ini sadar.” Ji Joon menyeringai ke arah Hyun Hoon yang masih menepuk-nepuk pundaknya dengan lembut.
“Hehehe... aku hanya mengutip perkataan seseorang padaku.”
“Eoh? Yesung Oppa? Benarkah? Oh... aku tidak pernah tahu dia memiliki kosakata sebagus ini.” Keduanya lantas terkekeh bersama.
“Tenang saja Ji Joon-sshi. Semua akan baik-baik saja, aku pernah melalui skenario terburuk dari yang pernah kau bayangkan. Sekarang, kau lihat bukan? Aku baik-baik saja?” Ji Joon mengangguk. Ajaib! Hatinya sekarang jauh terasa lebih ringan.
“Percayalah bahwa dia tidak pernah melakukannya dengan sengaja dan dia akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga perasaanmu.”
***
Beberapa jam kemudian Ji Joon sudah kembali berada di kamarnya, siap dengan piyama dan selimut kesayangan. Dia memeriksa handphon, dengusan lolos perlahan karena Hyuk Jae belum juga menghubunginya. Dengan hati yang sedikit berat dia menggeserkan tangannya menuju ikon untuk aplikasi instagram dan dengan cepat membuka account instagram milik kekasihnya.
Beberapa detik kemudian Ji Joon menjerit senang. Hyuk Jae berusaha memberitahukan keadaannya melalui account instagramnya itu. Dalam sebuah foto penerbangannya ke London dia memposting sebuah foto dirinya dengan pesan “Aku pergi ke London dengan menggenakan baju biru. Aku terlihat tampan bukan?” Di dalam sebuah video yang lain dia melafalkan beberapa kata tanpa suara seperti yang sering dilakuakannya saat berada di panggung. “Joonie see you soon” begitu kata-kata yang bisa ditangkap olehnya. Dalam foto lain dia mengucapkan kata maaf.
Tidak ada orang yang tahu, hanya dirinya dan Hyuk Jae. Ji Joon berharap dia bisa memutar waktu dan bersikap lebih sabar. Dia berharap bisa menahan diri dan bisa lebih peka dengan hal disekitarnya. Ahh... Lee Hyuk Jae, pria-nya itu selalu saja menemukan cara yang unik untuk mengungkapkan perasaandan dalam sekejap membuat Ji Joon disergap perasaan malu karena tingkah lakunya sendiri.
Mencintai pria itu bak sebuah medan perang bagi Ji Joon, dia tidak akan menyerah begitu saja, Hyuk Jae terlalu berharga. Dia akan berusaha percaya pada dirinya dan juga pada kekasihnya itu. Semua akan baik-baik saja selama Hyuk Jae masih disana mempertahankannya.
END
Perlu sequel thor, lanjutkan :D
ReplyDelete